Sejak beberapa hari lalu, adik perempuan saya meminta untuk ditemani mengambil suntik vaksin yang kedua. Namun, karena bertumpuknya aktifitas di pagi hari, baik saya maupun dia, kami berdua belum sempat menunaikan niat ini sedangkan puskesmas lebih baik dikunjungi pagi hari. Pagi ini, saya tidak ada aktifitas tertentu tetapi adik saya mempunyai satu jadwal untuk mengikuti kelasnya secara online. Akhirnya, kami berdua memutuskan bahwa hari ini adalah hari yang tepat mengambil suntik vaksin. Sembari menunggu kelasnya selesai, saya menikmati pagi dengan memandangi pohon-pohon singkong yang bergoyang tertiup angin di belakang rumah, memakan sarapan, berbincang dengan Mama dan bermanja-manja dengan kucing-kucing kami.

Saat matahari lebih meninggi, adik perempuan saya telah menyelesaikan kelasnya dan bersiap-siap pergi mengambil vaksin. Awalnya, kami berdua berangkat menuju puskesmas tapi sayang sekali suntik vaksin hari itu tidak diadakan di sana melainkan di desa lain. Maka kami pun bergegas menuju desa yang dimaksud. Selama perjalanan, kulit kami terasa terbakar. Bukan main teriknya matahari, menembus lapisan kulit kami hingga terasa perih dan memerah. Pasti, sepulang nanti akan otomatis terlihat perbedaannya antara kulit punggung tangan dan lengan. Sesampainya di sana, kami berdua mendaftarkan diri dan melakukan vaksin. Kemudian, kami pun pulang tanpa tertarik untuk singgah ke tempat lain. Setiba di rumah, saya langsung mencuci tangan dan kaki lalu bergeletak di atas lantai rumah yang dingin. Tidak lupa juga kipas angin saya nyalakan. Basahnya tangan dan kaki lebih menyejukkan jika terkena angin dari kipas itu.

Setelah shalat dhuhur, saya membuka laman pendaftaran LPDP kemarin. Sejak seminggu yang lalu, saya tidak memeriksanya kembali dan belum submit. Dalam pelatihan menulis yang pernah saya ikuti, baiknya kita mendiamkan dan melupakan isi karya tulis kita minimal 3 hari. Oleh karena itu, saya melakukannya hingga benar-benar melupakan keberadaan esai saya, hahaha. Alhamdulillah, hari ini saya ingat berhubung nanti tengah malam, pendaftaran akan ditutup. Benar saja, banyak sekali yang perlu diedit bahkan riwayat hidup yang saya tulis di laman website tidak sepenuhnya lengkap. Saya tidak bergerak dari depan laptop saya sampai tiba waktu ashar.

Seharusnya, sore ini saya mengajar di Dayah Ruhul Islam lagi. Kemarin saya mengajar santriwati tingkat Sekolah Menengah Pertama dan hari ini tingkat Sekolah Menengah Atas. Namun, karena saya masih ragu dengan kelengkapan persyaratan saya, saya harus postponed kelas sore ini. Kelas berikutnya akan saya diskusikan dengan mereka waktu untuk menggantikan kelas hari ini. Tepat pukul 17.30, saya meyakinkan diri untuk menekan icon yang bertuliskan submit setelah berulang kali membaca dan memeriksa. Namun, tetap saja ada sedikit keraguan. Biasalah, overthinking adalah jalan ninjaku, hahaha. Ah, ya sudah! Seperti kata adik dan senior saya, “datang, kerjakan lalu lupakan.” Oleh karena itu, akan saya lakukan juga.

Pada malam harinya, saya melihat-lihat akun Steemit dan tibalah waktu yang saya tunggu-tunggu. Steemian, malam ini saya bisa Power Up dong! Hahaha. Bahagianya saya! Doakan saya bisa memperkuat akun dan menjadi sukses seperti kalian, aamiin. Bagi yang belum sampai di puncak kejayaan, mari kita sama-sama mendaki di bukit perjalanan kehidupan kita masing-masing!

Steemian, saya juga menulis cerita motivasi yang bertemakan Lesson From My Father series lho di Steemit.