Eskimo Folktales #22 - The Woman with the Iron Tail | Perempuan Berekor Besi

in #art6 years ago (edited)

Two Eskimo's stories. How did a strong man fight with a woman with iron tail? And, where did the fog come from?


Source: Pixabay

Perempuan Berekor Besi


Dahulu kala ada seorang perempuan yang memiliki ekor besi. Dan, lebih dari ini, dia juga pemakan manusia. Ketika seseorang datang mengunjunginya, dia akan menunggu sampai tamunya tertidur dan kemudian dia akan melompat ke udara dan jatuh menimpa orang yang sedang tidur itu sehingga ekor besinya menembus tubuh orang itu.

Suatu hari, datanglah seorang lelaki ke rumahnya. Sang tamu kemudian berbaring untuk tidur. Ketika perempuan berpikir bahwa tamunya sudah tertidur lelap, "operasi" pun dimulai. Dia melompat ke udara untuk mendarat di atas tubuh sang tamu.

Namun, lelaki itu ternyata tidak tidur sama sekali. Dia langsung bergeser ke samping sehingga perempuan itu jatuh menimpa batu, yang mematahkan ekornya.

Lelaki itu kemudian meloncat dan melarikan diri ke kayaknya. Perempuan itu pun mengejarnya.

Ketika perempuan itu mencapai si lelaki, dia berteriak: "Oh, andaikan aku bisa menusukkan pisauku padanya."

Ketika perempuan itu berteriak, lelaki itu hampir kesal, karena bahkan kata-kata perempuan itu pun memiliki kekuatan sihir.

"Oh, kalau saja aku bisa menombaknya," teriak pria itu membalas. Kekuatan kata-katanya ternyata sangat hebat hingga membuat perempuan itu tersungkur.

Lelaki itu kemudian mendayung kayaknya pergi dan sejak itu perempuan tersebut itu tidak pernah lagi membunuh siapa pun karena ekor besinya telah patah.


Source: Pixabay

Darimana Datangnya Kabut


Ada Roh Gunung yang biasa mencuri mayat-mayat dari kuburan mereka dan memakannya ketika tiba di rumah.

Suatu hari, seorang lelaki, yang ingin melihat siapa yang selama ini mencuri mayat-mayat itu, membiarkan dirinya dikubur hidup-hidup. Roh itu datang dan menemukan sebuah kuburan baru. Dia pun menggali kuburan itu dan dan membawa mayatnya pulang.

Lelaki itu telah menempelkan batu datar di bawah mantelnya untuk berjaga kalau-kalau Roh Guung mencoba menikamnya.

Sepanjang perjalanan, lelaki itu meraup semua ranting pohon willow setiap kali mereka melewati semak-semak dan membuat dirinya seberat mungkin sehingga Roh Gunung terpaksa mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengangkat lelaki itu.

Akhirnya, Roh Gunung mencapai rumahnya dan melempar tubuh lelaki itu ke lantai. Kemudian, karena lelah, ia berbaring untuk tidur, sementara istrinya pergi keluar untuk mengumpulkan kayu untuk memasak.

"Ayah, ayah, dia membuka matanya," teriak anak-anak Roh Gunung ketika "mayat" itu tiba-tiba mendongak.

"Omong kosong, anak-anak. Itu adalah mayat yang telah berkali-kali jatuh di antara ranting-ranting di jalan," kata sang ayah.

Tetapi, pria itu segera bangkit dan membunuh Roh Gunung dan anak-anaknya. Dia kemudian melarikan diri secepat yang dia bisa. Istri Gunung Roh melihatnya dan mengira dia sebagai suaminya.

"Kemana kamu pergi?" teriak sang istri.

Lelaki itu tidak menjawab dan tetap melarikan diri. Dan, wanita itu, yang berpikir sesuatu yang salah telah terjadi, lari mengejarnya.

Ketika lelaki itu berlari di atas tanah yang rata, dia berteriak: "Bangkitlah, bukit!"

Maka, bukit-bukit pun bermunculan.

Akibatnya, istri Roh Gunung yang tertinggal di belakang harus memanjat bukit-bukit itu.

Lelaki itu kemudian melihat sebuah sungai kecil dan melompat menyeberanginya.

"Banjirilah sungai ini!" teriaknya ke sungai.

Sungai itu banjir dan membesar. Akibatnya, istri Roh Gunung tidak mungkin menyeberanginya.

"Bagaimana caramu menyeberang?" seru wanita itu.

"Aku minum airnya. Apakah kamu mau juga?"

Wanita itu pun mulai menelan air sungai itu sebanyak-banyaknya.

Kemudian lelaki itu berbalik ke arahnya dan berkata: "Lihatlah ekor tunikmu. Itu tergantung di antara kedua kakimu."

Ketika wanita itu membungkuk untuk melihatnya, perutnya yang penuh air pun pecah.

Ketika wanita itu meledak, segumpak uap keluar dari tubuhnya dan berubah menjadi kabut, yang masih terus mengambang sampai hari ini di antara perbukitan.



Cerita ini diterjemahkan dari "The Woman with the Iron Tail" dan "How the Fog Came" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Sort:  

This post has received a 4.54 % upvote from @boomerang.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 59836.36
ETH 2365.02
USDT 1.00
SBD 2.47