Eskimo Folktales #7 - The Boy Who Passed to the Land of Ghosts | Bocah yang Pergi ke Dunia Hantu

in #art6 years ago (edited)

Qalagánguasê adalah bocah lumpuh yang dapat melihat hantu. Dia kemudian diajak para hantu untuk masuk ke dunia mereka.


Source: Little Folks of Many Lands by Lulu Maude Chance, edited and coloring

Dahulu kala ada seorang anak laki-laki bernama Qalagánguasê. Orang tuanya tinggal di tepi pantai yang ombaknya kuat. Suatu hari orang tuanya makan rumput laut dan akibatnya meninggal dunia. Kini hanya seorang saudara perempuan yang merawat Qalagánguasê tetapi itu pun tidak lama karena kemudian dia meninggal juga. Selanjutnya, seorang asing merawatnya.

Qalagánguasê tidak memiliki kekuatan. Bagian bawah tubuhnya lumpuh. Suatu hari, ketika yang lain pergi berburu, dia ditinggalkan sendirian di rumah. Dia pun duduk-duduk dan tiba-tiba mendengar sebuah suara. Dia ketakutan dan dengan susah payah berhasil menyeret dirinya keluar dan masuk ke rumah sebelah. Di sini dia menemukan tempat persembunyian di balik hiasan dari kulit. Ketika sedang bersembunyi, dia mendengar suara itu lagi, yang ternyata hantu yang sedang berjalan.

“Ai! Ada orang disini?"

Hantu itu pergi ke bak air dan minum. Ia mengosongkan wadah air itu dua kali.

"Terima kasih untuk minuman yang telah memuaskan dahagaku. Terima kasih," kata hantu itu. “Aku biasa minum bila aku tinggal di bumi.” Kemudian dia pergi.

Bocah itu mendengar teman-temannya datang dan berkumpul di luar rumah. Mereka kemudian mulai merangkak masuk ke lorong rumah.

"Qalagánguasê ada di sini," kata mereka ketika mereka masuk.

"Ya, benar," kata bocah itu. "Aku bersembunyi di sini karena ada hantu yang masuk. Ia minum dari bak air di sana."

Ketika mereka pergi untuk melihat bak air, mereka melihat memang ada sesuatu yang telah meminumnya.

Hal itu terulang lagi ketika orang-orang berburu dan Qalagánguasê tinggal sendirian di rumah. Tiba-tiba dinding dan tiang rumah mulai bergetar. Sesaat kemudian segerombolan hantu bergelindingan masuk ke dalam rumah satu demi satu. Dan yang terakhir adalah hantu yang dia kenali benar karena itu adalah saudara perempuannya, yang telah meninggal beberapa waktu lalu.


Source: Internet Archive, edited

Para hantu duduk di lantai dan mulai bermain. Mereka bergulat dan bercerita dan tertawa sepanjang waktu.

Pada mulanya Qalagánguasê takut kepada mereka, tetapi akhirnya dia melihat hal itu tampak menyenangkan untuk menghabiskan malam. Sesaat sebelum penduduk desa pulang, mereka segera pergi.

“Janganlah kamu menceritakan hal ini,” kata hantu itu. “Jika kamu melakukan apa yang kami katakan, maka kamu akan mendapatkan kekuatanmu lagi dan tidak akan ada yang tidak bisa kamu lakukan.”

Satu per satu mereka mereka menggelinding keluar melewati lorong rumah. Hanya saudara perempuan Qalagánguasê yang hampir tidak bisa keluar karena saudaranya itu peduli terhadap bocah itu dan sentuhan bocah itu membuatnya tetap di sana. Para pemburu pun kembali dan cukup dekat dengan mereka ketika saudara perempuannya dapat menyelinap keluar. Orang hanya bisa melihat bayangan sepasang kaki.

"Apa itu," kata salah satu dari pemburu. "Itu tampak seperti sepasang kaki yang menghilang."

"Dengar. Aku akan memberitahu kalian," kata Qalagánguasê, yang sudah merasakan kekuatannya kembali. “Rumah itu penuh dengan orang-orang dan mereka membuat malam berlalu dengan nyaman untukku. Mereka bilang, aku akan tumbuh kuat lagi.”

Tetapi, bersamaan dengan sang bocah mengucapkan kata-kata itu, kekuatannya pun perlahan mulai meninggalkannya.

"Qalagánguasê harus ditantang untuk kontes menyanyi," kata seorang pemburu ketika bocah itu terbaring di sana.

Mereka kemudian mengikat bocah itu di tiang rumah dan membiarkannya terayun-ayun ke belakang dan ke depan saat dia mencoba untuk membuat mereka terkesan. Setelah semua siap, mereka pun berangkat untuk kontes menyanyi. Mereka meninggalkan anak lelaki yang lumpuh itu di belakang rumah sendirian. Di sana dia berbaring, ketika ibunya, yang sudah lama meninggal, datang bersama ayahnya.

"Mengapa kamu sendirian di sini?" tanya mereka.

"Aku payah," kata bocah itu, "Yang lain pergi ke kontes menyanyi dan mereka meninggalkanku."

"Pergilah bersama kami," kata ayah dan ibunya.

"Bila itu lebih baik barangkali," kata bocah itu.

Maka mereka membawa bocah itu pergi ke dunia hantu, dan dengan begitu Qalagánguasê pun menjadi hantu.

Konon Qalagánguasê menjadi seorang wanita ketika mereka mengubahnya menjadi hantu. Tetapi, rekan-rekan sedesanya tidak pernah melihatnya lagi.



Cerita ini diterjemahkan dari "Qalagánguasê Who Passed to the Land of Ghosts" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 60609.50
ETH 3014.13
USDT 1.00
SBD 3.90