"SEC-S11W1:"The most embarrassing moment of my life as a kid or parent"

Yang kita tunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Steemit Engagement Challenge musim 11 memasuki awal minggu 1. Terimakasih tim steemit yang telah mempercayai komunitas Steem Kids & Parents sebagai salah satu komunitas diantara beberapa lainnya. Saya berharap semoga tema yang di usung dalam tiap minggunya menarik dan menantang agar semua stemians dapat berpartisipasi di tiap minggunya. Tanpa menunggu lama lagi, mari kita lansung saja menuju pembahasan tema minggu pertama ini, yaitu "The most embarrassing moment of my life as a kid or parent" Inilah tanggapan tentang tema ini

Kita tidak pernah tau apa dan bagaimana, atau kapan dan dimana hidup ini akan memberikan apa yang kita mau. Hidup ini penuh teka-teki dan misteri. Suatu waktu hidup memberikan kita rasa bahagia, nuaman, aman, tentram dan damai. Namun di waktu lainnya kita diberi kesulitan, kesedihan, kesusahan dan rasa malu.

Suatu ketika, saat saya mau melangsungkan pernikahan saya mengalami hal yang sangat memalukan, dimana saat saya harus berulangkali menyebutkan nama pasangan saya, padahal tidak ada yang sulit dalam ejaan nama istri saya, tapi karena pada penyebutan pertama saya gagal, maka penyebutan kedua dan ketiga juga ikut salah. Penyebutan nama calon istri, nama bapaknya serta sejumlah mahar yang dibayarkan sering membuat orang kesusahan. Apalagi dalam penyebutan itu tidak boleh terputus dan dengan kalimat pengucapan yang terbata-bata, karena di anggap tidak sah oleh beberapa saksi disana

Keadaan yang saya alami waktu itu benar-benar kacau, padahal saya di dampingi oleh teman-teman dan kerabat keluarga. Mareka tak hentinya memberi saya semangat dan motivasi agar bisa melalui momen indah dan bersejarah dalam hidup. Tak hanya saya, mungkin pengalaman seperti ini juga pernah dirasakan yang lainnya, walaupun pada akhirnya lulus dari tahapan tersebut

Ya, saya sangat pantas menerima semua akibat yang memang saya timbulkan. Padahal jauh-nauh hari sebelumnya saya sudah beberapa kali latihan bimbingan nikah di kantor kecamatan, bahkan kepala kantor urusan agama pun sudah memberi saya nilai terbaik dan dinyatakan lulus tes dengan baik, apalagi latar pendidikan saya sebagai alumni sebuah pesantren, tentu bukanlah hal yang sulit untuk saya lewati setiap tahapnya

Mungkin itulah sebuah realita hidup yang harus saya terima pada waktu itu, malu oleh kebodohan dan keteledoran saya sendiri, terlalu menganggap ringan dan mudah. Hal memalukan yang saya alami membuat semua orang tidak percaya, bahkan ada yang memarahi saya, terutama keluarga dan teman-teman sekelaa dalam sebuah pesantren, walaupun pada akhirnya semua momen tersulit itu bisa saya lalui, namun bekasnya masih terasa sampai sekarang

Momen pernikahan kebanyakan hanya terjadi sekali dalam hidup seseorang, begitu juga dengan saya. Namun agar tidak terjadi lagi seperti yang saya alami, saya selalu menyarankan teman-teman saya yang mau menikah agar berhati-hati dalam tahapan menyambut nikah dari orang tua calon istri. Selebihnya, jangan pernah menganggap ringan suatu masalah, karena kita sungguh tidak pernah menyadari kenyataan seperti apa yang akan kita alami pada hari tersebut

Kita memang tidak bisa terlalu berharap dalam hidup, karena disaat kita dihadapkan pada kenyataan yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita akan kecewa dan malu. Untuk itu jalanilah hidup ini apa adanya, ikuti setiap tahapannya. Jangan pernah sekalipun menganggap ringan dan mudah. Anggaplah setiap persoalan itu sulit, sehingga akan timbul upaya untuk berusaha lebih keras agar bisa kita lewati, sekian

Inilah artikel singkat saya kali ini, semoga publikasi ini berguna dan bermanfaat sebagai pedoman buat anda semua, terimakasiih sudah meluanhkan waktu untuk membacanya