Ayana #Part 18: Let's Play

diyanti86 (51)in #steempress • 6 years ago

Cerita Sebelumnya: Break Shot - Lanjutan

Sebuah rencana sudah tersusun rapi dalam kepalaku. Sekarang hanya tinggal mengeksekusinya.

Tanpa ragu kurenggangkan kaki, memasang kuda-kuda, mengunci badan dan menembakkan bola putih ke arah bola 2 yang berada di pinggir ban kanan. Bola 3 yang harus kubidik berikutnya, berada tepat di posisiku berdiri saat ini. Dengan memukul bola putih menggunakan efek kanan sejauh 1¹/₂titik dari center, tentunya bola putih itu akan berputar ke arah kanan usai bertabrakan dengan ban dan membawanya kembali ke posisiku sekarang.

Sesuai harapan, bola dua berhasil memasuki lobang dengan sempurna, dan bola putih kembali ke sisiku. Sekarang giliran bola 3. Saat hendak menembak bola tersebut, sebuah celah untuk membuka bola 5 dan bola 6 mulai terlihat. Kualihkan pandangan sejenak pada bola 4, yang akan menjadi sasaran tembak berikutnya, dan memutuskan untuk memperbaiki rencana.

Kubatalkan kuda-kuda menembak, mengambil chalk, dan memberikan gosokan lembut pada cue tip. Aku mengatur ulang simulasi pergerakan bola di dalam kepala. Dengan posisi saat ini, terdapat kesempatan untuk menggeser bola 9. Jika kuambil kesempatan itu, akan menguntungkan saat menembak bola 4 nanti, yang hanya perlu menggunakan satu ban saja untuk membuka posisi bola 5 dan bola 6.

Perlahan aku kembali pada posisi membidik bola 3 dan berpikir cepat. Jika aku menggunakan efek kiri, bola 5 dan bola 6 akan langsung terbuka dan jika aku menggunakan efek kanan mungkin saja akan ada keuntungan setelahnya ...

Kuputuskan untuk menggunakan efek kanan, menembak bola pada arah jam dua sejauh dua titik dari center cue ball. Yak! Bola putihku menabrak bola 9 usai menggelindingkan bola 3 ke arah lobang. Sekarang posisi bola 9 telah bergeser mendekati ban. Mataku mengikuti putaran bola putih yang terhenti tepat pada titik spot.

Untuk kedua kalinya, kuberikan sapuan ringan chalk pada cue tip sembari berjalan menuju sisi meja bagian kiri. Saat berada pada posisi tembak, aku terpaksa terkejut melihat posisi bola putih dan bola 4 yang ternyata berada dalam satu garis lurus menghadap ke arah lubang. Jika kugunakan follow through shot, tak hanya bola 4 yang akan bergerak lurus menuju lobang, tetapi juga cue ball.

Source

Kuputuskan untuk membatalkan tembakan dan mengangkat stik. Sepertinya aku harus memperbaiki rencana lagi. Mataku tak beranjak dari meja, sembari memperhatikan, apakah masih ada sudut yang bisa kuambil agar bola putih bisa meraih ban yang berada tepat di depannya. Sialnya, tidak ada!

Sembari jongkok di pinggir meja, kusipitkan mata agar fokus dan bisa lebih jelas melihat sudut yang mungkin bisa diambil. Tapi sama saja, tidak ada!

Cukup jelas, aku tak punya pilihan lain. Satu satunya cara adalah melakukan tarikan mundur pada cue ball. Tapi, tak bisa pula hanya mundur sedikit ... melainkan cukup jauh untuk ukuran pemain amatir sepertiku. Pukulan ini berisiko tinggi; mengharuskanku menembak titik terluar di bagian bawah bola putih yang bisa saja membuat bola tersebut melompat di atas meja.

Aku menarik napas panjang. Entah kenapa pandanganku jadi tertuju pada Abian. Lawanku itu tersenyum senang, terlihat jelas dia sedang meremehkanku. Dia pasti tahu betapa kesulitannya aku mengatur bola ini. Kagagalanku adalah kesempatan emasnya untuk menyelesaikan permainan, dan itu berarti ketidakmampuanku menunjukkan kemampuan terbaikku.

***