PuloTravels #90 : Trip Jelajah Pulau Sumatera [5] – Menuju Tebing Tinggi Menaiki Kereta Api di Kertapati

in #indonesia6 years ago (edited)

WhatsApp Image 2018-03-14 at 00.00.35.jpeg

Kisah jelajah Pulau Sumatera telah saya tulis dalam empat seri. Pada kisah-kisah sebelumnya, saya bercerita tentang pengalaman tinggal di Bengkulu selama 2,5 bulan. Memulai perjalanan dari Palembang menuju Bengkulu melalui jalur Sekayu.

Kemudian kami bertugas di Rumah Sakit dr. Muhammad Yunus, menikmati keindahan dan ketenangan kota, hingga peristiwa tak terlupakan mendiagnosis flu burung. Perjalanan pertama ke Bengkulu pada tahun 2012 ini, menyisakan kesan mendalam dan berlimpah kenangan.

Kembali ke Palembang dan melanjutkan pendidikan di RSUP. Dr. Muhammad Hoesin, saya tidak pernah lagi menjelajahi Pulau Sumatera, selain seputaran kota Palembang saja. Hingga pada awal 2015, saya dikirim kembali ke luar kota untuk mengemban tugas pendidikan. Sejak saat itulah, begitu banyak wilayah di Sumatera yang saya jelajahi.

Kali ini, saya akan bertugas di Tebingtinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Selama 6 bulan saya melayani pasien di RSUD Tebingtinggi. Waktu itu, saya telah memasuki tahap akhir pendidikan spesialis. Saya sudah menjadi chief senior, dan boleh dilepas untuk berpraktik secara mandiri.

Saya sangat bersyukur dikirim ke Tebingtinggi, sebab tidak terlalu jauh dari Kota Palembang. Hanya sekitar 7-8 jam perjalanan darat. Saya dapat balik ke Palembang, setidaknya seminggu sekali untuk menjenguk istri dan anak-anak. Istri saya, seorang Guru PNS di Aceh, ikut menemani saya selama menempuh pendidikan.

Ia diterima (saya urus) sebagai pegawai titipan di SMP Negeri 27 Palembang. Anak saya, yang laki-laki, sekolah di TK Khalifah 22. Sedangkan si kecil, dijaga pengasuhnya selama ibunya pergi mengajar. Praktis, saya meninggalkan mereka selama 6 bulan. Untung saja, tetangga-tetangga kami sangat baik dan perhatian.

Saya membayangkan, bagaimana perasaan teman-teman saya yang lain. Ada yang dikirim ke Pulau Natuna, Bangka, Seluma, Muko-Muko, Bengkalis, bahkan ada yang dikirim ke Kalimantan dan Papua. Tentunya mereka, akan sangat kesulitan untuk menjenguk keluarganya di Palembang. Tetapi, semua itu wajib dijalani, yang merupakan sebuah proses panjang untuk menjadi dokter spesialis.

Tebingtinggi pun, sebetulnya juga sangat menantang. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa wilayah ini merupakan kawasan paling berbahaya di Palembang. Mendengar saya ditugaskan ke Empat Lawang, teman-teman saya yang asal Palembang, mewanti-wanti saya untuk selalu waspada selama berada di sana. Tingkat kriminalitasnya cukup tinggi, bahkan penjahat-penjahat kelas kakap, banyak berasal dari daerah ini.

Mendapat masukan dan informasi tersebut, tidak sepenuhnya membuat saya takut. Bagaimanapun, saya pun harus siap menghadapinya. Bismillah saja. Saya berprinsip, di manapun kita berada, asal kita mampu membawa diri dengan baik, bersikap low profile, menghargai orang lain, menghargai adat istiadat setempat, dan menghormati kearifan lokal, InsyaAllah kita akan diterima bahkan dirindukan di tempat baru tersebut.

Prinsip ini sudah pernah saya terapkan dan terbukti berhasil. Dulu, saya pernah bekerja di Lamno, Aceh Jaya selama 6 bulan bersama Medecines Sans Frontieres (MSF) Belgium pada masa tanggap darurat gempa dan tsunami Aceh. Saya bekerja sebagai medical assistant, bekerjasama dengan petugas kesehatan dan masyarakat di sana.

Di akhir misi, saya mendapati staf di Puskesmas Lamno menginginkan saya tetap tinggal di sana. Demikian pula, saat bertugas di Bengkulu selama 2,5 bulan pada 2012, saya juga mendapatkan sambutan yang baik, dan lancar-lancar saja dalam menjalani tugas di sana.

Perjalanan Menuju Tebingtinggi
Baiklah sahabat steemian. Pada 31 Desember 2014, tiba saatnya saya berangkat ke Tebingtinggi. Sebuah daerah yang sangat asing bagi saya. Walaupun sebelum berangkat, saya sudah searching di google tentang Empat Lawang, tapi belum juga saya temukan gambaran tepat bagaimana kondisi sebenarnya daerah penghasil durian tersebut. Informasi online yang saya dapati, kebanyakan seputar peristiwa kriminal, kejahatan, pembunuhan, bajing loncat, dan kekerasan bersenjata lainnya.

Sebetulnya, selaku orang Aceh, sudah tidak asing lagi bagi saya berita buruk seperti itu. Bertahun-tahun kami hidup dalam nuansa konflik, juga dalam ujian berat gempa dan tsunami. Sehingga, untuk tugas di Tebingtinggi, saya sudah tidak ambil pusing lagi.

Pukul 18.00 WIB saya berangkat dengan ojek dari kontrakan di seputaran Kenten, Kota Palembang menuju stasion Kertapati. Pukul 20.00 WIB, kereta kami berangkat. Kini, saya berada dalam gerbong eksekutif kereta yang akan berhenti di stasion terakhir di Lubuk Linggau.

Dalam kereta5.jpeg

Trip ini berjalan sangat lamban. Kereta sering sekali berhenti. Berhubung baru pertama kali saya menaiki kereta jalur ini, saya bertanya-tanya apa gerangan penyebab kereta berhenti dalam waktu lama.

Setelah bertanya kepada petugas, barulah saya ketahui, rupanya lintasan ini saling berbagi dengan kereta pengangkut batubara. Saya baru ngeh, memang benar kawasan Prabumulih, Muara Enim, hingga Lahat merupakan penghasil utama batubara di Sumatera Selatan.

Selama perjalanan, saya selalu terjaga, mengikuti setiap detik perjalanan. Hingga akhirnya, saya sampai di stasion Tebingtinggi pada sekitar pukul 06.00 pagi hari. Duduk di ruang tunggu, saya segera menelfon direktur RSUD memberitahu bahwa saya sudah tiba. Ibu direktur meminta saya untuk menunggu jemputan.

Stasiun_Tebingtinggi_(EL)_08-2015.jpg
Source

Setengah jam kemudian, datanglah sebuah ambulan menjemput saya. Kemudian, saya dibawa melewati pasar pagi yang mulai ramai, lalu menyusuri deretan pertokoan yang masih tutup. Tak lebih lima menit, kami sudah tiba di halaman rumah sakit.

Saya turun di halaman sebuah rumah, di depan kiri RSUD. Itulah rumah dinas saya. Setelah diberikan kunci oleh petugas sekuriti, saya segera masuk ke dalamnya meneliti. Ruangan rumah ini cukup nyaman, ruang tamu lengkap dengan sofa, dan dua kamar tidur dilengkapi spring bed, sebuah lemari pakaian, meja kerja, dan televisi. Kamar mandi cukup bersih dan wangi, air juga lancar dan jernih.

Lalu, saya buka pintu belakang, halamannya tidak luas, dengan pagar beton tinggi sebagai pembatas. Di balik beton tersebut, terdapat kebun kopi dan durian.

Setelah beristirahat dan salin pakaian, saya keluar menuju rumah sakit. Rupanya, saya telah ditunggu direktur dan jajaran manajemen di kantornya. Kami berkenalan, lalu dibawalah saya untuk orientasi tempat dan diperkenalkan kepada seluruh staf yang hadir hari itu. Sungguh, sebuah sambutan yang baik dan ramah.

Setelah selesai keliling seluruh ruangan, kemudian saya diajak bertemu dengan staf bagian logistik. Ternyata, saya diberikan sebuah mobil dinas, Mitsubishi Ertiga keluaran terbaru, 2014, warna silver.

Bersambung.......

Salam hangat,
@razack-pulo

Sort:  

Semangat terus om,

Trims bang :)

Nah, rasanya blm lengkap ke Sumatra kalo blm mampir ke Jambi dok😜😜

Siiiap. Kagek akan sampe Jambi jugo. Masih panjang nian ceritonyo.. 😃😃

Perjuangan pak @razak-pulo memang luar biasa. Sekarang apa yang diperjuangkan dulu sudah bisa dinikmati hasilnya. Salut saya sama kisah pak dokter. Kisah yang menyentuh sekaligus menginspirasi kami. Sukses selalu pak.

Alhamdulillah. Trimkasih telah membaca kisah ini. Moga ada intisari pelajaran di dalamnya :)

Pengalaman adalah guru yg berharga... Ertiga bukan roda tiga kan pak dokter.... Hehehhehehe

Hehehe.. trims ya 😁 Ertiga itu sangat tiga

Masyaallahh.. abang sudah prnah tiggal di puskesmas lamno??

Betul bang. Saya kerja di Lamno awal 2005 hingga Juni. Tinggal di Meunasah Weh. Membantu Puskesmas Lamno untuk berfungsi kembali. Perawat senior, seperti ibu Jamilah pasti masih ingat sama saya.. 😁😁

Ohhh... bgitu..?? Saya asli putra lamno bang.. He.. He.. Klo bgitu lebaran ini kita main main ke sana bang ya.. klo. Gk ada halangn

Banyak kisah ya ka😁😁

Hahaha. Banyaak

Sebuah pengalaman hidup yang penuh perjuangan dalam meniti karir tanpa mengenal lelah. Semoga sukses terus dokter @razack-pulo

Betul bang. Sebenarnya, kita semua juga menjalani hal yang sama (perjuangan) walaupun tidak persis sama. Yang penting, tetap on the track hehe. Trims atas komentrnya

Gak sabar ingin segera membaca kelanjutan kisah menariknya pak dokter @razack-pulo

Nantikan kisah selanjutnya yaa... hehehe

wah pak dokter, kisah jelajah ini bisa jadi buku sendiri nih jika dikumpulkan. pasti menarik. bisa disertai foto-foto yang keren.

Makasih bang mus. ini ide yg keren sekali. InsyaAllah nanti kita terbitin bukunya bang. Saya perbanyak dulu ya tulisannya.. hehe

Perjalanan yang sangat seru dr @razack-pulo, masih bersambung ke seri selanjutnya 😊👍👍👍. Kami menanti lagi dr @razack-pulo🙏🙏😊

Masih bersambung neh. Masih sangat panjang ceritanya.. hehehe pelan2 ya, saya cicil di steemit..

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 67310.11
ETH 3522.28
USDT 1.00
SBD 2.71