Ayana #Part 5: Perjamuan (Lanjutan)

in #steempress6 years ago (edited)

Cerita Sebelumnya: Perjamuan


Sumber

Kuedarkan pandangan ke sekeliling ruangan saat keluar dari toilet.

Percuma! Tak kudapati lagi sosok lelaki yang tadi menarik perhatianku. Begitu juga dengan sosok Kancil yang disebutnya dalam telepon, sama sekali tak kulihat Kancil yang kukenal ada di dalam ruangan ini. Padahal, sudah sengaja aku mengulur waktu di dalam toilet sembari memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk datang dari pasar menuju ke restoran ini. Toh, jaraknya sangat dekat.

Mungkin memang kebetulan aja namanya sama. Aku berjalan pasti menuju kursiku di sisi kiri Koh Andrew yang sedang ditempati Benny. Benny langsung berdiri saat melihatku mendekat, namun isyarat dari Koko membuatnya duduk lagi.

Syukurlah, sepertinya acara ini sudah akan berakhir. Akupun memilih duduk di sebelah Benny saja dan berhadap-hadapan dengan lelaki yang tadi memperkenalkan dirinya sebagai Pak Rayyan.

“Akhir minggu ini tidak bisa, karena Ayana ada kegiatan di tempat lain. Betul, kan, Ay?” Koko langsung menyebut namaku beberapa detik setelah aku duduk.

“Ah, iya,” jawabku spontan. Sebenarnya aku tak tahu kegiatan apa yang dimaksud, tapi tentu saja aku tak perlu menyanggahnya.

“Bagaimana jika awal bulan nanti saja?” tanya koko usai menghisap cerutunya dan mengembuskan asap yang mengepul pekat.

“Boleh. Kita masih punya banyak waktu, kok.” Pak Utomo yang duduk berhadap-hadapan dengan Benny, tertawa di ujung kalimatnya.

Sebentuk perasaan lega mengalir dalam hatiku. Sepertinya, prasangka tadi tidak akan terwujud. Makan siang ini sudah akan mendekati selesai, tanpa harus terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tak lama kemudian, Benny membantu Koh Andrew beranjak dari tempat duduknya dan bersalaman dengan kedua tamu kami. Dua kelompok lelaki yang berjaga di tempat lesehan juga ikut berdiri tanpa dikomando. Lagi, kucoba telusuri seluruh sudut ruangan ini, barangkali menemukan sosok Kancil atau preman Pasar Siteba lainnya yang kukenal.



Sumber

“Kamu tunggu di mobil saja dulu.” Benny menyerahkan sebuah kunci. Sepertinya masih ada yang perlu dibicarakannya dengan Koh Andrew, hingga dia harus ikut masuk ke dalam Lexus LS berwarna abu-abu metalik itu.

“Masih lama kah? Aku belum makan karena nungguin kamu, loh.” Pesan masuk dari Bang Ayang membuatku menunduk, hendak menulis pesan balasan.

“Paling lambat 15 menit lagi sampai di sana, Bang.” Aku menegakkan kepala dan kembali mengedarkan pandangan ke sekitar pelataran parkir, usai mengirimkan pesan tersebut.

“Kata Koko, kamu libur tiga hari.” Benny menaiki mobil dan memosisikan dirinya di belakang kemudi.

“Waw, baru kali ini aku dapat libur.” Tak dapat kusimpan keterkejutanku. Keinginan untuk pulang kampung segera melintas di benakku. Apalagi motor juga sudah lebih dari sebulan kugunakan, pastinya sudah bisa dibawa ke luar kota.

“Tapi, liburmu itu untuk persiapan akhir minggu ini. Koko berharap banyak padamu. Ini akan jadi pertandingan yang tidak mudah, belum pernah kami bisa menang.” Dia mulai melajukan kendaraan ber-cc besar ini.

Sial! Seketika harapanku untuk bisa pulang, menguap ke udara.

“Kamu jadi turun di pasar?” tanyanya saat berbelok memasuki jalan raya.

“Iya,” jawabku begitu saja. Percuma saja kubuang waktu untuk bertanya lebih lanjut terkait apa yang sebenarnya harus kuhadapi setelah libur tiga hari nanti. Dia pasti tak akan menjelaskan dengan gamblang. Lebih baik aku hubungi Chandra saja nanti.

Tapi … apa memang Chandra sibuk sekali ya? Sedari tadi, belum ada masuk pesan balasan darinya.



Sumber



Posted from my blog with SteemPress : https://endanghadiyanti.com/2018/08/28/ayana-part-5-perjamuan-lanjutan/

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 61830.08
ETH 2986.99
USDT 1.00
SBD 3.73