Sah berpuasa dalam keadaan junub

Selamat pagi sahabat steemian..
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh..

Puasa dibulan ramadhan adalah salah satu rukun islam yang ketiga yang diwajibkan kepada umat Islam yang sudah baligh dan berakal baik itu lelaki maupun perempuan.

ilustrasi

Dalam pelaksanaannya ada rukun dan syarat-syarat sahnya yang harus dilaksanakan dan kita pahami untuk sahnya ibadah puasa yang kita laksanakan.

Adapun syarat-syarat wajib puasa yaitu :

• beragama islam.
• baligh.
• berakal.
• berupaya melakukannya.
• sehat.
• tidak dalam keadaan musafir.

Sedangkan rukun-rukunnya adalah :

• niat pada malam hari untuk melakukan puasa esok hari.
• meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa.

syarat sahnya adalah :

• beragama islam.
• berakal.
• tidak dalam keadaan haid dan nifas.
• hari yang sah berpuasa artinya selain hari-hari yang dilarang untuk berpuasa.

Selanjutnya hal-hal yang dapat membatalkan puasa yaitu :

• Makan dan minum secara dengan segaja.
• Berhubungan seksual ( jima' ).
• Keluar air mani dengan sengaja karena bersentuhan.
• Perempuan yang mengalami haid atau nifas.
• Muntah karena disengaja.
• Gila atau hilang akal.
• Keluar dari Islam ( murtad ).

Lalu bagaimanakah jika seseorang dalam keadaan berjunub, apakah boleh berpuasa?...

** Berdasarkan hadist rasulullah S.A.W. Orang yang junub dan belum mandi hingga subuh, tidak perlu khawatir, karena semacam ini tidaklah mempengaruhi puasanya. Dalil pokok masalah ini adalah hadis dari Aisyah dan Ummu Salamah radhiallahu ‘anhuma; mereka menceritakan,**

كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ، ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ

** "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu subuh, sementara beliau sedang junub karena berhubungan dengan istrinya. Kemudian, beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari 1926 dan Turmudzi 779).**

At-Turmudzi setelah menyebutkan hadis ini, beliau mengatakan,
**
وَالعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ العِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَغَيْرِهِمْ، وَهُوَ قَوْلُ سُفْيَانَ، وَالشَّافِعِيِّ، وَأَحْمَدَ، وَإِسْحَاقَ
**
** Inilah yang dipahami oleh mayoritas ulama di kalangan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang lainnya. Dan ini merupakan pendapat Sufyan At-Tsauri, As-Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq bin Rahuyah. (Sunan At-Turmudzi, 3/140).**[Al-hadist]

Berdasarkan hadist diatas dapat disimpulkan bahwa : Orang yang melakukan junub baik itu hubungan suami istri, mimpi basah ataupun beronani puasanya sah, tetapi diwajibkan untu mandi sebelum waktu sholat subuh, karena dosa besar jika seseorang meninggalkan sholat, namun puasanya tidak batal jika melakukan mandi wajib pada siang harinya.

Yang membatalkan puasa adalah apabila seseorang melakukan hubungan suami istri pada siang hari, bahkan orang yang melakukan jima' pada siang hari diwajibkan untuk membayar denda/kafarah yaitu :

• melepaskan satu orang budak.
• jika tidak diperoleh, maka berpuasa dua bulan berturut-turut.
• jika tidak mampu, maka memberi makan untuk 60 orang miskin.

Diwajibkan demikian karena dengan melakukan perbuatan itu disiang hari dibulan puasa seseorang telah menodai kesucian bulan ramadhan.
Wallahu 'alam bissawabi