Ayana #Part 25: (Masih) Tentang Dia

in #steempress6 years ago

Cerita Sebelumnya: Triple Ace? - Lanjutan


Source

“Ay, mami ngajak makan malam bareng.” Rendy mengejutkanku pada suatu pagi di ruang kelas yang masih sepi.

“Kapan-kapan aja, lah.” Aku menutup buku catatan karibku itu, yang baru saja selesai disalin ke catatanku.

“Jangan gitu, kamu kan jarang-jarang libur. Kali ini aja, ya …,” bujuknya.

Aku sebenarnya tak tertarik mengiyakan permintaannya. Belum lagi, mami pernah menyakiti hatiku dengan sikap sinisnya usai mengetahui dimana aku bekerja. Padahal, awalnya beliau begitu ramah dan selalu penuh semangat menceritakan perubahan Rendy; sudah lama dia menginginkan putranya menjadi lebih berani dan membuang jauh sifat introvert, ternyata … baru setelah bertemu denganku, Rendy bisa menjadi seperti yang diinginkan orang tua tunggalnya itu.

“Ya, nanti biar aku datang sendiri. Enggak usah dijemput,” tutupku sembari menyerahkan buku tebal yang berisikan catatan seluruh mata pelajaran semester ini. Ternyata, aku tak tega juga menatap wajahnya yang begitu memelas.

Lelaki berkulit putih pucat ini memang sangat bisa diandalkan untuk urusan kampus. Dia rajin mencatat, tidak pernah tidak hadir di kelas, bisa mengerti dengan cepat penjelasan dari para dosen, dan selalu mendapatkan nilai tinggi dalam tugas-tugas serta ujian. Hingga hari ini, aku tak bisa membayangkan akan seperti apa nilai kuliahku jika tidak pernah mengenalnya.

Tak lama berselang, ruang kelas ini pun menjadi ramai. Rendy mulai diam, dan kembali berbeda dari dia yang biasa bercakap-cakap denganku. Hingga kini aku masih heran, bagaimana bisa dia menjadi begitu berbeda. Dia tak pernah mau terlihat mencolok di depan orang lain, tak sekalipun mendominasi percakapan dalam kelas, dan selalu memilih untuk tidak bersuara jika sudah berada di antara orang banyak.


Source

“Nanti kalo kalian sudah selesai kuliah, kerja di tempat mami aja, ya.” Perempuan setengah baya yang masih terlihat cantik dan segar bugar itu memulai percakapan di meja makan.

“Baru juga semester tiga, Mah,” jawabku santai.

“Mami pengennya, sih, dipersiapkan dari sekarang aja. Kan, kamu bisa coba-coba magang dulu. Kalo Rendy mungkin agak beda, karena dia dipersiapkan untuk gantiin posisi Mami.”

Aku menghentikan suapan dan mulai menatap mami dengan serius. Sepertinya, beliau sungguh-sungguh ingin membuatku berhenti kerja di DM.

“Apa … Mami perlu gaji kamu dua kali lipat daripada tempat kerja sekarang?” lanjutnya sembari memotong steak di atas piring.

Apa ini? Bukankah sebetulnya ini berita baik? Tapi kenapa perasaanku tak enak. Aku merasa diremehkan melalui tawaran ini.

Kualihkan pandangan pada Rendy yang berada di seberang meja. Dia terlihat begitu tenang, tetap makan tanpa mengintervensi percakapan kami. Sebenarnya … apa mau mereka?

“Kalo kamu setuju, Mami kan nggak perlu dengar lagi cerita tidak enak dari Tante Loli.” Akhirnya beliau kelepasan bicara.

Ternyata Tante Loli pangkal masalahnya. Sudah beberapa kali kupergoki sahabat mami itu bermain di tempat kami bersama seorang lelaki yang jauh lebih muda darinya. Selama ini, aku tak pernah membahasnya pada Rendy maupun mami, tapi ternyata … di sisi lain justru dia yang membicarakanku.

“Wah, padahal setiap kali Tante Loli datang, Ay selalu memperlakukan dia dengan istimewa, loh, Mah,” ucapku sinis. Sudah jelas! Harga diriku terusik.

“Tapi, akan lebih baik kalo kamu mulai magang aja di tempat mami. Dengan gaji yang lebih besar, kamu bisa ngirim ke orang tua lebih banyak lagi.” Rendy akhirnya bersuara.

Sepertinya, masalah ini sudah mereka bincangkan lebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengajakku makan malam.

Ingin rasanya aku berkata bahwa tak ada yang salah dengan pekerjaanku saat ini! Aku tak seperti Tante Loli itu yang dengan bangga bermanja-manja pada berondong, mengenakan pakaian yang tidak pantas untuk wanita seusianya, dan menghisap rokok tanpa henti sembari menunggu giliran main. Bukan pula aku tak mau mencari pekerjaan lain, tapi … dimana bisa kutemukan tempat kerja yang jadwal kerjanya siang-malam dan bisa disesuaikan dengan jadwal kuliah yang selalu berubah-ubah tiap semester?

***

Adakah yang penasaran sama cerita-cerita sebelumnya? Mampir sebentar ke sini, yuk!
Prolog

BAB 1 Hidup yang Kuperjuangkan dan Lanjutannya

BAB 2 Perjamuan dan Lanjutannya

BAB 3 Teman Lama dan Lanjutannya

BAB 4 Ingin Tahu dan Lanjutannya

BAB 5 Bersamanya dan Lanjutannya

BAB 6 Kau Pikir Aku Siapa? dan Lanjutannya

BAB 7 Get Ready dan Lanjutannya

BAB 8 Break Shot dan Lanjutannya

BAB 9 Let's Play dan Lanjutannya

BAB 10 Tentang Dia (yang Tak Bisa Bersama Lagi) dan Lanjutannya

BAB 11 Triple Ace? dan Lanjutannya dan Lanjutannya


Posted from my blog with SteemPress : https://endanghadiyanti.com/2018/10/14/ayana-part-25-masih-tentang-dia/

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 65641.09
ETH 3479.54
USDT 1.00
SBD 2.50