Kepingan Hidup Hasya | 4

in MIGRATE TO3 years ago (edited)

Assalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu

50 % dari reward postingan ini akan dihibahkan ke @worldsmile

Previous Story


Kepingan Hidup Hasya | 4

Power Up 2.jpg

Editing tool: Canva

Semalaman Hasya tidak dapat berhenti memikirkan betapa baiknya perlakuan suami istri Kastores kepadanya dan Ibu. Baru kali ini, dia merasa keluarganya begitu diperhatikan semenjak kepergian Bapak. Ibu selalu menaruh perhatian kepada anak-anaknya tetapi Ibu juga perlu diperhatikan oleh keluarga Bapak. Wanita mana yang mau menuruti amanah dan nasehat suaminya meskipun sang suami sudah tiada? Seharusnya keluarga si suami memperlakukannya dengan baik. Jelas-jelas si wanita setia padanya bahkan memaklumi sikap saudara-saudaranya yang kurang ajar itu. Keluarga besar Bapak sangat besar kepala dan kurang bersyukur.

“Ibu, Bapak dulu ada masalah apa dengan Om Ega? Kenapa sampai Tuan Guru Kastores berbicara seperti itu? Maksudku, kenapa Tuan Guru Kastores tiba-tiba menasehatiku tentang perkataan buruk orang lain? Kan, Hasya hanya menceritakannya kepada istri beliau sedangkan istrinya belum bercerita apa-apa padanya saat beliau kembali. Apakah Tuan Guru Kastores tahu bagaimana sikap Om Ega pada kita?”

“Yang Ibu tahu, Bapak dulu pernah menegur Om Ega. Menurut Bapak, Om Ega tidak tulus, selalu saja mencari penghargaan dari orang lain. Entah apa masalah mereka berdua sebenarnya tetapi Bapak mengeluhkannya kepada Tuan Guru Kastores.”

“Penghargaan apa yang dicari Om Ega? Kenapa dari orang-orang? Memangnya orang-orang Tariga bisa mengadakan perlombaan? Hasya baru tahu, penduduk Tariga menyukai lomba.”

“Maksud Ibu, Om Ega berbuat baik hanya ingin dibilang baik oleh orang-orang, beliau tidak tulus melakukannya.”

“Oh, Hasya mengerti kenapa Bapak berpikir begitu. Jadi, Bapak mengeluh kepada Tuan Guru Kastores tentang itu? Wah, Hasya tidak tahu harus bilang apa. Bagaimana pandangan Tuan Guru Kastores padanya? Apakah sama?”

“Bapak tidak mengatakan hal itu tetapi Bapak merasa Tuan Guru Kastores memahami sifat asli Om Ega. Lagian, mereka kan sepupuan. Pasti mengerti satu sama lain. Om Ega sering mengunjungi rumah Tuan Guru Kastores tetapi ia jarang sekali melihat keadaan Ibu dari Tuan Guru Kastores. Kau tahu siapa Ibu beliau bukan?”

“Om Ega tidak menjenguk Nenda (sebutan Hasya untuk Ibu Tuan Guru Kastores)? Bukankah tinggal masuk ke kamar Nenda saja kalau mendatangi rumah Tuan Guru Kastores? Nenda adalah sepupu Nenek bukan? Kasar sekali, Om Ega hanya ingin berbicara dengan Tuan Guru Kastores tetapi tidak mempedulikan keluarga Tuan Guru Kastores. Pantas saja kita diperlukan seperti ini. Dasar kejam.”

“Kau tidak boleh membencinya. Bagaimana pun Om Ega juga wali sah-mu.”

“Kan, masih ada Tuan Guru Kastores.”

“Kau ini. Ya sudah, tidurlah besok kita harus menemui Ravev.”

Hasya menyeringai dan menjawab, “baik, Bu.”

To Be Continued


Steemian, saya juga menulis cerita motivasi yang bertemakan Lesson From My Father series lho di komunitas Motivation Story.

Boleh baca Lesson From My Father series di sini dan cerita tentang Ayah saya yang terkena penyakit kanker usus di sini.

Dan saya juga menulis cerita berseri juga tetapi dengan judul berbeda, yaitu Kepingan Hidup Hasya di komunitas BETTER LIFE.

Baca di sini

Instagram: @ozzarm
YouTube: Goore Oja
Novel: Detak

Hope support from:
@worldsmile
@el-nailul
@miftahuddin


Regards,

@ozzarm

About me

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 59708.78
ETH 3185.76
USDT 1.00
SBD 2.45