[2021:25] THIS TIME TO THE SUN (eng) / KALI INI TIDAK KE BULAN LAGI, TAPI KE MATAHARI (ina)
English
NOTE : All the information regarding crypto coin prices in this article are from coingecko.com, which I access on Thursday night (18/02) and on Friday afternoon (19/02) when I finalize this article.
1. A Little Flashback of About Me, @rayfa, and Steemit
I joined Steemit in August 2017 after going through a series of persuasions from @rayfa. And after that @rayfa also needed about 4 or 5 months to persuade me to write on Steemit until then my first article, launched on December 9 that year.
I have heard some stories about people who have benefited a lot from Steemit before I finally decided to actively participate in this social media platform. After that, I came across more and more information about decentralized internet platforms, and to be honest, I didn't really get any of it. Not most of it, not even a small part thereof. Instead of deepening my knowledge of this new world, I prefer to write articles only, and over time I find a kind of pleasure in doing so.
2. Fluctuating And "Energetic" STEEM and SBD
In August 2017 when I joined Steemit, STEEM had prices ranging from Rp. 15,000 to Rp. 20,000 per coin. Meanwhile, in the same period, SBD (Steem Dollar) had price in the range of IDR 11,000 to IDR 15,000. Yes! STEEM at that time was slightly superior in price to SBD. At the earliest time of its existence, April 18 2016, a piece of STEEM had a value of IDR 8,490, while SBD was worth IDR 12,570 per chip. This means that by the time I joined, STEEM had almost doubled its initial value, and SBD did not show that much change in their age, which the two coins were only a few months more than a year old at that time.
The all-time lowest value of STEEM to date is IDR 962.41, happened on March 11th, 2017 (before I registered to Steemit). And the lowest SBD value to date is on October 18th, 2020, which is IDR 3,434.28 per chip.
The highest value of STEEM to date is Rp 110,473 per chip, which was achieved on January 3rd, 2018, less than a month after I joined Steemit. It was of course a very exhilarating achievement for the STEEM bearer at that time. From the price of around Rp. 15,000, - within 4 weeks to more than Rp. 110,000 per chip. Meanwhile, the highest SBD value to date occurred on December 19th, 2017, amounting to IDR 192,501 per chip. This means that after only about a week I uploaded the first article on Steemit, the SBD value has soared from below Rp. 15,000 per chip to almost Rp. 200,000. Wow! Imagine the passion of the newly joined Steemians like me at that time.
Entering the middle of 2018, about seven months since my first article and by that time I have written no less than 100 articles on Steemit, we were witnessing tremendous corrections to the STEEM and SBD values. The correction to STEEM took place on April 2 at a price of IDR 9,792, before increasing slowly and reaching IDR 58,387 per chip on April 30th. And after that until now, the highest value that STEEM has touched is IDR 45,300 on July 18th 2018. After that date, practically the STEEM price chart shows a continuing downward trend and in early 2019 it has begun to reach a new range of values under IDR 5,000 which was under its initial value.
The same applies to SBD, although SBD is faster to reach a new value range (between IDR 10,000 to IDR 15,000) starting in mid-2018.
However, although the tendency of both (STEEM and SBD) is the same: being born, reaching the highest "glory", then decreasing, SBD at least survives at a new price which is higher than its initial price, while STEEM has a different storyline. Since mid-July 2019, the price of STEEM has practically been below IDR 5,000 and has even touched a price of IDR 1,641.52 on December 18th that year.
3 Kicking Back?
Recently, the STEEM chart began to show an encouraging trend since February 8th, 2021. On that day, STEEM was priced at Rp. 3,065.53 per chip and continued to show an increasing trend and had touched a figure slightly above Rp. 7,000 per chip on the morning of February 19th.
The SBD made an exciting pulse and raised its value from under IDR 20,000 per chip to above IDR 20,000 per chip on December 2nd 2020 (IDR 33,129.41 per chip) previously on December 1, 2020 valued at IDR 17,124.78. And on January 7th 2021, it made a new leap into the value range above IDR 40,000 per chip. And on February 13th, SBD has entered a value range above Rp. 60,000 per piece. This morning (19/02), SBD almost touched the figure of Rp. 70,000 per chip.
4. But, What’s The Explanation?
I don't know for sure what caused this positive trend as I never knew what caused the negative trend at the middle of 2018. But the rumor has it that the decline in the value of cryptocurrencies (not just STEEM and SBD) that began in the middle of 2018 was related to a series of digital robberies that occurred on several digital stock exchanges at that time. Regarding this, I've written a summary of several news sources on the internet, Komitmen Di Masa Sulit (Bagian 3) : Menelisik Akar Dari Kabar Buruk I uploaded to Steemit on June 23rd that year.
However, regarding the positive trend that hit the cryptocurrency market (read: the trend of increasing cryptocurrency value) lately, rumors on social medias said it was inseparable from the buying of Bitcoin (BTC) made by Tesla Elon Musk, in the amount of 1.5 billion US Dollars, the equivalent of around IDR 21 trillion (at an exchange rate of IDR 14,000 per 1 US Dollar). Elon Musk's move raised the price of Bitcoin, which is also said to have “dragged” the prices of other coins. Currently Bitcoin is at a value of over IDR 700 million each. On February 8th (the day before Tesla announced it was buying Bitcoin), BTC had a value of around IDR 500 million per chip.
5. To The Moon? No! We’re Changing Direction!
Whatever is the explanation for the recent positive trends, this is a good development, something to be grateful for. And of course, it will have an effect on the spirit of the Steemians in “hunting down” STEEM and SBD. I have seen some Steemians who have been “inactive” for the last few months has now start writing again, a good sign both for Steemit and steemians.
We still hope that STEEM will soon return to the MOON. Oops! No! The Boss, Justin Sun, tweeted recently: this time STEEM and its team (including TRX) have to go to the SUN. Get ready your sun-block lotion, everyone!
Thanks For Reading.
Bahasa Indonesia
CATATAN : Untuk segala informasi terkait harga koin kripto yang saya bicarakan di sini saya lihat di coingecko.com, dan saya akses pada Kamis malam (18/02) dan pada Jumat sore (19/02) saat saya memfinalisasi tulisan ini.
1. Sedikit Kilas Balik Tentang Aku, @rayfa, dan Steemit
Aku bergabung dengan Steemit pada bulan Agustus 2017 setelah melalui serangkaian bujukan dari @rayfa. Dan setelahnya @rayfa juga butuh sekitas 4 atau 5 bulan membujuk aku untuk menulis ke Steemit sampai kemudian artikel pertamaku, meluncur tanggal 9 bulan Desember tahun itu.
Cerita-cerita tentang orang-orang yang telah mendapat banyak benefit dari Steemit sebenarnya telah kudengar beberapa kali sebelum aku akhirnya memutuskan untuk ikut aktif bermain di platform media sosial berciri finansial ini. Setelah itu semakin banyak informasi tentang platform internet berciri desentralisasi yang kutemui, dan jujur, aku tidak benar-benar memahami semua itu. Tidak sebagian besarnya, bahkan tidak pada bagian yang kecil daripadanya pun. Alih-alih memperdalam pengetahuan tentang dunia baru ini, aku lebih memilih menulis artikel-artikel saja, dan seiring waktu aku menemukan semacam kenikmatan di dalam melakukannya.
2. STEEM dan SBD Yang Fluktuatif Dan “Energik”
Pada bulan Agustus 2017 saat aku bergabung itu, STEEM memiliki harga pada kisaran Rp 15.000,- sampai dengan Rp 20.000,- per keping. Sementara pada periode sama, SBD (Steem Dollar) memiliki harga per keping pada kisaran Rp 11.000,- sampai dengan Rp 15.000,-. Ya! STEEM saat itu sedikit lebih unggul dari SBD. Pada awal kehadirannya, 18 April 2016, sekeping STEEM memiliki nilai sebesar Rp 8.490,-, sementara SBD bernilai Rp 12.570,- per keping. Artinya, di saat saya bergabung, nilai STEEM telah menjadi hampir dua kali lipat dari nilai awalnya, dan SBD tidak menunjukkan perubahan yang begitu besar pada umur mereka yang baru sekitar beberapa bulan lebih dari satu tahun pada saat itu.
Sementara all-time low value atau nilai terendah STEEM sampai saat ini adalah sebesar Rp 962,41 yaitu pada 11 Maret 2017 (sebelum saya mendaftar di Steemit). Dan nilai terendah SBD sampai saat ini adalah pada 18 Oktober 2020, yaitu sebesar Rp 3.434,28 per keping.
Nilai tertinggi (all-time high value) STEEM sampai saat ini sebesar Rp 110.473,- per keping dicapai pada 3 Januari 2018, tidak sampai sebulan setelah saya bergabung. Itu tentu saja pencapaian yang sangat menggembirakan penyimpan STEEM pada waktu itu. Dari harga sekitar Rp 15.000,- dalam waktu 4 minggu menjadi lebih dari Rp 110.000,- per keping. Sementara nilai tertinggi SBD sampai saat ini terjadi pada 19 Desember 2017 yaitu sebesar Rp 192.501,- per keping. Artinya, hanya setelah sekitar seminggu aku mengunggah artikel pertama di Steemit, nilai SBD telah melambung dari tadinya di bawah Rp 15.000,- per keping menjadi hampir Rp 200.000,-. Wow! Bayangkan gairah para Steemian yang baru bergabung sepertiku pada saat itu.
Memasuki pertengahan tahun 2018, sekitar tujuh bulan sejak artikel pertamaku dan pada saat itu aku telah menulis tidak kurang dari 100 artikel di Steemit, kita menyaksikan koreksi yang luar biasa pada nilai STEEM dan SBD. Koreksi terhadap STEEM terjadi pada 2 April dengan hargan Rp !9.792,- sebelum kemudian meningkat perlahan dan mencapai Rp 58.387,- per keping pada 30 April. Dan setelah itu sampai saat ini, nilai ter tinggi yang pernah disentuh STEEM adalah Rp 45.300,- pada 18 Juli 2018. Setelah tanggal itu, praktis grafik harga STEEM menunjukkan kecenderungan terus menurun dan pada awal 2019 mulai mencapai suatu rentang nilai baru yang jauh dari nilai saat dilahirkan yaitu di bawah Rp 5.000,- per keping.
Hal serupa juga berlaku pada SBD, meskipun SBD lebih cepat mencapai suatu rentang nilai baru (antara Rp 10.000,- sampai Rp 15.000,-) dimulai pada pertengahan 2018.
Namun walaupun kecenderungan keduanya (STEEM dan SBD) sama: lahir, mencapai “kejayaan” tertinggi, lalu menurun, namun SBD setidaknya bertahan pada harga baru yang lebih tinggi daripada harga pada saat dia dilahirkan, sementara STEEM memiliki jalan cerita yang berbeda. Sejak pertengahan Juli 2019, harga STEEM praktis berada di bawah Rp 5.000,- per keping bahkan pernah menyentuh harga Rp 1.641,52 pada 18 Desember tahun itu.
3. Tanda Kebangkitan?
Belakangan, grafik STEEM mulai menunjukkan trend yang menggembirakan sejak 8 Februari 2021, pada hari itu, STEEM berharga Rp 3.065,53 per keping dan terus menunjukkan kecenderungan peningkatan dan sempat menyentuh angka sedikit di atas Rp 7.000,- per keping pada pagi 19 Februari.
SBD membuat denyut yang menggembirakan dan mengangkat nilainya dari di bawah Rp 20.000,- per keping dan masuk ke atas Rp 20.000,- per keping pada 2 Desember 2020 (Rp 33.129,41 per keping) sebelumnya pada tanggal 1 Desember 2020 bernilai Rp 17.124,78 per keping. Dan pada 7 Januari 2021 membuat lompatan baru memasuki rentang nilai di atas Rp 40.000,- per keping. Dan pada 13 Februari kemarin, SBD telah memasuki rentang nilai di atas Rp 60.000,- perkeping. Pagi tadi (19/02), SBD hampir menyentuh angka Rp 70.000,- per keping.
4. Tapi Kenapa?
Aku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan tren positif ini sebagaimana aku tidak pernah tahu apa penyebab tren negatif pada akhir 2018 lalu. Tapi katanya, kemerosotan nilai mata uang kripto (bukan hanya STEEM dan SBD) yang mulai terjadi pada paruh pertengahan tahun 2018 lalu ada kaitannya dengan rangkaian perampokan digital yang terjadi pada beberapa bursa saham dijital pada saat itu. Tentang hal ini, aku pernah membuat tulisan rangkuman dari beberapa sumber berita di internet, Komitmen Di Masa Sulit (Bagian 3) : Menelisik Akar Dari Kabar Buruk yang kuunggah ke Steemit pada 23 Juni tahun itu.
Namun, tentang trend positif yang menerpa bursa uang digital (baca: kecenderungan meningkatnya nilai mata uang kripto) akhir-akhir ini, desas-desus dalam perbincangan-perbincangan di berbagai platform media sosial menyebutkan tidak terlepas dari masuknya Boss Tesla, Elon Musk, dalam dunia cryptocurrency setelah pada 9 Februari lalu memborong Bitcoin (BTC) sebesar 1,5 miliar Dolas Amerika Serikat atau setara dengan sekitar Rp 21 Triliun (dengan kurs Rp 14.000,- per 1 Dolar Amerika Serikat). Langkah Elon Musk ini melambungkan harga Bitcoin juga katanya turut “menyeret” harga koin-koin lainnya. Saat ini Bitcoin telah berada pada nilai di atas Rp 700 juta per keping. Pada 8 Februari (sehari sebelum Tesla mengumumkan membeli Bitcoin), BTC memiliki nilai sekitar Rp 500 juta per keping.
5. Tidak Ke Bulan Lagi! Kita Merubah Arah!
Apapun penjelasan terhadap kecenderungan positif yang terjadi akhir-akhir ini, ini adalah perkembangan yang bagus dan patut disyukuri. Dan tentu saja, sedikit banyak akan berpengaruh pada semangat para Steemian dalam memburu STEEM dan SBD. Aku telah melihat beberapa Steemian yang telah vakum untuk beberapa bulan terakhir mulai menulis lagi, sebuah pertanda baik bagi Steemit dan steemian. Kita tetap menyimpan harapan semoga STEEM kembali ke BULAN, eh, tidak, kata Pak Boss Justin Sun, kali ini STEEM dan kawan-kawan (termasuk TRX) harus ke MATAHARI (SUN). Jadi, siap-siapkanlah losion anti sinar matahari kalian itu.
Terimakasih Telah Membaca
Saran Bacaan
- Tesla Elon Musk Borong Bitcoin Rp 21 T, Siapa Berikutnya?, cnbcindonesia.com, 20210211;
My 5 Latest Articles / 5 Postingan Terakhir (Terbaru Paling Atas)
Twitter share : https://twitter.com/aneukpineung78a/status/1362724399263199238