Secret (2) #Part 9

in #garudakita6 years ago

Hai teman-teman yang ngikutin Secret (2), kita habisin Bab 4. Secret hari ini, yuk ;)

Buat kak @dyslexicmom yang tebakannya bener banget kemarin, pasti udah nggak sabar ngebayangin "Gimana yah nasib Grace yang harus bekerja di tempat yang sama dengan Nathan," hehehe ... selamat menikmati ;)


Good Mor—” Sapaanku terhenti seiring pintu dapur yang menutup sendiri. Tanganku sudah terlepas dari pintu yang berat itu, bersamaan dengan tatapan mataku yang langsung tertuju pada pada sosok baru di tempat kerja ini. Meski hanya bisa melihat punggungnya, aku cukup yakin dia orang yang kukenal.

Good morning, Grace. He is our new team member.” Ben memperkenalkannya padaku. Kali ini bukan bergetar lagi yang kurasakan pada tubuhku, tapi kaku, aku tak bisa bergerak untuk sesaat. Ben bahkan harus menarik tanganku untuk sekedar menyambut uluran tangan staf baru itu.

“Nathan. Nice to meet you,” ucap lelaki itu dari sisi meja yang menghadap ke tempat cuci piring. Dia berdiri di tempat Anna biasa berhadap-hadapan denganku setiap harinya.

“Grace?” bisik Ben sembari menepuk bahuku.

“Ah, eh ... I’m Grace. Nice to meet you, too,” ucapku akhirnya. Setengah mati rasanya aku menahan dentuman jantung yang berkejar-kejaran saat merasakan kembali hangatnya tangan Nathan menyentuh telapak tanganku.

Ah, bukan salah Ben memang. Dia sudah berkata bahwa kemarin menerima staf baru sebagai pengganti Anna. Tapi, sedikit pun aku tak menyangka staf baru itu adalah laki-laki, dan itu justru lelaki yang pernah sangat kucintai dan kubenci sepenuh hati.

Dua jam bekerja di dapur pagi ini, terasa begitu aneh. Sedikit pun aku tak berani menatap Nathan dan hanya fokus pada kue-kue yang terletak di hadapan kami. Aku sudah tak sabar ingin segera menyelesaikan pekerjaan di dapur, dan pindah ke bagian depan untuk melayani tamu. Semalam sudah kuusahakan tidur nyenyak dengan berpikir bahwa masih ada waktu seminggu sebelum nantinya bertemu Nathan di kelas. Ternyata, hanya selang beberapa jam dari bangun tidur, aku sudah harus bertatapan dengannya, bahkan bekerja bersamanya!



Waktu terasa begitu lambat berlalu meski aku sudah pindah ke depan. Mungkin semua itu karena aku ingin segera pulang dan menemui Ben. Pacarku itu memang tak pernah berada di toko setiap Hari Selasa yang sepi ini. Tadi, dia khusus datang ke toko hanya untuk memperkenalkan Nathan padaku, setelah itu pulang. Dia baru akan kembali lagi ke toko setengah jam setelah tutup, untuk mengambil setoran dari Razan.

“Ah, masih sejam lagi,” gumamku saat menatap jam dinding di atas pintu yang menghubungkan ruangan depan ini dengan dapur.

“Boleh aku bayar ini?” Suara lembut yang pernah setiap hari mampir di telingaku, memaksaku berpaling pada si pemilik suara.

Nathan berdiri di balik meja kasir dengan membawa nampan berisikan dua buah kue. Semua staf dapur memang sudah pulang jam tiga sore ini, kecuali Razan.

“Delapan dolar,” ucapku acuh tak acuh.

“Aku ingin bayar semua tangismu yang disebabkan olehku,” jawabnya sembari membungkuk, berusaha menangkap tatapan mataku yang tertuju ke mesin kasir.

Ah, kenapa nggak ada pelanggan lain, sih!

Aku menghela napas panjang dan menatapnya dengan berat hati.

“Aku sudah pernah bilang bahwa aku maafin kamu. Done. Enggak usah di bahas lagi.”

“Tapi, kamu belum pernah senyum ke aku lagi. Aku kangen sekali sama kamu, Grace.”

“Kalo bos ngeliat kita ngobrol lama begini, dia pasti akan menegur kita besok.” Aku sedikit menggerakkan kepala, memberi kode agar dia memperhatikan CCTV yang menghadap ke tempat kami berdiri.

“Ok. Aku nggak akan maksa. Sepenuhnya memang itu salahku. Bisa ngeliat kamu di depanku saat ini, benar-benar bagaikan mimpi, Grace.” Akhirnya dia menyerahkan juga selembar uang 100 Dolar Australia.

Spontan aku tersenyum melihat uang itu, teringat kembali hari pertama mendatangi toko ini dan bertemu dengan Mbak Ira. Jika saat itu aku tak berbincang dengannya, mungkin tak akan pernah aku bekerja di tempat ini dan mengenal Ben.

“Makasi atas senyummu,” Nathan menyambut uang kembalian yang kuberikan.

Sial, dia salah paham! Aku sama sekali bukan tersenyum untuknya!

“Makasi juga karena masih pake kalung itu,” ucapnya sesaat sebelum berlalu.

Aku melongo. Tanpa sadar tanganku bergerak menyentuh bandul kalung yang ternyata sudah berada di luar kerah bajuku. Ah, seharusnya kubuang saja kalung ini kemarin!

***



Posted from my blog with SteemPress : https://endanghadiyanti.com/2018/07/09/secret-2-part-9/
Sort:  

Alahai kok gag jadi dibuangnya?

Karena dua hal kk. Pertama, nggak mau Ben bertanya lbh jauh ttg kalung itu. Kedua, karena di hatinya masih ada Nathan. Masalah kebiasaannya memakai kalung itu bertahun-tahun, hanya alasan yang dibuatnya sendiri utk menutupi kedua hal tadi.

Coba baca Secret (1) deh kak, di https://my.w.tt/prpMTZUcpO

Nanti kk akan paham kenapa Grace begitu sulit menata hatinya hanya karena kedatangan Nathan.

Haha sebelum ini khan dia udah duduk di depan danau apa tu mau buang kalung kok gag malah gag jd
Gitu lho kakak sayang

Ooo,, aq yg gagal fokus sm pertanyaannya kak 🙈.

Kan Ben udah nenangin hatinya dan buat Grace membatalkan niat buang kalung itu 😘

Waduh lambatnya dia bergerak, terperangkap dong!

Begitulah kk 🙈😂

Hurray! Bener si Nathan. Hehe...

Yeay 🤗🤩

Berat jangan buang gpp pake aja hahah

Posted using Partiko Android

Jawabannya ada di episode selanjutnya, kk 😁

lihat foto-fotonya jadi laparrrrrrrrrrrr mbakkkkkkkkkkkkkkkk....kok kayaknya mau bikin teh sambil nyemil itu

Enak-enak loh itu kue nya mbak 😌😊
Cocok bgt utk nemenin minum teh 😘

Nah, kan...kalau barang dari mantan gak dibuang, jadinya bisa salah paham. Di sangkanya Grace masih memendam rasa pada Nathan. Eh, apa memang begitu, ya? Apakah masih ada rasa di hati Grace?

Masih sepertinya kk, tapi nggak tau jg. Nanti deh aq tanya Grace, sebenarnya gmn? 😁👌

Congratulations @diyanti86! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Do not miss the last post from @steemitboard:
SteemitBoard World Cup Contest - France vs Belgium


Participate in the SteemitBoard World Cup Contest!
Collect World Cup badges and win free SBD
Support the Gold Sponsors of the contest: @good-karma and @lukestokes


Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.16
JST 0.029
BTC 75643.59
ETH 2724.77
USDT 1.00
SBD 2.50