Eskimo Folktales #8a - The Strong Man and The Wizzard (Part 1) | Si Kuat dan Penyihir (Bagian 1)

in #art6 years ago (edited)

Ada seorang lelaki kuat tapi tak punya anak. Dia meminta bantuan seorang penyihir.


Source: Wikipedia, edited

Ada seorang lelaki kuat yang memiliki tanah di Ikerssuaq. Satu-satunya lain di sana adalah seorang lelaki tua, yang hidup tanpa apa pun kecuali gurita. Ketika si orang kuat menangkap lebih banyak gurita dari yang dia butuhkan, lelaki tua itu kan selalu memiliki banyak daging, yang dia tukar dengan ikan.

Si orang kuat, kata orang, tidak pernah gagal menangkap anjing laut ketika dia pergi berburu. Dia terdiam seiring berjalannya waktu dan kemudian menjadi pendiam. Dan, ini, tidak diragukan lagi, karena dia tidak bisa mendapat anak.

Si orang tua adalah penyihir dan suatu hari si kuat datang kepadanya dan berkata:

“Esok hari, ketika istri saya turun ke pantai di dekat tempat kamu memancing, pergilah ke dia. Untuk ini saya akan memberikan kamu tangkapan saya setiap hari.”

Tak diragukan lagi, dia ingin istrinya memiliki anak karena dia sangat ingin punya anak dan tidak bisa mewujudkannya.

Si orang tua tidak melupakan kata-kata yang diucapkan kepadanya.

Dan kepada istrinya juga si kuat berkata:

"Esok hari, ketika si orang tua keluar memancing, pergilah kamu dan berpakaian yang baik ke pantai di dekat situ."

Istrinya melakukan seperti yang apa dia katakan. Ketika mereka sudah tidur dan kemudian bangun, perempuan itu mengawasi kapan si tua keluar. Ketika si tua mendayung pergi, dia mengenakan pakaian terbaiknya dan mengikutinya di sepanjang pantai. Ketika perempuan itu menemukannya, si tua tampak berbaring di sana sambil memancing. Kemudian dengan penuh semangat perempuan itu berdiri di pantai dan memandang ke arahnya. Sekarang si tua memandangnya dan beralih ke laut dan ini berlangsung untuk waktu yang lama. Perempuan itu lama berdiri di sana dengan putus asa sambil memandang si tua, tetapi si tua tidak menghampirinya, maka dia pun pulang ke rumah.

Segera setelah perempuan itu pulang, suaminya mendayung ke si tua, dan bertanya: "Apakah kamu tidak pergi ke istri saya hari ini?"

Si orang tua berkata: "Tidak."

Lagi, si kuat berkata untuk kedua kalinya: "Maka jangan gagal pergi kepadanya besok."

Ketika si orang tua pulang, dia tidak bisa melupakan kata-kata si kuat.

Di malam hari, si kuat mengatakan hal yang sama lagi kepada istrinya dan untuk kedua kalinya menyuruhnya pergi ke si orang tua.

Mereka tidur dan bangun dan sia kuat pergi berburu seperti biasa. Istrinya hanya menunggu sampai si orang tua pergi keluar dan segera setelah si orang tua pergi, dia mengenakan pakaian terbaiknya dan membuntutinya. Dia menemukan si orang tua di pantai sedang duduk di perahunya dan, seperti hari-hari lain, memancing. Sekarang si orang tua menoleh dan melihatnya berpakaian lebih bagus daripada pada hari sebelumnya. Keinginan besar menyergapnya dan dia memutuskan untuk mendayung ke perempuan itu. Dia mendarat dan melangkah keluar dari kayaknya dan pergi ke arah perempuan itu. Sekarang dia menggaulinya.

Kemudian dia mendayung pergi. Tetapi dia hampir tidak menangkap ikan apa pun hari itu.

Beberapa saat kemudian, si kuat mendayung ke arah si orang tua dan berkata: "Sekarang barangkali kamu gagal lagi dengan istriku?"

Ketika kata-kata ini diucapkan, si orang tua memalingkan kepalanya dan berkata: "Hari ini saya tidak gagal bersamanya."

Ketika si kuat mendengar ini, dia mengambil salah satu anjing laut tangkapannya dan memberikannya kepada lelaki tua itu dan berkata: "Ambil ini. Ini milikmu. "

Sejak itu, si kuat melakukan hal ini kepada si orang tua. Si orang tua pulang ke rumah hari itu sambil menyeret anjing laut di belakangnya. Sejak itu, dia sering melakukan hal demikian.

Ketika si kuat pulang, dia berkata kepada istrinya: “Ketika besok saya mendayung kayak, itu bukan untuk berburu anjing laut. Oleh karena itu, perhatikan dengan seksama kepulangan saya ketika matahari berada di barat. ”

Hari berikutnya si kuat keluar dengan kayaknya dan ketika matahari berada di barat, istrinya sering pergi dan sering terlihat keluar. Suatu kali ketika perempuan itu pergi, dia melihat suaminya telah pulang dan sejak itu dia tidak lagi mengantuk.

Ketika semakin dekat dan semakin dekat ke daratan, si kuat mendayung semakin kuat.

Istrinya pergi ke tempat dia akan mendarat, lalu berbalik dan duduk memunggungi laut. Pria itu melepaskan jubah bulu berburu dari cincin kayaknya. Si kuat mengambil seekor ular laut dari belakang kayak dan memukulkannya ke punggung istrinya. Perempuan itu merasa sangat kedinginan dan kulitnya peka. Lalu perempuan itu berdiri dan pulang. Tetapi suaminya tidak mengatakan apa-apa. Kemudian mereka tidur, dan terbangun.


Source: Wikipedia

Kemudian si orang tua mendatangi mereka dan berkata: "Sekarang kamu harus mencari bangkai seekor burung pecuk, dengan hanya kerangka yang tersisa, untuk istri bersama anakmu."

Si kuat pergi dengan bersemangat mencarinya.

Suatu hari, si kuat mengayuh kayaknya ke arah selatan seperti biasa dan mulai memeriksa semua tebing sarang burung. Di kaki salah satu tebing, dia melihat apa yang sangat dia inginkan: bangkai seekor burung pecuk besar, yang sekarang telah menjadi tulang belulang. Bangkai itu tergeletak di sana dan tampak mudah kelihatannya. Tetapi tidak ada jalan untuk mendekati tempat itu, baik dari atas maupun dari bawah atau dari samping tebing. Namun dia akan berusaha.

Dia mengikat tambang berburunya dengan cepat ke salib tali di kayaknya dan menyelipkan tangannya ke celah kecil di tebing. Sekarang dia mencoba memanjat dengan tangan. Akhirnya dia mendapatkan kerangka burung itu dan turun dengan cara yang sama.

Dia mendayung ke utara, ke rumahnya. Sesaat sebelum mendarat, si orang tua datang kepadanya dan membawa pergi kerangka pecuk. Si orang tua gemetar karena terkejut. Dia mengambil kerangka itu dan menyimpannya, lalu berkata: "Sekarang kamu harus mencari batu yang lembut, yang tidak pernah terkena matahari. Batu yang bagus untuk membuat lampu."

Sia kuat mulai mencari batu seperti itu.

Suatu hari dia sampai ke sebuah tebing, yang tegak di suatu tempat dengan suatu seperti cara sehingga tidak pernah merasakan sinar matahari. Di sini dia menemukan sebuah batu lampu yang bagus. Dia membawanya pulang dan si orang tua mengambil dan menyimpannya.

Beberapa hari berlalu dan kemudian istri si kuat mulai merasakan sakit hendak melahirkan dan si orang tua segera masuk ke sana bersama istrinya sendiri. Kemudian perempuan itu melahirkan seorang putra. Ketika dia lahir, si kuat berkata kepada si orang tua: “Ini anakmu. Beri nama dia berdasarkan orang-orang yang sudah wafat. " (Catatan: Menurut kebiasaan orang Eskimo, bila nama orang mati dipakai, sifat-sifatnya dipercaya akan ikut berpindah ke yang hidup).

"Biarkan dia dinamai menurut nama orang yang mati kelaparan di utara, di Amerdloq," kata si orang tua berkata. Dan kemudian dia berkata: "Namanya Qujâvârssuk!"

Demikianlah si orang tua memberinya nama itu.

Qujâvârssuk tumbuh besar. Ketika dia sudah cukup besar, si kuat itu berkata kepada si orang tua: "Buatlah kayak untuknya."

Si orang tua membuatkan kayak untuknya. Ketika kayak selesai, anak itu susah payah mendorongnya ke air untuk mencobanya tanpa kehilangan pegangan. Ketika dia melakukan ini, seekor anjing laut muncul dan yang lainnya juga muncul. Ini adalah tanda bahwa anak itu akan menjadi orang yang kuat — seorang kepala suku jika anjing laut juga mendatanginya. Tapi, ketika dia menarik kayak keluar dari air, semua anjing laut menyelam dan tidak ada yang tersisa.

Si orang tua mulai membuat alat-alat berburu. Ketika sudah selesai membuatnya dan tidak ada yang perlu dibikin lagi, dia pikir usia anak itu sudah mencukupi untuk mulai berburu. Dia berkata kepada si kuat: "Sekarang mendayunglah bersamanya karena dia harus pergi berburu anjing laut."

Lalu si kuat mendayung bersama anak itu. Ketika mereka sudah begitu jauh ke tengah laut sehingga tidak bisa melihat lagi dasar laut, si kuat berkata: "Ambil titik harpun bersama tambangnya, dan perbaiki porosnya."

Mereka baru saja mempersiapkan segala sesuatu untuk berburu ketika bertemua sekawanan anjing laut hitam.

Yang kuat berkata kepadanya: "Sekarang dayung lurus ke arah mereka."

Anak itu kemudian mendayung lurus ke arah kawanan anjing laut dan dia mengangkat tombaknya. Dia melemparkannya dan berhasil mengenai sasaran. Ini dia lakukan setiap hari dengan cara yang sama dan i berhasil membuat tangkapan setiap kali dia pergi dengan kayaknya.



Cerita ini diterjemahkan dari "Qalagánguasê Who Passed to the Land of Ghosts" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print this them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 60205.00
ETH 2994.41
USDT 1.00
SBD 3.90