Catatan Perjalanan: Penjual Kain Kasur Keliling

in #busy6 years ago (edited)
Sebulan atau dua bulan sekali aku bersama keluarga biasanya pulang ke Curup mengunjungi orang tuaku, di sebuah rumah tua tempat ayahku menjalani hari-hari tuanya. Sendiri, sejak ditinggal ibu yang telah berpulang hampir 2 tahun lalu.


IMG_7234.JPG

Curup adalah sebuah kota kecil yang dikelilingi pegunungan, kurang lebih 75 km dari Bengkulu dan 25 km dari kota Kepahiang tempat aku bekerja dan kini bermukim bersama keluarga. Biasanya aku bersama keluarga menginap satu atau dua malam di sini.

Sore hari dengan mengajak dua bocah lanangku, aku selalu jalan-jalan mengelilingi kota, dengan menggunakan sepeda motor milik ayah. Nah, pada suatu tempat di pinggiran kota, aku berdiri di pinggiran sebuah tebing untuk mencari-cari obyek yang bagu untuk dipotrat, saat itulah aku sempat kaget menyaksikan sebuah pemandangan yang aku kira tak akan pernah aku lihat lagi. Tukang jual kain kasur keliling!


IMG_7231.JPG

Ya, penjual kasur keliling yang menggunakan sepeda. Sungguh, sudah lama sekali aku tidak melihatnya. Aku tercengang beberapa lama. Terpesona, bahwa hari ini masih ada penjual kain kasur keliling, yang saat kecil itu sangat kukenal teriak-teriakan khasnya.


IMG_7235.JPG

Kaiiiiiiiin (jeda) kasuuuuuur (jeda) kain! (jeda) Suuuuuur (jeda) kain kasuuuuuur (melemah).

Teriakan itu terus diulang-ulangnya, dengan suara yang lantang. Pelan dia mengayuh sepeda, dimana pada stang bertumpuk kain kasur, sedangkan di bangku belakang tegak karung yang berisi penuh kapuk. Di karung itu juga biasanya terikat sebuah kayu kurang lebih berukuran 1,5 m, gunanya untuk mendorong dan menyusun kapuk-kapuk, jika sedang rezeki ada pelanggan yang mau mengisi ulang kasurnya yang sudah kempes. Bahkan, saat kecil dulu pernah aku lihat seorang penjual kain kasur yang membawa karung kasur di kepalanya. Sungguh hebat dia berakrobat, menjaga keseimbangan sepedanya di atas aspal jalanan yang masih sangat compang-camping waktu itu.

Saat penjual itu harus turun dari sepeda tuanya, karena tidak terkayuh di sebuah pendakian, tanpa sadar aku mengambil gambarnya beberapa kali dari sebuah tebing di atas jalan itu. Tertatih ia menuntun sepedanya untuk menaiki jalan mendaki yang cukup panjang itu. Pakaiannya lusuh, sedangkan keringat membanjiri tubuhnya, hingga nyaris badannya tenggelam dalam peluh. Lelahkah dia? Aku tak mau menjawab, tetapi asal tahu saja, bahwa pendakian yang dilaluinya itu bukanlah satu-satunya, karena sebagai sebuah wilayah yang berada di pegunungan, tidak ada jalanan yang benar-benar datar di kotaku itu.


Screenshot_12.jpg

Sungguh, ini luar biasa. Di hari ini, sore ini, di kota masa kecil dan remajaku, aku kembali melihat seorang penjual kain kasur keliling. Mungkin telah seperempat abad lebih aku tak pernah melihatnya. Apakah masih ada yang lainnya, atau apakah dia satu-satunya penjual kain kasur keliling dia di kota ini?

Mungkinkah dia adalah sisa dari sebuah masa lalu yang masih bertahan hidup dalam peradaban “springbed” pada hari ini?


All photos: Private Collection
Taken by: Canon EOS 100D


Baca Juga Tulisan-Tulisan Lainnya:

  1. Joan Of Arc, Ekspresi Kekagumanku (Expression For An Admiration)
  2. Literasi Folklor (Bagian I)
  3. Literasi Folklor (Bagian II)
  4. Literasi Folklor (Bagian III-Habis)
  5. Tradisi Membaca Orang-Orang Nusantara
  6. Mengenang Ketika Kota Kami Di-Make Over Kabut Asap
  7. Lela Rentaka Rejang
  8. Bertanya Tentang Kebudayaan Kepahiang
  9. Balada Pasung (Menuju Indonesia Bebas Pasung 2019)


Tentangku:
Screenshot_13.jpg

Sort:  

World of Photography Beta V1.0
>Learn more here<

You have earned 5.25 XP for sharing your photo!

Daily Stats
Daily photos: 1/2
Daily comments: 0/5
Multiplier: 1.05
Server time: 00:28:53
Account Level: 0
Total XP: 28.75/100.00
Total Photos: 5
Total comments: 3
Total contest wins: 0
When you reach level 1 you will start receiving up to two daily upvotes

Follow: @photocontests
Join the Discord channel: click!
Play and win SBD: @fairlotto
Daily Steem Statistics: @dailysteemreport
Learn how to program Steem-Python applications: @steempytutorials
Developed and sponsored by: @juliank

thank you :)

Mungkinkah ia akan tenggelam ditelan zaman...?

itu pasti, apalagi di zaman yang serba instan ini.... :(

Asli.... ini membuat hati berembun membacanya, di zaman ini, di mana sebuah bantal dan kasur dengan mudahnya kita temui di emperan toko, apakah kain kasur yang dijual si bapak ini masih laku dengan mudah?

Semoga laku, mungkin hanya itu doa kita. Tapi apakah akan mudah, tentu tak mudah pula menjawabnya...

Wah. Masih ada ya tukang jual kasur kapuk. Kukira sudah ganti kasur busa semua. Thanks for sharing

Bahkan bapak ini utamanya tidak menjual kasur, Bang, dia hanya menjual kain kasur. Tapi, ya, sudah sangat langka orang menggunakan kasur kapuk sekarang ini....

semoga rezeki didapat bapak itu halal dan cukup, amin.

Penemuan langka ini, bang (atau mestinya saya panggil kak sebagai orang Bengkulu, ya?)@emong.soewandi. Saya pernah menemukan tukang patri keliling yang membuat saya terpana: di zaman ember plastik sekarang masih ada tukang patri?

Masih ada beberapa profesi yang menurut saya akan sulit bertahan, misal tukang reparasi jam dan tukang reparasi payung keliling....

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 59696.15
ETH 2618.35
USDT 1.00
SBD 2.41