PuloTravels #104: [Trip Jelajah Pulau Sumatra #7] – Empat Lawang, Tidak Seseram yang Dibayangkan

in #travel6 years ago (edited)

6B88969C-5FC9-42C4-8FEF-A3E707D3F0A8.jpeg

Saya sangat menikmati tugas saya di Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Saya bertemu orang-orang baru, suasana, karakter, dan sosial budaya masyarakat yang serba baru bagi saya. Semuanya memberikan pengalaman dan wawasan berharga.

Sebelum berangkat ke Empat Lawang, teman-teman saya di Palembang mewant-wanti, supaya saya hati-hati betul saat di sana nanti, sebab kabupaten tersebut dinilai paling rawan tindak kriminal di Sumatera Selatan. Saya mendengar nasehat mereka, tetapi tidak menyurutkan semangat saya dan tidak peduli dengan segala keangkeran itu, bukan karena nekad atau sok berani.

Alasan saya jelas harus memilih Empat Lawang sebagai tempat penugasan saya selama 6 bulan. Karena lokasinya hanya 7 jam perjalanan dari kota Palembang, tempat anak-anak dan istri saya tinggal. Bagaimana jadinya, andai saya ditempatkan di pulau-pulau terluar, seperti Natuna. Apalagi kalau ditempatkan di Kalimantan atau Papua, tentu akan sangat merepotkan.

Betapa tidak, anak dan istri saya bawa hijrah dari Aceh ke Palembang. Anak saya bersekolah di sana dan istri saya bekerja sebagai guru PNS titipan di SMP Negeri 27 Palembang. Tidak mungkin mereka ikut ke tempat tugas saya selama 6 bulan. Itulah sebabnya, saya sangat beruntung ditugaskan di Empat Lawang. Saya dapat pulang ke Palembang tiap akhir pekan, atau mengajak mereka ke Tebingtinggi saat libur sekolah. Dapat pula kami berwisata ke Pagaralam, Lubuk Linggau, atau Bengkulu.

Dibalik tingginya angka kriminalitas di Kabupaten Empat Lawang, ternyata kawasan ini menghasilkan putra-putri terbaik yang mampu berkiprah dalam dunia politik, seperti Gubernur Sumatera Selatan, H. Alex Noedin. Dulu, beliau bahkan sempat menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.

C0A73EC3-425E-495C-877F-01C706EDDCEC.jpeg
Bersama H. Alex Noerdin, Gubernur Sumsel

Sejarah
Kabupaten Empat Lawang secara resmi dimekarkan dari Lahat pada 20 April 2007. Menurut cerita rakyat, nama kabupaten ini berasal dari kata Empat Lawangan, yang berarti “Empat Pendekar/Pahlawan). Sebab, di masa lalu ada empat orang tokoh yang memimpin wilayah tersebut.

Pada masa penjajahan Belanda (sekitar 1870-1900), Tebingtinggi memegang peranan penting bidang administrasi. Bahkan, hampir saja menjadi ibukota dari keresidenan Sumatera Selatan, namun tidak disetejui oleh pemerintahan Hindia Belanda, yang hanya membentuk satu keresidenan, yaitu Sumatera.

Dahulu, di Tebingtinggi ini juga berdiri sebuah benteng Belanda. Seperti biasanya, benteng ini digunakan sebagai tempat pertahanan sekaligus kantor administrasi. Kadangkala, juga tersedia ruang-ruang penjara bagi tahanan, seperti Fort Rotterdam di Makassar, yang pernah saya kunjungi setahun lalu.

Daerah Penghasil Durian
Empat Lawang dikenal sebagai sentra penghasil durian di Sumatera Selatan. Yang paling terkenal adalah durian tembaga, ukuran buahnya kecil tetapi warna dagingnya benar-benar kuning dan manis rasanya. Beruntung, saat saya di sana sedang musim durian, sehingga saya dapat menyicipi lezatnya durian empat lawang. Pada hari kedua bertugas, saya diajak Pak Joko, seorang pejabat RSUD Tebingtinggi, Empat Lawang untuk menikmati durian langsung di kebun warga. Harganya cukup murah, berkisar antara Rp 5000 – Rp 10.000 per buah.

220CD18A-C44D-4314-890E-6D165E6A2883.jpeg

Durian Tebingtinggi memang sangat terkenal, umumnya dipakai sebagai bahan baku Lempok Durian dan Tempoyak, makanan khas Sumsel. Lempok Durian dan Tempoyak Tebingttinggi sangat populer, karena dibuat dengan daging durian berkualitas tinggi.

——-

Secara keseluruhan, saya sangat enjoy saat menjalani tugas di Tebing Tinggi, Empat Lawang. Alhamdulillah, saya diterima dengan baik oleh staf RS dan masyarakat di sana.

14AE408E-E9F4-426F-A8B6-00EBDECEC7EB.jpeg

Saya mendapatkan perlakuan baik, dan tidak ada sekalipun mengalami peristiwa yang mengancam. Ternyata, Empat Lawang tidak seseram yang dibayangkan. Uniknya, saya bahkan diajak untuk menetap di Tebingtinggi, padahal saya pegawai negeri di Bener Meriah, Aceh. Tentu saja, kecil sekali kemungkinannya saya tinggal di Bumi Saling Keruaniu Sangi Kerawati ini.

Salam,
@razack-pulo

Baca juga kisah Trip Jelajah Pulau Sumatera Lainnya:

Trip Jelajah Pulau Sumatra #6: Sendirian Menjajal Lintasan Tebing Tinggi - Palembang

Trip Jelajah Pulau Sumatra #5: Menuju Tebing Tinggi Menaiki Kereta Api di Kertapati

Trip Jelajah Pulau Sumatra #4: Mendiagnosis Flu Burung yang Menghebohkan Bengkulu

Trip Jelajah Pulau Sumatra # 3: Kunjungan Pertama Langsung Jatuh Cinta pada Bengkulu

Trip Jelajah Pulau Sumatra #2: Menuju Bengkulu Melalui Jalur Sekayu

Trip Jelajah Pulau Sumatra #1: Palembang adalah Titik Tolak

Sort:  

Perjuangan seorang guru memang berat, namun untuk mencerdaskan anak bangsa butuh kesabaran dan keihklasan, demi pekerjaan mulia ini semua akan dapat balasan mulia juga disisi Allah. Amin. Izin share bang razack

Hebat sekali pak dokter... tugas negara dengan mengabdi kepada masyarakat dan mau ditempatkan dimana saja, menjadi sebuah pengalaman hidup yang sangat indah untuk dikenang.

Спасибо за интересную статью!

Bagi seseorang bertemu dan berfoto bersama orang penting adalah sebuah moment penting yang tak terlupakan dalam sejarah hidup, seperti yang bpk @razak rasakan sekarang tentu saja jaranv bisa didapatkan orang apalagi sekeles gubernur, selamat ya pak semoga dengan tekad dan jiwa sosial yang tinggi, tugas mulia bapak dapat terlaksana tanpa hambatan apapun, Aminn

Amiiin. Trimakasih ya @arizpranata5 atas apresiasinya :)

Kemampuan beradaptasi akan membuat kita diterima di mana saja.

Betul sekali bang. Saya setuju dan sudah membuktikannya 😀

Ketika kita baik, premankah, banditkah, atau asiapapun bisa menjadi kawan bukan lawan.
:)
Best Pak Dokter. @razack-pulo

Wah, keren neh komennya. Trims bang @jubagarang

Tadinya saya kira sudah pindah tugas kesana, tapi sepertinya ini kisah beberapa tahun yang lalu benar bang ?
Pengalaman yang manarik, itu salah satu dari sekian banyak lainnya menjadi dokter, memiliki banyak kesempatan untuk menjelajahi pelosok negeri. Sukses terus bang.

Betul bang @razak-pulo setiap saya mendengar kata palembang selalu di identikan dengan kengerianya sampai - sampai saya membayangin nanti kalau asian games gimana tu. Ternyata tak sengeri yg di bayangkan dan mudah mudahan saja tidak lah. Dulu gara gara itu saya menolak menangani project pengembangan petani kopi robusta di sana. Kalau tau ceritanya begini mungkin saya terima hehe
Tapi sudah lah apa boleh buat waktu telah berlalu

Mantap Pak Dr @razack-pulo. Saya baru tau kalau disana juga ada Tebing Tinggi. Saya pernah melintasi Sumatera Selatan dulu di tahun 2013.

duriannya ga tahan bg razack
beukah sang mangat nyan he..he :)

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 67310.11
ETH 3522.28
USDT 1.00
SBD 2.71