Terbangun Dalam Mimpi: Mencari Julie.. (Part 05)

in #fiction6 years ago (edited)


Image Pixabay - CCO

Uhuk uhuk uhuk..

Aku terbangun dengan terbatuk-batuk sambil memegangi leherku dan kembali dari mimpiku, aku sudah tidak terlalu terkejut lagi dan mulai terbiasa tapi tidak terbiasa dengan rasa takutnya. Aku mengelus-ngelus leherku, masih terasa sangat sakit dan membuatku sulit bernafas, aku menoleh kekanan dan melihat kakak baru saja keluar dari mini market pom bensin, untung saja dia tidak melihatku saat aku terbangun, kalau tidak pasti dia akan sangat ribut dan khawatir.

"Sudah bangun?" tanya kaka padaku.

Kemudian membuka pintu dan meletakkan belanjaannya dipangkuanku, aku hanya mengangguk dan mengambil sebatang coklat dari kantung belanjaannya. Sekitar 15 menit kemudian, aku sudah didalam kamarku dengan berjalan mondar-mandir tidak karuan mengitari kamar. Aku berharap ada petunjuk dari mimpi tapi kenapa malah aku terbangun dalam keadaan tercekik?

Aku bergidik ngeri membayangkan jika itu nyata terjadi, aku pasti hanya tinggal nama sekarang, apakah mungkin dialah pembunuh Julie?, lalu kenapa aku yang dicekik.? Dengan bingung, aku menyambar sweater maroonku dan bergegas keluar kamar, setelah menyetop taksi, aku mengirimi kakak pesan dengan mengatakan ingin mengambil sesuatu dirumah temanku, juga menelepon para karyawan kafe agar tutup lebih cepat hari ini.

Taxi berhenti disalon tempat Julie bekerja dan aku tidak menemukan Julie disana, pelayan salon yang lain mengatakan dia mengambil libur 2 hari karena ingin pulang kerumahnya. Setelah diberi alamat rumahnya, aku langsung memberitahu supir taxi kemana tujuanku dan ternyata dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit menuju kerumah Julie.

Aku menurunkan kaca jendela taxi dan merasakan angin dingin menusuk, entah kenapa aku merasa tidak asing dan merasakan sesuatu yang dekat denganku, rasanya agak ngeri, akhirnya aku menaikkan kembali kaca jendelanya. Tiba-tiba taxi berhenti mendadak, kemudian supir taxi pun turun dan memeriksa apa penyebabnya, lalu kulihat ia menelpon dan berbicara agak lama jadi kuputuskan untuk turun juga. Untung saja taxinya mati tidak terlalu ketengah, sehingga aku tidak terlalu kesulitan untuk turun.

Kulihat supir taxi sedang memasang tanda segitiga pengaman yang berjarak kurang lebih 30 meter ketika aku berjalan mendekatinya dan mengatakan apakah tempat tujuanku masih jauh dari sini, ia menggeleng dan mengatakan kalau aku lanjut naik taxi lagi hanya butuh waktu 10 menit lagi.

Setelah membayar sesuai argo aku berjalan menaiki trotoar dan menolak dengan halus tawaran supir taxi untuk memesan taxi yang lain, entah kenapa kakiku terus berjalan disepanjang trotoar seolah aku sudah tahu kemana tempat tujuan dan merasa sangat tidak asing dengan semua jalanan ini. Tanpa sadar aku sudah sampai disebuah jalanan mengarah keberbagai toko-toko kecil dengan bentuk agak tua dan aku berbelok kearah dalam jalanan yang menuju kejalan setapak dengan perasaan bingung dan sedikit takut. Kakiku tiba-tiba terhenti ketika melihat seorang laki-laki berjalan melewatiku dengan sedikit mencurigakan, ia melirikku sekilas dan kemudian berjalan dengan terburu-buru, gerak-geriknya membuatku semakin curiga.

Aku berbalik dan mulai mengikuti laki-laki itu, firasatku buruk tentang dirinya. Aku terus mengikutinya menuju kegang-gang toko yang sempit, aku yakin dia mengetahui aku mengikutinya dan aku kehilangan jejaknya disela-sela gang sempit yang memiliki 2 jalur pemisah. Aku berhenti, menoleh kekiri dan kekanan. Kakiku sedikit gemetar ketika akhirnya memilih mengambil arah kiri, ternyata gang itu berakhir disebuah lahan kosong, aku memicingkan mata tidak ada seorang pun disana, ketika akan berbalik dari arah kanan laki-laki itu muncul dengan secepat kilat ia meraih leherku dengan kedua tangannya, lalu mencengkram kuat leherku.

Aku ingat disaku sweater yang selalu kugunakan saat bekerja di cafe, ada sebuat alat pembuka kaleng karena setiap harinya aku membuka buah kalengan dengan ini, sebelum cengkeramannya semakin kuat, aku mengambil alat pembuka kaleng dan menghantam wajahnya yang berjarak lumayan dekat denganku, dari sisa-sisa tenagaku yang mulai melemah, hantaman pertama hanya membuatnya limbung tapi tangannya belum terlepas dari leherku.

"Kau siapa, kenapa mengikutiku?, gara-gara kau rencanaku berantakan!"


Image Pixabay - CCO

Dia berteriak sambil mengerang karena aku menghantamnya, sekali lagi aku juga menendang tulang keringnya dengan kaki gemetarku, cengkeraman kedua tangannya mulai mengendur dan aku segera mendorong tubuhnya menjauh dariku. Aku masih terengah dengan pembuka kaleng ditanganku, rupanya aku menghantam pelipisnya dikali kedua tadi, ia mengerang sambil menutupi sebelah matanya karena darah mulai turun dari pelipisnya.

Aku bersusah payah berlari ketika aku melihat Julie berdiri mematung berjarak 500 meter dariku dan aku langsung melambai dan berteriak..

"Lari... cepat lari dan telpon polisi!"

Kulihat Julie berbalik dan lari menjauh, aku menoleh kebelakang dan melihat laki-laki itu berlari memanggil Julie, kecepatan laki-laki berlari pasti berbeda jauh dengan perempuan, sekuat apapun perempuan akan kalah dengan laki-laki. Aku menarik nafas dengan tubuh bergetar hebat dan nafas terengah, aku berusaha berdiri tegap, menggengggam kuat alat pembuka kaleng, bersiap dengan keyakinan diriku, aku mohon tepat, ku harap tepat, kemudian aku menekuk kaki dan lututku menjauhkan alat pembuka kaleng dari kepalaku lalu mengayunkan lenganku dan melemparkan alat pembuka kaleng dengan kuat. Ternyata keberuntungan ada dipihakku, benar-benar memihakku karena alat pembuka kaleng mendarat tepat dikening laki-laki itu hingga mampu membuatnya terjatuh. Tanpa pikir panjang aku kembali berlari dengan sisa-sisa tenaga yang hampir sama sekali tidak lagi tersisa, jantungku seakan berdetak ditelingaku.

Aku berlari tidak tentu arah, tidak tahu harus kemana aku hanya melewati gang-gang sempit toko-toko dan berakhir ditengah-tengah keramaian. Beberapa orang melihatku dengan aneh dan sebagian berbisik-bisik, ada juga yang tidak peduli. Sepertinya ini sebuah pasar kecil, jadi aku memutuskan berlahan-lahan pergi sambil mengatur nafas sebelum laki-laki itu kembali. Sesekali aku berhenti dan membungkuk memegangi kedua lututku yang masih gemetar. Aku tidak akan berpikir sekarang, tidak akan!, tapi apakah ini semua sudah berakhir?

Baca juga:

Terbangun Dalam Mimpi (Part 01)
Terbangun Dalam Mimpi (Part 02)
Terbangun Dalam Mimpi (Part 03)
Terbangun Dalam Mimpi (Part 04)

steempress witness2.gif

vote steempress witnesses here : https://steemit.com/~witnesses


Posted from my blog with SteemPress : http://ayuramona.epizy.com/2018/11/12/terbangun-dalam-mimpi-mencari-julie-part-05/

Sort:  

Sudahkan julie itu d temukan?

Posted using Partiko Android

Congratulations @ayuramona! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You received more than 6000 upvotes. Your next target is to reach 7000 upvotes.

Click here to view your Board of Honor
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do not miss the last post from @steemitboard:

SteemFest3 and SteemitBoard - Meet the Steemians Contest

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.18
JST 0.031
BTC 87446.28
ETH 3163.39
USDT 1.00
SBD 2.93