Eskimo Folktales #15 Makite in The Dwarfs' Village | Makite dan Kampung Para Kurcaci

in #art6 years ago (edited)

Makíte melarikan diri ke bukit dan menemukan sebuah kampung para kurcaci. Terjadi perang antara tentara kurcaci melawan komplotan manusia-anjing.


Source: Pixabay

Makíte, kata orang, memperistri seorang perempuan keluarga yang banyak saudara lelakinya. Dia sendiri tidak pernah bisa menangkap anjing laut ketika berkayak ke laut, sedangkan ipar-iparnya menangkap banyak anjing laut.

Suatu hari dia mendengar istrinya berkata akan meninggalkannya karena dia tidak pernah mendapat tangkapan apa pun. Dia sedih mendengar hal ini dan berkata pada dirinya sendiri: "Malam ini, ketika mereka semua tertidur, aku akan naik ke bukit dan tinggal di sana sendirian."

Ketika malam telah tiba, dia naik ke bukit. Tetapi, ketika dia pergi, ayah mertuanya, yang sedang berdiri di luar, melihatnya dan berteriak ke dalam rumah: "Makíte sudah naik ke bukit untuk tinggal di sana sendirian. Kejar dia!"

Saudara-saudara lelaki istrinya mengejarnya tetapi ketika mereka hampir mendekatinya, langkahnya lebih panjang sehingga semakin jauh dari mereka. Akhirnya mereka berhenti mengejarnya lagi.


Source: Pixabay

Dalam perjalanannya dia tiba di sebuah rumah dan hari baru saja mulai terang. Dia melongok ke dalam dan melihat bahwa hiasan di dinding itu hanyalah kulit rusa dan rubah. Dia berkata pada dirinya sendiri: "Hum, boleh juga aku masuk."

Ketika dia masuk, engsel pintu berderit dan kemudian suara yang aneh dan dalam terdengar di dalam rumah. Rumah itu mulai berguncang.

Pada saat yang sama, tuan rumah datang dan berkata: "Apakah kamu belum makan?"

"Saya tidak akan makan apa-apa sampai saya tahu apa hal-hal yang terlihat seperti lilin di depan jendela itu," kata Makíte.

"Itu bukan urusan orang yang bukan penghuninya. Maka, dia tidak bisa memberitahumu," katanya.

"Jika kamu tidak memberitahuku, aku akan membunuhmu."

"Mungkin hari ini kau telah melihat perbukitan biru besar di selatan. Jika kamu naik ke puncak bukit yang lebih dekat, kamu tidak akan menemukan apa pun di sana. Tetapi, barang siapa yang memanjat puncak yang lebih jauh dan mencapai puncak, dia akan menemukan hal-hal seperti itu di sana. Tetapi ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak tinggal sendirian."

Orang itu belum selesai mengatakan semuanya ketika Makíte sudah makan.

Mereka berdua kemudian beristirahat. Dan ketika dia hampir tertidur, si tuan rumah mulai bergerak sedikit, tetapi dia pura-pura tidur. Dan sebelum Makíte bisa melihat apa yang orang itu hendak lakukan, si tuan rumah telah menarik busur untuk membunuhnya. Melihat hal itu, Makíte pura-pura bangun dan orang itu langsung membaringkan busurnya begitu cepat sehingga tampaknya seolah-olah dia tidak memegang apa-apa. Akhirnya, ketika sudah hampir fajar, orang itu jatuh tertidur dan kemudian Makíte berusaha dengan sangat hati-hati untuk keluar. Tetapi, ketika hendak melewati ambang pintu, hal itu terulang lagi: saat dia menarik daun pintu, engselnya berderit dan terdengar suara aneh seperti sebelumnya. Ketika dia melihat melalui jendela, si tuan rumah tampak hendak bangun.

Makíte meletakkan tombak besarnya sedikit di atas rumah, lalu berlari. Ketika dia melihat sekeliling, si tuan rumah tampak sedang mengejarnya. Dia tiba di batu besar dan berlari mengelilinginya. Ketika dia memutarinya untuk ketiga kalinya, dia meraih harpunnya kuat-kuat dan, tanpa berbalik, menusuk-nusuk ke arah belakang dan terasa menghantam sesuatu yang lembut. Dia juga menusuk-nusuk ke arah samping. Si tuan rumah pun tewas terbunuh.

Lalu dia berkeliaran di daerah berbahaya itu dan tiba di sebuah dataran luas. Di tengah-tengah dataran itu ada sesuatu yang tampak seperti sebuah rumah. Dia pergi ke sana dan menemukan sebuah rumah kurcaci dan tampak para kurcaci keluar-masuk rumah itu seakan tanpa akhir. Satu masuk, yang lain keluar, dan begitu terus. Dia mencoba masuk ke pintu rumah itu, tetapi bahkan tidak bisa memasukkan kakinya.

Lalu dia mendengar seseorang di dalam berkata: "Angkat sedikit pintu itu dengan punggungmu, lalu masuk."

Ketika dia masuk, ternyata ruangan dalamnya besar dan seorang tua itu berkata: "Ketika kamu pergi keluar, lihat ke arah barat. Kaum manusia-anjing akan datang."

Ketika Makíte keluar, dia melihat ke arah barat dan tampak sebuah benda hitam besar mendekat. Dia masuk rumah lagi dan orang tua itu pergi ke jendela dan berteriak: "Itu dia. Mereka sudah dekat sekarang."

Para kurcaci pun keluar dan bersiap untuk berperang. Mereka mengambil posisi di dataran. Satu kelompok kurcaci kini berhadap-hadapan dengan sekelompok manusia-anjing tapi mereka tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Tiba-tiba anjing yang bersama para manusia-anjing itu menyalak keras. Maka datanglah ombak besar yang bergulung-gulung mengarah tepat ke barisan para kurcaci. Tapi, ketika ombak itu sudah mendekati mereka, tiba-tiba ia berubah menjadi ombak kecil.

Anjing kurcaci giliran menyalak. Dan, pada saat yang sama, ombak kurcaci muncul, bergulung-gulung menuju barisan manusia-anjing dan menenggelamkan mereka. Hanya sedikit dari mereka yang selamat.

Para kurcaci pulang dengan kemenangan. Makíte lalu mendirikan sebuah rumah untuk dirinya. Dari bukit yang tinggi ia mengambil beberapa benda yang tampak seperti lilin dan menggantungnya di rumahnya. Di sanalah dia tinggal sampai akhir hayatnya.

Cerita ini pun berakhir di sini.



Cerita ini diterjemahkan dari "Makíte" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Sort:  

Tiene emoción tu historia!!!!! muy buenaaa

Thank you. Do you speak Bahasa Indonesia? 🙏🏾

Hello @blogiwank, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.13
JST 0.029
BTC 58271.24
ETH 3134.28
USDT 1.00
SBD 2.22