Bersama Pelangi Desa

in #indonesia7 years ago (edited)

Bersama Pelangi Desa

@Nurhayati

Part II

Tulisan ini bersambung dari tulisan sebelumnya Klik disini

Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 23-27 Agustus 2017 cukup menguras tenaga. Namun karena ini proses belajar maka saya harus menikmati dan melewati semua proses ini.

Berangkat dari Lhokseumawe menggunakan Bus Sekolah setempat.Mampu menghabiskan waktu lebih kurang selama satu jam setengah. Sudah pasti kelamaan di jalan disebabkan karena medan perjalanan yang sedikit unik dan terbilang “lumayan” lah. Jalan yang menggoyangkanbadan untuk memutar ke kiri dan ke kanan bahkan ke depan dan ke belakang. Tanpa irama yang senada dan lagu yang membahana. Tubuh akan tergoyang tanpa bisa di kendali oleh setiap pribadi yang melewati jalan itu.

Kalau boleh di istilahkan ke dalam Bahasa Aceh untuk menggambarkan keadaan jalan menuju ke sana bisa di katakan “baneng-baneng ie tubit lam pruet” (Kura-kura keluar dari perut, hihihi). Begitulah keadaan jalan utama menuju desa tersebut.

Namun ini adalah perjalanan untuk belajar. Perjalanan untuk menempa diri dengan ilmu yang nanti kami belajar di desa. Maka saya harus melewatinya.

Keadaan semacam ini mengingatkan saya pada pepatah “Berakit-rakit ke hulu, berakit-rakit ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” (maaf, kalau sedikit beda versi bahasanya). Jadi bagaimanapun zona yang harus di tempuh maka harus di lalui sampai akhir perjalanan. Perjalanan ini terasa melelahkan (maaf, ini lirik lagu ya,).

Berbicara tentang rangkaian kegiatan dari yang biasa hingga luar biasa. Ada rangkaian acara yang kalau boleh jujur hampir sama dengan rangkaian forum yang sebelumnya saya ikuti. Persamaan ini bukan hanya terjadi di ASLF, tetapi di kegiatan maupun forum-forum yang lainnya juga. Pasti ada persamaan antara forum A dengan forum B misalnyaa, maupun sebaliknya. Mungkin ini yang namanya kolaborasi acara ya. Jadi belajar dari orang lain.

Saya rasa ini menjadi kreativitas ide dan gagasan. Karena kenapa? Karena dengan kata lain anak-anak muda Indonesia sudah mampu mengadopsi dan mengimplementasikan ilmu-ilmu positif. Yang di dapatkan di suatu tempat kemudian di bagikan kepada orang lain. Contohnya lewat desain kegiatan acara yang seperti ini.

Meski ada kesamaan acaranya. Namun jelas beda rasanya (bukan lagi iklan kopi ya!) dan beda kesannya (bukan juga kesan pada cinta pertama ya, kayak anak-anak ABG gitu). Tapi kesan kebersamaan dalam acara. Pokoknya semua bahagia banget.

Ada yang unik di Forum Leader kali ini.

Berdasarkan informasi yang saya baca lewat media sosial @pemuda_aslf (Maaf, promo. Jangan lupa di follow ya, biar keciprat informasi pentingya). Panitia memplotkan peserta dalam kegiatan camp kedua ini sebanyak 30 orang. Namun satu dan lain hal ternyata yang hadir 10 orang (ini sudah termasuk saya ya! Tolong jangan lupakan saya). Hanya 10 anak muda Aceh yang benar-benar ikut acara ini sampai selesai. Tentunya mereka ini juga bagian dari Pelangi Desa Ara Tun-Tun Meucrang, Pirak Timu.

10 generasi Aceh yang benar-benar yakin menempa diri untuk menjadi bagian dari penggerak kebaikan selanjutnya. Dengan jumlah yang bisa di bilang sedikit ini mengingatkan saya pada sebuah pernyataan dari Bung Karno presiden pertama negeri ini (tulisan ini banyak flashbackke belakang). Beliau pernah mengatakan “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia”. Pernyataan yang tak asing lagi di teliga kita semua. Dan makna dari pernyataan ini juga sudah menjadi rahasia umum bersama.

Ketika saya sadar hanya 10 pemuda yang hadir dalam Leader Forum ini, seketika hati saya berkata, “semoga kami menjadi bagian dari 10 pemuda yang di maksud oleh Bung Karno waktu ini. Amin...”

Dan suatu apresiasi juga untuk panitia. Dengan jumlah peserta yang minor seperti ini, mereka masih mau melanjutkan kegiatan ini sampai tuntas.

Salah satu kegiatan yang istimewa adalah Homestay. Sederhananya bisa di artikan tinggal bersama warga, punya keluarga asuh baru dan melakukan aktivitas bersama keluarga baru. Mungkin kegiatan semacam ini sudah sahabat rasakan ketika menjalani proses pengabdian yang nama kerennya Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kuliah Kerja Nyata (Kukerta), Kerja Pegabdian Masyarakat (KPM) atau nama lain yang pasti tujuannya sama. Ini semacam Mata Kuliah (MK) wajib yang harus di lalui oleh para mahasiswa agar memenuhi persyaratan mendapat gelar sarjana. Sahabat yang melakukan pengabdian ini pasti tau. Tinggal bersama warga selama sebulan dan ikut nimbrung bersama warga di tempat penempatan pengabdian tersebut.

Hanya saja bedanya, Homestay ASLF ini hanya empat hari, kalau pengabdian yang dari kampus itu sebulan.

Kebayangkan hanya empat hari, belum buat apa-apa sudah siap. Baru tahap pendekatan, eh ternyata sudah siap. Oleh sebab itu pandai-pandai kita dalam melakukan pendekatan. Ikut dalam kegiatan sehari-hari mereka dan ikut berbaur dengan orang desa tersebut hanya dalam watu empat hari. Super banget kan. Sebenarnya itu sih yang panitia ingin ajarkan kepada kami. Dengan waktu singkat, namun keakraban harus terjalin dengan baik. Kalau penasaran bagaimana rasanya. Saya sarankan setelah sahabat membaca tulisan ini langsung pergi ke rumah teman yang rumahnya jauh dari sahabat. Maka sahabat akan merasakan sendiri sensasi yang saya tuliskan ini.

Karena kami hanya 10 orang, izinkan saya memperkenalkan mereka Para Pelangi Desa. Pertama saya, Fitri (Fitri Wahyuni, Mahasiswi Ilmu Hukum Unimal) dan Aci (Yarmasi, Mahasiswi Fkip Matematika Unimal) di tempatkan di rumah Bu Wanti dan Bapak Usman.

Rekan saya yang lain seperti Laila (Nurlaila, mahasiswi Fkip Matematika Unimal), Uswah (Uswatun Hasanah, Mahasiswi Ilmu Fisika UIN Ar-Raniry), Fauza (Rizka Fauza, mahasiswi Ilmu Hukum Unimal), Aini (Aini Jannah, Mahasiswi Ilmu Administrasi Negara Unimal) dan Ria (Ria Afrida, Mahasiswi Ekonomi Pembangunan Unimal) yang di tempatkan di rumah Tengku Haji dan Bu Rosni. Terakhir dua bodigat kece kami Fahry (Fahry Purnama, Mahasiswa Teknik Kimia Unsyiah) dan Iqbal (M.Iqbal, Mahasiswa Stikes Lhokseumawe). Beginilah biodata singkat mereka.

Kami hadir dari berbagai daerah. Kami datang dari perbedaan prinsip. Tapi kami bersatu dan bersama karena satu tujuan. Ingin menjadi anak-anak muda yang berbuat positif.

Terimakasih ASLF telah mempertemukan KAMI semua!


Baca juga tulisan saya sebelumnya dibawah ini

Waiting List Klik disini
Bersama pelangi Desa Klik disini
Apa mimpimu nak klik disini
Pintu pendidikan nasional Klik disini
Traveling ke pulo Aceh Klik disini
Seutas cerita cnak Bangsa Klik disini
Ngejaroe di SDN 04 Langkahan Klik disini
Seyuman kecil dari mereka Klik disini
Pejuang magang Klik disini
This About on the job training Klik disini
This About on the job training bagian keduaKlik disini
Hii Steemians, Perkenalkan saya Nurhayati Klik disini

Oya, Jangan lupa kunjungi blog saya di Klik disini


Terimakasih para pembaca semua!, dan khusus kepada abang @aiqabrago dan @levycore, sebagai Curator Indonesia.

Salam
@Nurhayati

Sort:  

Malet maken bereh .. tetap semangat .. bek teuwo meuruno

Terima kasih abang, mohon di koreksi setiap tulisan lon.

Thanks for sharing. Love it. Followed...

Thank you for commenting on my writing

Terima kasih akak atas pujiannya. Mohon di kritisi setiap tulisan saya, lagi belajar ini kakak.

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 68707.59
ETH 3845.07
USDT 1.00
SBD 3.63