LITERASI FOLKLOR (BAGIAN I)

in #busy7 years ago (edited)

IMG_6918.JPG

(Studi Kreatif Kisah-kisah Rakyat Untuk Proyeksi Penulisan Naskah Drama)**
Sebelumnya adalah makalah untuk Seminar Pekan Sastra Se-Sumatera, Bengkulu, September 2016, diturunkan kembali dengan beberapa perubahan*

Untuk penulisan makalah ini, secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Agus Joko Purwadi, M.Hum, yang memberikan banyak kesempatan diskusi kepada saya baik secara langsung maupun via telepon. Terima kasih juga kepada Bapak Dr. Sarwit Sarwono, M. Hum, di mana bersama beliau, saya telah pernah berdiskusi tentang nama-nama tokoh dalam folklor dan legenda
*

Saya Memilih Folklor sebagai Bahan Naskah Drama

Setelah ikut bermain dalam pementasan Malin Kundang, naskah Alin De oleh Sanggar Swareka Bengkulu, dengan sutradara Pak Amrizal di Aula Universitas Bengkulu, 1994 lalu, terbersit keinginan saya mau juga mulai menulis sebuah naskah drama yang diangkat dari legenda.

Banyak orang telah mengenal kisah si anak durhaka bernama Malin Kundang itu, alurnya sederhana dengan pesannya yang hitam putih. Namun, dalam bentuk naskah drama, kesederhanaan itu berubah menjadi suatu peristiwa yang dramatik dengan alur yang begitu dinamik. Pesan hitam putihnya pun telah bermetamorfosis menjadi pesan universal dan filosofis.

Malin Kundang–nya Uda Alin De “mengganggu” saya, yang kemudian membuat saya pun mulai benar-benar menulis legenda-legenda yang ada di Bengkulu menjadi naskah drama.

Pilihan saya pertama kali adalah legenda-legenda yang ada di Rejang Lebong. Pilihan Rejang Lebong ini tidak dipungkiri karena didasari dengan alasan psikologis dan sedikit etnosentris. Lahir dan dibesarkan di Curup, Kabupaten Rejang Lebong, juga banyak berinteraksi dengan masyarakat dan budaya Rejang, menjadikan alasan pribadi bagi saya untuk memilih legenda-legenda Rejang menjadi naskah drama itu. Lalan Belek, dengan tokohnya Bujang Mengkurung dan Lalan adalah naskah drama pertama yang saya tulis, yang saya angkat dari legenda Lalan Belek dari Lebong. Naskah yang sudah 3 kali dipanggungkan ini, konsep ceritanya sama dengan dongeng Jaka Tarub di Jawa Timur.

Pada dasarnya cerita Lalan Belek merupakan legenda biasa, alur ceritanya tidak memperlihatkan keistimewaan. Namun, dongeng ini hampir merupakan sebuah mitos bagi masyarakat pendukungnya. Lalan Belek dianggap benar-benar pernah terjadi. Salah satu bukti yang ditunjukkan adalah dengan adanya tembang Lalan Belek yang dianggap keramat oleh masyarakat Rejang, yang jika dinyanyikan dapat mengakibatkan suatu peristiwa yang bersifat metafisika atau supranatural.
DSC03990.JPG

Pada waktu memancing, Bujang Mengkurung melihat tujuh orang putri dari kahyangan yang turun ke bumi melalui pelangi dan mandi-mandi di sebuah telaga. Bujang Mengkurung kemudian mengambil selendang putri termuda yang bernama Lalan, lalu disembunyikannya. Dari kejadian itu Kurung dan Lalan akhirnya hidup bersama, karena Lalan tak dapat pulang tanpa selendang itu. Sampai akhirnya, karena pelanggaran yang dilakukan oleh Kurung, maka Lalan dapat menemukan kembali selendangnya. Dengan selendang itu pun, kemudian Lalan kembali ke kahyangan, meninggalkan Kurung dengan anaknya yang masih kecil.

Naskah drama selanjutnya adalah Serindang Bulan, saya angkat dari kisah tentang Kerajaan Renah Sekalawi dari Lebong. Selanjutnya Serembak, naskah yang sempat kontroversial ini saya angkat dari legenda Muning Raib, berkenaan dengan asal usul-usul suatu desa di Curup yang tidak boleh ke Gunung Kaba. Naskah selanjutnya adalah Semidang Bukit Kabu, yang diangkat dari kisah serangan harimau-harimau ke orang-orang di Semidang Bukit Kabu (masuk wilayah Bengkulu Tengah sekarang). Naskah ini telah 4 kali dipentaskan, salah satunya pementasan untuk Kala Sumatera di Lampung 2012 lalu atas dana hibah dari Hivos Foundation, Belanda. Juga naskah Permayo, sebuah naskah drama pendek, yang diangkat dari tradisi “santet” masyarakat Rejang, yang dulunya dipersiapkan untuk mengikuti Festival Tradisi Tutur Nusantara, di Lombok, Nusa Tenggara Barat 2009 lalu. Terakhir, adalah naskah Suatu Senja Di Taman Bungamu, naskah yang sedang kami garap ulang bersama kawan-kawan di Teater Petak Rumbia, berangkat dari tradisi konsep bilei dan cara pandang perempuan dalam masyarakat Rejang.

(Bersambung)

Emong Soewandi, guru di SMKN 1 Seberang Musi, Kepahiang-Bengkulu. Lahir di kota kecil Curup, Provinsi Bengkulu, ayah dari 1 orang putri dan 2 orang putra. Bergiat di Teater Petak Rumbia Bengkulu. Menulis esai, puisi, naskah drama dan makalah sastra/budaya untuk beberapa seminar di Bengkulu, Palembang, Riau, Jakarta dan Bogor. Puisi-puisi telah diterbitkan dalam beberapa antologi Indonesia dan Malaysia. Juga sempat menerima Beasiswa Prestasi dari Kemendikbud untuk penulisan naskah drama, 2012. Menerima bebeberapa penghargaan: Departemen Kehutanan atas karya-karya bertema lingkungan hidup, 1994; Penghargaan seni “Bengkulen Award” dari Gubernur Bengkulu, 2007; Penghargaan budayawan dari Gubernur Bengkulu dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-40 Provinsi Bengkulu, 2008; dan Guru SMK Berprestasi Tingkat Provinsi Bengkulu Tahun 2014

Baca Juga:

  1. Literasi Folklor (Bagian II)
  2. Literasi Folklor (Bagian III-Habis)
  3. Tradisi Membaca Orang-Orang Nusantara
  4. Mengenang Ketika Kota Kami Di-Make Over Kabut Asap
  5. Lela Rentaka Rejang
  6. Bertanya Tentang Kebudayaan Kepahiang
  7. Balada Pasung (Menuju Indonesia Bebas Pasung 2019)
Sort:  

Indonesia sangat kaya dengan folklor. Mengangkat kembali kisah folklor dalam bentuk apa pun memberi pengetahuan bagi generasi muda......

Setuju sekali aku
Folklor itu wajah kita di masa lalu, yang ikut menentukan bagaimana wajah kita hari ini...

What can I say??? You're the best !!! Thank you very much for cool post <3

Thank you.... :)

Para teaterwan eropa saja Terinspirasi kepada pergerakan teater indonesia. Breh telah menularkan teorinya, setelah menyaksikan teater nusantara.
Salut bang @emong.soewandi selalu mengangkat kearfan lokal menjadi naskah teater. Maka marak teater indonesia

Kak buat naskah tentang cerita balaibuntar yang ada di desa deri...

Ado bahannyo, Der? Kito garap!

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.26
JST 0.039
BTC 94483.51
ETH 3348.38
USDT 1.00
SBD 3.29