Secret (2) #Part 8
Hai teman semua ;)
Happy Weekend, yah.
Kita lanjutin kisah Grace di Bab 4. Secret, yuk ....
Oh ya, selamat buat Kak @bundaqubeki yang berhasil menebak dengan benar di akhir Bab 3 yang lalu. Terima kasih banyak karena udah ngikutin novel Secret (2) ini :D
“Kamu kenapa?” Suara seseorang yang sangat dekat di hatiku, meredakan semua kekhawatiranku.
Syukurlah itu Ben .... Seketika debaran di jantungku mereda.
Perlahan ia menurunkan tanganku, dan mengambil posisi duduk di sebelahku.
“Saya sudah pernah bilang, jangan datang sendirian ke tempat ini. Bahaya. Kamu boleh ke sini hanya jika ada saya.” Dia tak melepaskan genggaman tangannya.
“Ini lagi ... Kalung ini tak pernah saya lihat terlepas dari lehermu. Kenapa sekarang ingin kamu buang?” Dia membuka genggaman tanganku dengan tangannya yang lain.
“Kenapa kamu bisa ada di sini?” Alih-alih menjawab pertanyaannya, aku lebih heran dengan kedatangannya yang tiba-tiba ini.
“Elaine mengirim pesan. Dia bilang kamu terburu-buru pergi dari acara di kampus. Dia khawatir ...”
“Elaine?” Aku memotong ucapannya. “Sejak kapan dia punya nomormu?”
“Sejak pertama kalian sharing room. Saya meninggalkan nomor ponsel padanya, untuk dihubungi jika sewaktu-waktu ada masalah. Ada apa? Apa justru kamu sedang ada masalah dengannya?” Ben menatapku dengan heran.
“Enggak. Aku nggak ada masalah dengan Elaine. Tapi aku nggak suka dia menghubungimu.” Aku menggelengkan kepala. Tak mungkin rasanya kukatakan pada Ben bahwa sahabat terbaikku pernah menghianatiku dahulu. Dia tak perlu tahu itu.
“Kenapa kamu ingin membuang kalung ini?” Ben mengulangi pertanyaannya yang belum kujawab tadi.
Kutatap kalung perak berbandul bulat di antara tangan kami. Seharusnya sudah sejak lama kubuang kalung itu, sejak pertama kali memutuskan pergi dari kehidupan Nathan. Tapi apa daya, lima tahun sudah benda itu berada di leherku. Sedikit pun tak terpikir olehku untuk melepaskan dan membuangnya, bahkan di saat aku membenci Nathan dengan sepenuh hati.
Benar juga pertanyaan Ben, kenapa justru saat ini aku ingin membuangnya?
“Ben, apa kamu benar-benar mencintaiku?” Aku menengadah menatapnya.
“Tentu saja.” Ia balas menatapku lekat-lekat.
“Apa suatu hari nanti ... kamu akan berhenti mencintaiku?”
“Tentu tidak! Meskipun kamu berhenti mencintai saya, saya akan tetap mencintaimu.” Dia tersenyum lembut dengan tatapan yang teduh. “Tak apa jika kamu tak mau menjawab pertanyaan saya tadi. Saya hanya ingin membuatmu merasa lebih baik. Tak semua masalah dalam hidup ini harus kita hadapi dengan penuh emosi.” Tangannya bermain di sela-sela rambutku yang tergerai.
Aku sudah lebih tenang. Perlahan, kupasangkan kembali kalung itu dengan dibantu Ben. Ini bukan milik Nathan, benda ini sudah menemaniku bertahun-tahun, seharusnya ia sudah menjadi milikku.
“Saya juga tak akan lagi berkomunikasi dengan Elaine,” bisiknya tepat di telingaku.
Ah, dia pasti salah paham saat ini. Pasti dia merasa bahwa aku adalah wanita pengekang yang pencemburu. Sebenarnya aku tak begitu ... tapi apa mau dikata, luka lama itu begitu menyakitkan, aku tak mau kejadian serupa terjadi lagi di kemudian hari.
“Oh ya, ada staf baru di toko. Kamu pasti suka, dia orang Indonesia juga. Orangnya energik dan rajin, saya suka melihatnya saat training tadi.” Ben menggandeng tanganku sembari kami berjalan di tepian danau.
“Gantiin Anna, kah?”
“Ya.”
“Kamu kok sadis banget, sih, jadi bos? Kalo emang Anna sakit, kan, dia bisa off aja dulu, nggak perlu sampai dipecat.”
“Anna itu sakitnya akan lama. Saya justru baik pada dia, karena khawatir dengan bayinya.”
“Bayi? Jadi Anna hamil?” Aku menghentikan langkah. Rekan kerjaku yang berusia lebih tua dari Ben itu pernah berkata tak ingin punya bayi dulu, meskipun sudah setahun menikah dan tiga tahun hidup bersama sebelumnya. Mengejutkan sekali mendapatkan kabar ini dari Ben.
“Ya. Dia sedang hamil dua bulan. Kenapa kamu melihat saya seperti itu? Mau punya bayi juga?” Ben menyentuh hidungku.
“Ih ... apaan, sih!” Aku cemberut dan bergegas jalan mendahuluinya.
Posted from my blog with SteemPress : https://endanghadiyanti.com/2018/07/08/secret-2-part-8/
Nunggu lanjutannya...
Siyap kk, ikutin terus yah 😘🤗
ngikutin ceritanya mbak
Makasi kk 🤗🤗🤗
Ternyata Ben slh dah tebkn saya 😂
Hohoho, besok kalo ada tebakan lagi, sapa tau bener kak 😉😁✌️
Pegawai baru yang menggantikan Anna, apakah Nathan, Mbak? 😉😉 Ngikutin juga loooh.
Nathan bukan yah? 🙈
Makasi banyak dah ngikutin mbak 😘👌
Ceritanya seru..! Ditunggu kelanjutannya ya..
Makasi kk, sabar yah nunggu nya. InshaAllah di update tiap hari kok 😉👌
jadi penasaran ... huhuu
Harus dunk kk, hihihiiiii
Makasi dah ngikutin 😘