[2021:41] TENTANG MIMPI, BAGIAN 3 : PERLU EKSEKUSI
Negatifitas Bukanlah Hal Yang Negatif, Selama ...
Catatan : 5% dari berapapun yang diterima oleh artikel ini diberikan kepada akun @msofficial sebagai upaya penguatan komunitas.
Ini adalah bagian ke tiga dari rangkaian tulisanku bertema mimpi. Bagian pertama bisa dibaca di sini dan bagian ke dua di sini. Ketiga tulisan dalam rangkaian tulisan ini bisa dibaca terpisah.
“A dream doesn't become reality through magic; it takes sweat, determination and hard work.” ~Colin Powell1
Baiklah. Mari kita mulai bagian ke tiga ini dari perspektif negatif, dan itu artinya dengan dipengaruhi gelagat pesimisme. Hidup dan kenyataan yang dibawanya ke depan hidung setiap kita terkadang terasa begitu “kejam”. Kenyataan, tidak pernah memilih waktu, tidak pernah berkompromi. Hal buruk terjadi begitu saja. Seperti kata seorang bijak dari jaman dahulu kala, setiap kita “lahir, menderita, lalu mati”, sesederhana kalimat ringkas itulah hidup setiap kita, walaupun kompleksitasnya jauh dari itu.
“Penderitaan” setiap kita berbeda-beda. Ada yang terlahir dengan beban kemiskinan, atau kelaparan. Ada yang harus menanggung beban karena berkecukupan dan atau kekenyangan. Dan, telaknya pukulan kenyataan adalah bahwa setiap individu tidak diberi kesempatan untuk memilih beban yang akan ditanggungnya. Kalau iya, kurasa semua akan memilih untuk menanggung beban karena berkecukupan dan kekenyangan dibandingkan karena kemiskinan dan kelaparan, misalnya.
Dan karena kita adalah produk dari lingkungan2 kita, maka mimpi-mimpi setiap kita pun dipengaruhi oleh hal-hal itu. Mimpi seseorang yang kelaparan di Afrika tentu berbeda dengan mimpi orang lain yang sedang menghadapi perang di Yaman atau di mana saja, misalnya. Mimpi anak-anak di daerah perang tentu berbeda dengan mimpi mereka-mereka yang mengirim pasukan untuk mengeksekusi penduduk di tempat tinggal anak-anak tadi. Anak-anak yang ke dalam pikirannya terus disiram dengan ide-ide kekerasan dan eksklusifitas tentu akan memiliki mimpi dan kesadaran yang diisi kebencian tertentu, berbeda dengan apa yang tumbuh dan berkembang di dalam kepribadian anak-anak yang hidupnya diajari dengan kasih sayang dan saling menghormati.
Selain sebagai produk dari lingkungan, setiap kita juga berkontribusi membentuk sifat dari lingkungan itu sendiri. Jadi ini adalah sejenis hubungan yang rumit: keadaan lingkungan mempengaruhi kepribadian kita dan kepribadian kita yang mengejawantah ke dalam sikap, perbuatan, pikiran, juga mempengaruhi arah dan keadaan lingkungan sekitaran kita.
Aku pernah membaca, mungkin dari sebuah buku, tentang seorang bocah yang hidup dalam lingkungan ketika Amerika Serikat masih secara legal mempraktekkan perbudakan terhadap kaum berkulit hitam. Bocah ini suatu hari berkata kepada ibunya, bahwa dia ingin mengubah hal itu, karena perbudakan bukanlah hal yang ideal atau sesuatu yang baik di dalam pikirannya.
Dia terus menyimpan mimpi itu. Bocah bernama Abraham Lincoln3 ini kemudian hari menjadi presiden ke enam belas di Amerika Serikat. Dan dia dikenang salah satunya karena upayanya yang kuat untuk mendorong penghapusan perbudakan di Amerika. Upaya-upayanya telah bermuara kepada amandemen ke tiga belas Undang-Undang Dasar Amerika Serikat yang disahkan pada 18 Desember 1865, beberapa bulan setelah Abe (panggilan akrab Abraham Lincoln) dibunuh. Amandemen ke tiga belas itu diawali dengan dideklarasikannya apa yang disebut Proklamasi Emansipasi Anti-Perbudakan oleh Presiden Abraham Lincoln pada 1 Januari 1863 yaitu setelah berakhirnya perang saudara di Amerika Serikat.
Kenyataan yang melingkupi kita membentuk pemikiran sadar dan tidak sadar pada setiap kita. Lalu setiap kita menimbang-nimbang berbagai aspek dengan menggunakan penilaian yang sangat dipengaruhi oleh sistem-sistem moral yang telah tumbuh di dalam diri kita sebagai intisari yang kita petik dari pengalaman sebagai hal-hal yang kita yakini. Setelahnya aksi atau tindakan kita terikat pada kesimpulan yang mampu kita buat atas pemahaman kita terhadap lingkungan yang menyelimuti kita, solid atau pun abstrak ataupun antara keduanya. Dan kita seringkali tidak berdaya pada hal-hal yang membentuk diri kita sebagai sebuah kepribadian yang utuh. Namun setiap kita memiliki kehendak bebas untuk memiliki, merawat, dan memutuskan langkah-langkah untuk mengeksekusi mimpi-mimpi.
Kita memulai tulisan ini dengan melihat kenyataan dari sudut pandang pesimisme. Negatifitas. Dan demikianlah adanya alam kehidupan yang dilalui oleh para budak di Amerika Serikat selama tiga abad dari abad ke enam belas sampai abad ke sembilan belas, sebagaimana dirasakan oleh bocah Lincoln saat mengunjungi perkebunan-perkebunan. Pesimisme para budak, dan optimisme Lincoln, adalah kunci yang membuka gerbang pembebasan bagi para warga keturunan Afrika di Amerika Serikat.
Tetaplah positif. Karena setiap kita juga adalah sebuah bagian penentu tentang bagaimana mimpi-mimpi tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan kita, atau setidaknya pada orang-orang terdekat kita: anak-anak kita yang paling utama.
Terimakasih Telah Singgah. STEEM ON!
Glosari
- 1Colin Powell, terlahir pada 20 Januari 2001 dengan nama lengkap Colin Kodesperan Powell, adalah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang mengabdi pada masa pemerintahan Presiden George Herbert Walker Bush (Lebih populer dengan nama George W Bush) dan melanjutkan di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama. Powell telah menjadi Menlu AS yang ke-65 sepanjang sejarah Amerika Serikat. Dia adalah salah satu Menlu AS yang namanya menjulang, dan itu terutamanya karena “Perang Melawan Terorisme” yang digelar oleh pemerintahan George W. Bush menyusul serangan ke World Trade Center dan Pentagon pada 11 September 2001 yang kemudian disebut sebagai Tragedi 11 September atau sering disingkat dengan 9/11. Powell meninggal pada 26 Januari 2005.
- 2Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, baik solid (semisal keberadaan orang-orang di sekitar kita) juga abstrak (misalnya pikiran-pikiran yang disajikan kepada kita oleh orang-orang di sekitar kita).
- 3Abraham Lincoln lahir di Kentucky, AS, pada 1 Desember 1834. Dia menjabat sebagai presiden Amerika Serikat mulai tanggal 4 Maret 1861 sampai 15 April 1865 ketika dia meninggal karena dibunuh. Pergerakan anti-perbudakan yang dipimpin oleh Abe memang telah memicu perang saudara di Amerika Serikat dan dia telah menjadi salah satu target utama pembunuhan dari kelompok yang memiliki pandangan politik yang berseberangan dengan kelompoknya. Abe ditembak di kepala oleh seorang aktor yang terkenal pada masa itu, John Wilkes Booth, saat dia sedang menonton pementasan drama berjudul Our American Cousin di Ford’s Theatre di Washington, DC, pada 14 April 1865 malam. Lincoln menghembuskan nafas terakhirnya keesokan paginya pada pukul tujuh lewat dua puluh dua menit. Lincoln telah menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang mati karena dibunuh. Namun pembunuhan terhadap Lincoln tidak membuat upaya anti-perbudakan berhenti.
Saran Bacaan
- Artikel berjudul Colin Powell, wikipedia bahasa Indonesia;
- Artikel berjudul Serangan 11 September 2001, wikipedia bahasa Indonesia;
- Artikel berjudul Sejarah 18 Desember: Penghapusan Perbudakan di Amerika Serikat; di merdeka.com, rilis tanggal 18 Desember 2020;
- Artikel berjudul Abraham Lincoln, wikipedia bahasa Inggris;
- Artikel berjudul Assassination of Abraham Lincoln, wikipedia bahasa Inggris;
Tulisan Sebelumnya Dalam Rangkaian Tulisan Bertema "mimpi".
| Thumbnail | Judul | Tgl |
|---|---|---|
 | [2021:40] TENTANG MIMPI, BAGIAN 2 : WAKTU, KENYATAAN, DAN EVOLUSI MIMPI | 20210310 |
 | [2021:33] TENTANG MIMPI, BAGIAN 1 : TAHU KAPAN MENGGANTI MIMPI | 20210301 |
5 Tulisan Terkait (Kata Kunci #motivation)
5 Postingan Terakhir
Share ke twitter : https://twitter.com/aneukpineung78a/status/1371465750297202700