Ayana #Part 12: Kau Pikir Aku Siapa?

in #steempress6 years ago (edited)

Cerita Sebelumnya: Bersamanya - Lanjutan


Source

“Aku udah bisa nebak, sih, kalo dia pasti dah pernah nikah.” Kak Vika terlihat begitu yakin, membenarkan ucapanku.

“Ya, dan katanya dia belum kepikiran lagi untuk mulai hubungan serius sama cewek.” Mataku tak sedikitpun teralihkan dari bola-bola yang menggelinding di atas meja, memastikan arahnya sudah sesuai dengan keinginanku.

“Tapi … masa dia nggak tertarik sedikitpun, sih, sama aku?” tanya Kak Vika sembari mengikuti langkahku mengitari meja.

“Begitulah. Dia malah bilang, kamu lebih cocok dengan Benny.” Aku menyelesaikan sodokan terakhir dengan sempurna. Sembilan bola, tanpa jeda.

Selang beberapa detik, bola-bola tersebut kembali berkumpul di atas meja, disusun rapi oleh Kak Vika. Sebenarnya tak seru bermain sendiri, tapi, peraturan baru di tempat ini tidak lagi mengizinkan marka bermain dengan pelanggan, sekalipun itu permintaan pelanggan. Padahal, mantan teman sekos-ku ini cukup sepadan menjadi sparing partner.

Betul-betul tak terasa, sudah hampir tiga bulan aku tak bekerja lagi di tempat ini.

“Ngapain kalian nyebut nama aku?” Benny tiba-tiba saja sudah berada di dekat kami.

Aku sama sekali tak sadar bahwa ternyata dia berada di ruangan ini juga. Lampu yang temaram dan konsentrasi yang tinggi, membuatku hanya fokus pada penempatan bola di bawah lampu besar, di atas meja berlapiskan karpet hijau.

“Kamu kapan datangnya?” Kak Vika mulai bermanja ria.

Sebenarnya aku heran, berkali-kali gadis cantik berambut ikal mayang itu curhat tentang rasa cintanya yang begitu besar pada Chandra, tapi, selalu pula dia memperlihatkan kedekatannya pada Benny setiap kali ada kesempatan.

“Baru aja, kok. Ada yang bilang Ayana main di sini, makanya aku mampir.” Benny meraih gadis mungil itu ke dalam pelukannya. Kak Vika memang sudah berumur, namun, perawakan yang kecil beserta wajah yang begitu imut membuatnya terlihat awet muda.

“Aku libur hari ini, kenapa kamu tetap ngikutin?” ucapku beberapa detik sebelum melepaskan break shot.

“Mau tau aja, persiapanmu sudah sampai dimana,” ucapnya sembari memainkan rambut Kak Vika yang tergerai.

Aku tak ambil pusing dengan mereka berdua, dan tetap fokus pada bola-bola di hadapanku. Terkadang, masih ada posisi yang tidak tepat. Besok, aku tak boleh gagal! Aku sudah janji untuk menunjukkan yang terbaik pada Koh Andrew.


Source

Tadinya kupikir, Benny hanya akan singgah sebentar dan tak menungguku sampai selesai. Ternyata, dia bertahan duduk manis di kursi penonton sembari menyaksikanku bermain tanpa henti hingga sejam kemudian. Barangkali karena ada Kak Vika juga, makanya dia betah. Toh, mereka berdua bisa bergurau dan bercanda tawa. Ah, entah kenapa aku tak bisa suka dengan lelaki yang satu itu! untung aja bukan dia yang pertama kali ngajak gabung dengan Koh Andrew dulu.

“Kemarin kamu temani Chandra ke Pekanbaru, kan? Sekarang, temani aku, ya. Aku tunggu di Rocky,” ucap Benny ketika hendak berpisah jalan denganku; aku ke pelataran parkir motor dan dia ke mobilnya.

Aku mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut. Sebenarnya aku enggan mengiyakan maunya. Tapi, daripada dikemudian hari jadi masalah, sebaiknya aku ikuti saja dulu ajakannya. Mungkin saja dia cuma mau ditemani ambil setoran di mal.

Sayang, tebakanku salah, Benny tidak hendak ke mal, tetapi ke hotel yang terletak di sebelahnya. Aku masih mencoba positive thinking saat melangkah menuju nomor kamar yang dikirimnya via sms; barangkali saja ada rekanan yang minta bertemu di sana.

Come here, dear,” ucapnya dengan tangan terbuka, ketika aku membuka pintu kamar. Senyumnya begitu lebar, namun terlihat menjijikkan di mataku.

“Kamu sendiri aja?” tanyaku ragu.

“Enggak. Berdua sama kamu,” jawabnya tanpa rasa bersalah.

Apa-apaan ini! Pandangan mataku beredar ke sekeliling ruangan. Benar, tak ada orang lain, selain kami di sini. Sepanjang lorong tadi juga tak kutemukan satu orang pun anak buahnya. Terlihat jelas, dia tak ingin diganggu kali ini.

“Aku nggak punya waktu untuk main-main denganmu.” Aku segera membalik badan.

“Tunggu! Jangan gitu, donk. Sama Chandra kamu begitu manis, kenapa sama aku begitu kasar?” Dia melangkah cepat dan menangkap tangan kananku.

***

Ada yang penasaran sama cerita-cerita sebelumnya? Mampir ke sini, yuk!:
Prolog

BAB 1 Hidup yang Kuperjuangkan dan Lanjutannya

BAB 2 Perjamuan dan Lanjutannya

BAB 3 Teman Lama dan Lanjutannya

BAB 4 Ingin Tahu dan Lanjutannya

BAB 5 Bersamanya dan Lanjutannya

 


Posted from my blog with SteemPress : https://endanghadiyanti.com/2018/09/20/ayana-part-12-kau-pikir-aku-siapa/

Sort:  

Wew,.. Brani Macam-macam si Benny...
Minta disikat juga tu bocah...
😕

Posted using Partiko Android

Besok kita bejek bejek dia 😆👌

Posted using Partiko iOS

beh main biliard ya ini? keren, aku ga bisa :D

Tunggu episode-episode berikutnya, kak. Sapa tau stelah baca lebih rinci tentang biliard, kk jadi bisa main, ahahahaaaaa 👌

Posted using Partiko iOS

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 65641.09
ETH 3479.54
USDT 1.00
SBD 2.50