Edisi Pergi ke hutan lindung Kota Langsa

---

---

Minggu, 01 Oktober 2017. Kami dari Gampong Alue Bili Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara, berangkat ke Langsa untuk menikmati tempat wisata yang di kenal sebagai hutan lindung Kota Langsa. Sederhananya, paling tidak meski belum kesampaian ke hutan lindung Bogor, hutan lindung Langsa yang paling dekat dengan rumah sudah pernah kita kunjungi.

Berangkat dari rumah sekitar pukul 07.45 WIB. Perkiraan sementara, kami akan sampai di tempat tujuan pada pukul 12.00 WIB (kurang lebih 4 jam perjalanan). Kalau di lihat dari perkiraan sampai tujuan, kayaknya bukan lagi ke Langsa tapi mau hampir sampai Medan. Karena dari Lhokseumawe untuk ke Banda Aceh maupun ke Medan lebih kurangnya memakan waktu enam jam perjalanan darat ya, bukan perjalaan udara.

---

---

---

---

Kebetulan, para penumpang yang pergi ke hutan lindung ini tidak ada yang tau jalannya, harus belok kemana biar sampai di tempat tujuan. Bermodalkan sang sopir tau jalan Medan-Banda Aceh, perjalanan ini tetap kami lanjutkkan. Paling tidak kan masih bisa membaca atau bertanya kepada warga yang di jumpai di sepenjang jalan Kota Langsa.

---

---

---

---

Kilometer terus melaju. Becak, penjalan kaki dan penjual sepanjang trotoar jalan terus tertinggal satu persatu. Mesjid yang agung mulai terlihat puncaknya dari kejauhan. Ah, inginnya bisa melakukan kewajiban lima waktu di sana. Atau sekedar berdiri di depan masjid untuk mengambil foto masjid. Yang mungkin jika di lihat 50 tahun kedepan akan di renovasi tanpa kita tau bagaimana wujudnya nanti. Biarkan niat itu terkurung. Sehingga ini menjadi alasan untuk kembali kesini suatu saat nanti. Mobil melaju dengan kecepatan standart (kebutulan sopirnya bukan lah Valentino Rossi yang hobi membalap) hehe. Trotoar yang panjang terus terlalui.

Jam sudah menunjukkkan pukul 12.10 WIB tapi kami belum juga sampai. Sang penumpang masih duduk santai di atas mobil Pick Up dengan reaksi badan yang mengkodekan tidak nyaman untuk duduk lagi. Namun berbeda dengan sang sopir yang mulai merasa sesuatu. “Sepertinya ini sudah lewat, kita berhenti dulu dan bertanya sama bapak itu saja” ungkap sopir kepada penumpang di sampingnya.

Ketika mobil sudah berhenti di samping jalan tanpa menganggu aktivitas pengendara lain, dengan mantap penumpang itu bertanya “Pak, mohon maaf sebelumnya. Kalau ke hutan lindung ini kemana lagi ya”. Dengan cepat sang penjual gorengan keliling itu menjawab. “Wah ini sudah lewat. Jalan ke hutan lindung sudah lewat. Cukup jauh tertinggal di belakang. Otomatis harus putar balik. Pokoknya dari sini lurus nanti belok kanan. Pas di *flamflet yang bertuliskan "Water PARK.” “Ya Allah,” bisik hati penumpang. “Baiklah pak, terima kasih banyak pak ya!” pungkas penumpang. Dan kembali ke mobil.

---

---

---

---

---

---

Setelah kemballi putar balik ke belakang, akhirnya kami sampai di hutan lindung yang menjadi aset kota ini. Saya mulai menikmati hembusan angin sejuk saat berada di bawah pohon-pohon besar itu.

Teringat saya akan jembatan gantung di sini yang sempat putus karena melebihi muatan. Namun, tenang. Kini sudah di perbaiki. Dan sudah bisa di lewati kembali.

Silahkan ke Hutan Lindung Kota Langsa, maupun hutan lindung lainnya. Nantikan postingan saya selanjutnya tentang keindahan hutang lindung Kota Langsa.