Eskimo Folktales #17 Ukaleq was Killed by Magic Bear | Ukaleq Mati Dibunuh Beruang Sihir

in #art6 years ago (edited)

Ukaleq tak pernah kalah berkelahi. Dia akhirnya mati di tangan seekor beruang sihir. Bagaimana ibunya menghidupkan kembali anak semata wayangnya?


Source: Pixabay

Ukaleq, kata orang, adalah lelaki yang kuat. Setiap kali dia mendengar berita pertarungan, bahkan jika itu adalah menghadapi beruang besar, dia hanya perlu keluar dan tidak pernah gagal membunuhnya.

Begitu musim dingin tiba dan laut membeku, orang-orang mulai pergi berburu beruang di atas es. Suatu hari ada beruang besar. Ukaleq langsung mengejarnya, tetapi dia segera menyadari bahwa tidak mudah untuk menjatuhkan beruang itu.

Beruang itu melihat Ukaleq dan berbalik untuk mengejarnya. Ukaleq melarikan diri tetapi lama-lama kelelahan. Beruang itu menyerangnya. Ukaleq berusaha bertahan dan sesekali berhasil melukai binatang itu. Tetapi akhirnya ia bunuh diri dan pada saat yang sama beruang itu pun mati.

Rekan-rekan Ukaleq berdatangan untuk melihat beruang itu. Gigi beruang itu mulai berbisik. Mereka pun menyadari bahwa Ukaleq telah dibunuh oleh Beruang Sihir, mahluk yang diciptakan oleh musuh dengan cara sihir, sama seperti menciptakan Tupilak. Karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan, mereka membawa pulang mayat Ukaleq.

Di rumah Ukalq, ibunya berkata: "Baringkan dia di tengah lantai yang dialasi kulit."

Ibu Ukaleq menyimpan baju yang dulu dikenakan Ukaleq saat masih kecil. Menurut kepercayaan orang Eskimo, bekas baju anak-anak punya efek sihir tertentu. Baju itu, misalnya, dapat menyembuhkan luka bagi sang anak yang telah dewasa.

Sang ibu memasukkan baju itu dalam tasnya dan membawanya ke tempat memasak. Sampai dia sana, dia berkata: "Selama lima hari aku tidak akan makan dan minum."

Lalu dia mulai meninabobokan baju di dalam tas itu seolah-olah ia adalah anak-anak. Dia terus meninabobokannya hingga akhirnya isi tas itu mulai bergerak-gerak dan tepat ketika tas itu mulai bergerak-gerak, beberapa orang berteriak dari dalam rumah: "Ukaleq mulai bergerak."

Tapi, dia terus meninabobokan tas itu dan akhirnya isi tas itu mulai mencoba merangkak keluar. Lalu salah seorang di dalam rumah berteriak: "Ukaleq sudah mulai bernapas. Dia sedang duduk."

Ketika isi tas itu melompat keluar, seluruh rumah itu bergetar.

Kemudian orang-orang membuat tempat tidur untuk Ukaleq di bangku samping dan meletakkan kulit sebagai alasnya dan mendudukkan Ukaleq di sana. Setelah lima hari berlalu dan ibunya puasa makan dan minum, Ukaleq akhirnya hidup kembali dan mulai kembali pergi berburu seperti biasa.


Source: Justus-Liebig-Universität Gießen

Musim dingin pun tiba dan es ada di mana-mana. Permukaan laut membeku.

Ketika es telah terbentuk, warga desa mulai melakukan upacara pemanggilan arwah. Desa-desa saling mendekat dan warga desa yang satu mengunjungi warga desa yang lain.

Dan, akhirnya Ukaleq berangkat bersama keluarganya ke sebuah desa tetangga, tempat pemanggilan arwah besar dilakukan. Rumah tempat upacara akan digelar itu sangatlah besar sehingga ada tiga jendela di dalamnya. Tapi, rumah itu penuh sesak dengan orang.

Di tengah-tengah upacara pemanggilan arwah, ada seorang wanita tua yang duduk bersila di bangku. Dia kemudian berbalik menghadap ke arah orang-orang dan berkata: "Kami mendengar bahwa pada musim gugur yang lalu, Ukaleq telah dibunuh oleh seekor Beruang Sihir."

Dia tidak pernah mengatakan hal itu sebelumnya ketika seorang pria tua tak menikah berbalik ke arahnya dan berkata: "Apakah mungkin Beruang Sihirmu yang membunuhnya?"

Kemudian wanita tua itu berbalik ke arah yang lain dan berkata: "Punyaku? Di mana aku bisa menyimpan benda seperti itu?"

Namun, setelah mengatakan hal itu, dia tidak terdiam. Dia bahkan lupa untuk bernapas karena malu telah ketahuan oleh seorang pria tua tak menikah itu. Lalu dia pun meninggal di tempat.

Setelah itu Ukaleq pulang ke rumah, dan tidak pernah keluar berburu beruang lagi.

Cerita pun berakhir di sini.



Cerita ini diterjemahkan dari "Ukaleq" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Sort:  

Hello @blogiwank, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.39
JST 0.061
BTC 96534.55
ETH 3718.87
SBD 4.14