SECRET (2) #Part 28: Hard Decision (Lanjutan)

in #steempress6 years ago (edited)

Tautan cerita sebelumnya:

Prolog

https://steemit.com/garudakita/@diyanti86/secret2part1-fdgowe858w

Bab 1. Surprising Summer

Bab 2. Galau Bab 3. It’s Really Him! Bab 4. Secret BAB 5. Hati yang Lemah Bab 6. Listen .... Bab 7. Menelusuri Ruang Hati Bab 8. Enlighten Canberra (Menelusuri Ruang Hati 2) BAB. 9. Istirahat Sejenak Bab. 10. Tentang Dia Bab 11. Berdamai Dengan Masa Lalu Bab 12. Bersamamu Bab 13. Hard Decision Berikut lanjutannya ...


Pandangan mataku tertuju pada sebuah flashdisk yang tergeletak di lantai.

Sepertinya ini punya Ben, mungkin dia berencana menyelesaikan tugasnya di library sebelum masuk kelas jam delapan nanti. Meski badanku masih lunglai, tak bertenaga. Tetap kuusahakan bergerak menuju ke salah satu komputer dan masuk ke Moodle Ben.

Benar saja. Dia masih belum mengunggah tugasnya. Beruntung, file di dalam flashdisk berwarna putih ini sudah terorganisir dengan baik. Dengan mudah kutemukan dokumen tugas akuntansi milik kekasihku itu.

Ah, belum selesai semua ternyata. Pantas saja dia buru-buru ke kampus sepagi ini.

Aku memijit pelipis untuk sedikit meredakan sakit kepala yang sekarang menghampiriku. Sebenarnya aku tak suka berhadapan dengan tugas ini lagi, apalagi saat ini. Tapi, jika Ben tak mengumpulkannya tepat waktu, dia bisa saja gagal dalam unit akuntansi. Aku tidak mau hal itu terjadi.


Waw, rapi sekali dia menulisnya. Seluruh kalimat yang digunakannya sangat efektif, tak ada pengulangan. Apa aku bisa bantu dia dengan standar penulisan yang sama? Ah, itu urusan nanti, biar lah kucoba dulu selesaikan ini.

Dengan penuh perjuangan, tugas Ben kuselesaikan sebelum jam delapan. Aku juga memastikan beberapa kali bahwa tugas tersebut sudah sampai di sistem dan bebas dari plagiasi. Selanjutnya, aku terpaksa langsung menuju kelas HRM tanpa sempat mandi terlebih dahulu.

Ah ... Harus bagaimana aku bersikap di depan mereka berdua nantinya? Batinku bergejolak saat menyusuri lorong menuju kelas.


Kekhawatiranku atas bagaimana bersikap pada Ben dan Nathan, pada akhirnya berubah menjadi rasa khawatir yang lain. Mereka berdua tidak masuk kelas. Aku hanya bisa berdiskusi dengan Liz terkait tugas HRM yang akan di submit besok pagi. Tugas itu sudah kukirim pada proofreader kemarin sore, dan balasannya datang tepat di saat kelas HRM akan berakhir.

Sebenarnya, aku ingin segera pulang dan beristirahat. Badanku terasa aneh dan pandanganku berkunang-kunang. Meski sudah kusantap berbagai kue yang dihidangkan pada kami saat break tadi, tapi tetap saja kondisiku tidak membaik.

Are you ok, Grace?” Liz menyentuh bahuku. Kami masih belum beranjak dari ruang seminar ini, meski kelas telah berakhir dari setengah jam yang lalu.

I’m so sorry, Liz. I’m not that good.

I think we can just upload this file on moodle.” Gadis putih berhidung mancung itu memutuskan untuk tidak membahas lebih lanjut tugas kami yang baru saja melalui proses proofread. Tidak terlalu banyak bagian yang harus diperbaiki, dan sedari tadi, aku hanya membiarkan Liz mengutak-atiknya.

Ok, it’s up to you,” jawabku begitu saja.

Aku butuh waktu cukup lama untuk kemudian berdiri dan berjalan menuju asrama. Liz sudah pergi usai mengunggah tugas kelompok kami melalui Moodlenya. Meski pandanganku belum bisa fokus, tetap kuusahakan melakukan penggilan telepon pada Ben. Sedari pagi tadi, tak satupun pesanku dibalasnya, dan tak sekalipun dia mengangkat panggilan teleponku.


Ah, kenapa semua terasa berputar? Aku mengalihkan telepon ke Nathan dan kehilangan kesadaran tepat saat mendengar suaranya.

***



Posted from my blog with SteemPress : https://endanghadiyanti.com/2018/07/28/secret-3-part-28-hard-decision-lanjutan/

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 57329.79
ETH 2914.99
USDT 1.00
SBD 3.67