Ayana #Part 28: Real Match (Lanjutan)

diyanti86 (51)in #steempress • 6 years ago

Cerita sebelumnya: Real Match

Hmmm … Bola ini memang sulit untuk diraih, tapi aku bisa memanfaatkan sisi ban pada posisi bola 3 sebelumnya untuk mengenai bola 3 sekarang. Dengan sedikit tekanan di satu titik di bawah center bola putih, serta pengambilan sudut ban yang tepat, cue ball melaju dan memantul tepat mengenai bola 3. Bola putih saat ini menggantikan posisi bola 3, sementara bola 3 terus melaju hingga mencapai bidang spot setelah memantul pada tiga ban.

Aku memang tak bisa menyelesaikan giliran ini dengan baik, tapi tentunya tak pula kuberikan giliran yang mudah pada lawanku itu.

Posisi bola 4 yang sangat dekat dengan bola putih, tidak memungkinkannya untuk melakukan jump shot lagi. Masih ada pula bola 5, 7, dan 9 di tengah-tengah bidang spot, hingga akan sangat sulit untuk mengenai bola 3 dengan menggunakan ban yang sama yang dilalui oleh bola 3 tadi. Herannya, Abian masih bisa terlihat tenang saat mengambil posisi menembak. Dia mengarahkan stik ke ban, mengikuti arah laju bola 3 sebelumnya dan menembakkan pukulan dengan tenaga yang tidak cukup besar. Sepertinya dia juga tau jika melakukan tembakan sedekat itu pada ban, bisa membuat bola putih terlompat keluar.

Bola putih memantul di ban pertama dan dengan cepat melaju ke ban selanjutnya. Tepat setelah menabrak ban ketiga, bola putih melambat seketika dan … wow! Dia berhasil mengenai bola 3 tanpa menyentuh bola 7, 5 ataupun bola 9. Tapi, dengan laju yang perlahan seperti itu, baik bola target maupun bola putih, tidak akan sempat menyentuh ban selanjutnya yang berarti foul tetap terjadi.

“Foul!” Wasit bersuara sambil mengangkat bola putih dari meja. Sembari sedikit mengusap bola putih di tangannya, wasitpun mendekatiku untuk menyerahkan benda bulat yang terbuat dari gading gajah tersebut.

Sekarang giliranku.

Saat melihat posisi bola 3 yang cukup dekat dengan bola 9, sempat terpikir untuk melakukan jackball. Hanya saja, aku tidak terlalu ahli untuk melakukan hal itu dengan jarak bola 9 yang cukup jauh dari lobang. Kuputuskan untuk mengambil posisi dan meletakkan bola putih menghadap ke bola 9, tidak untuk men-jackball, melainkan melakukan savety. Dengan posisi ini, aku bisa menggiring bola 3 berada di balik bola 7, lalu menempatkan bola putih merapat di antara bola 9 dan 5, sehingga tidak memungkinkan olah lawanku untuk melakukan jumpshot. Selain itu, dia juga tidak bebas mengarahkan ban yang tepat karena setiap ban menjadi terhalang oleh bola 5 dan bola 9. Belum lagi masih ada sisi ban lain yang terisi bola 8 dan bola 6 di dekat lubang masing-masing.

Eksekusi pukulanku berarti pula memberikan giliran kembali pada lawanku. Tapi, ini bukanlah giliran yang mudah!

Arah ban di antara bola 8 dan bola 6 memang masih memungkinkan untuk mengenai bola 3 jika dia melakukan putaran yang tepat dengan memanfaatkan dua ban. Tapi, mengingat posisi bola 3 yang dekat dengan bola 7, akan cukup sulit untuk mengenainya dengan jalur itu.

Aku mendapati raut wajah Abian mulai berubah saat kami bertukar posisi. Kerutan di dahinya terlihat jelas, meski gesture-nya masih memperlihatkan kepercayaan diri yang tinggi. Kali ini ia tak langsung menembak, melainkan mondar-mondir di sekeliling meja sambil sesekali membungkuk dan memicingkan sebelah matanya.

Ternyata ia memutuskan untuk melewati jalur ban di antara bola 8 dan bola 6. Setelah mengayunkan stiknya sebanyak 3 kali, dilepaskannya tembakan yang cukup bagus. Bola putih tak hanya menggelinding, namun terlihat jelas berputar ke arah kanan, membentur ban pertama, mengarah ke ban kedua di sisi sebelah kanan, kemudian menuju bola 3 yang berdekatan dengan bola 7.

“Foul dua!” wasit kembali bersuara.

Aku tersenyum kecil sembari meninju lengan Chandra yang duduk di sebelah. Rencanaku berhasil! Bola putih terlihat jelas mengenai bola 7 terlebih dahulu sebelum akhirnya menyentuh bola 3.

***