Eskimo Folktales #24 - The Man Who Searched His Son | Mencari Si Anak Hilang

in #art6 years ago (edited)

A man went out along the coasts making search for his son. For that son had gone out and had not returned.


Source: Pixabay

Dahulu kala di zaman nenek moyang kita, ada seorang lelaki yang pergi ke pantai-pantai untuk mencari putranya. Ini terjadi sejak anaknya berkayak ke laut dan belum kembali hingga kini.

Suatu hari tokoh kita melihat raksasa berdiri di samping gletser besar. Ia pun mendayung ke arah sana. Di sana lelaki itu menemukan rumah raksasa itu.

Ketika dia masuk ke dalam rumah itu, sang raksasa mengeluarkan sebuah drum. Drum yang indah dengan kulit yang diambil dari perut seorang lelaki. Raksasa itu hendak memberikan drum itu kepada tamunya tetapi pada saat yang sama dia merasakan keinginan yang begitu kuat untuk memakan manusia sehingga sekujur tubuhnya gemetar.

Pada saat itu beberapa ikan salmon besar mulai jatuh ke lubang di atap rumah. Lelaki itu begitu ketakutan terhadap ikan itu karena selama ini dia hampir pernah makan. Dan, dia tidak bisa keluar dari tempat itu.

Tapi, tokoh kita adalah seorang penyihir hebat, maka dia mulai memanggil roh-roh pembantunya. Dan, roh-roh itu juga hebat.

"Paus pembunuh, paus pembunuh — muncullah roh-roh penolongku dan tunjukkan dirimu karena di sini ada orang yang ingin memakanku."

Roh-roh penolong itu pun keluar. Rumah itu pun hancur dan raksasa itu mati terbunuh.

Lelaki itu berangkat lagi untuk melanjutkan pencarian anaknya.

Kemudian tokoh kita bertemu seorang lelaki berbadan besar. Dan, lelaki ini tidak melakukan apa-apa selain memakan manusia dan kayak mereka dia dilemparkan ke dalam jurang besar.

Tokoh kita pun mendayung ke arah raksasa ini. Dan, ketika dia mencapai dia, si pemakan manusia berkata "Kemarilah dan lihatlah" dan membimbingnya ke arah jurang yang dalam.

Ketika lelaki itu melihat ke dalam jurang, raksasa itu mencoba mendorongnya agar jatuh ke jurang itu. Tetapi, lelaki penyihir itu menangkap kaki sang raksasa dan malah melemparnya ke jurang.

Tokoh kita kemudian melanjutkan perjalanan lagi.


Source: Pixabay

Ketika dia tengah mendayung, dia mendengar tulang seekor anjing laut memanggilnya: "Singkirkan lumut yang telah menutupi lubang yang menembusku." Dia pun memenuhi permintaan itu dan melanjutkan lagi perjalanannya.

Lain waktu dia mendengar kerang di dasar laut menangis:

"Ini adalah kerang yang ingin melihatmu; turunlah ke dasar laut; kayuh kayakmu lurus ke bawah melalui air—jalan ke sini!"

Kerang itu ingin memakannya. Tapi dia tidak mengindahkannya.

Akhirnya pada suatu hari dia melihat seorang wanita tua dan mendayung ke arahnya dan menghampirinya. Wanita itu berkata, "Biarkan aku mengeringkan sepatu botmu."

Wanita itu mengambil sepatunya dan menggantungnya begitu tinggi sehingga tokoh kita tidak bisa menjangkaunya. Lelaki itu juga ingin tidur tetapi tidak bisa tidur karena takut.

"Beri aku sepatu botku," katanya.

Kini dia tahu bahwa wanita tua itu adalah seorang pemakan manusia. Maka dia mengambil sepatunya dan melarikan diri ke kayak. Wanita tua itu mengejarnya.

"Kalau saja aku bisa menangkap dan memotongnya," kata wanita itu. Dan ketika dia berbicara, kayak lelaki itu hampir terbalik.

"Kalau saja aku bisa menembak panah burung menembusnya," kata tokoh kita. Ketika dia berbicara, wanita itu jatuh telentang dan mematahkan pisaunya.

Kemudian tokoh kita mendayung lagi. Dalam perjalanannya dia bertemu seorang pria dan mendayung ke arahnya.

"Lihatlah kulit apa yang aku bentangkan di sini," kata orang asing itu. Tokoh kita langsung tahu bahwa kulit itu adalah kayak putranya. Orang asing itu telah memakan putranya dan ada kulit yang terentang. Tokoh kita langsung naik ke darat dan menginjak-injak orang asing sampai semua tulangnya remuk dan mati.

Tokoh kita kemudian pulang ke kampung halamannya.



Cerita ini diterjemahkan dari "The Man Who Went Out to Search for His Son" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Sort:  

Hello @blogiwank, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.031
BTC 57410.43
ETH 2916.25
USDT 1.00
SBD 3.67