Eskimo Folktales #16 Asaloq Fight Wrestling | Asaloq Bertarung Gulat

in #art6 years ago (edited)

Asalôq mencari saudara angkatnya yang menghilang. Bukannya menemukan sang saudara, dia malah harus berhadapan dengan cacing laut dan bergulat di sebuah kampung. Akankah dia selamat?


Source: Pixabay

Asalôq, kata orang, memiliki seorang saudara angkat. Suatu hari, ketika dia pulang dari berkayak, saudara angkatnya telah menghilang. Dia mencari-carinya ke mana-mana tetapi tidak dapat menemukannya. Akhirnya, dia membangun umiak (perahu besar dari kulit kayu dan binatang) dan menutupinya dengan tiga lapis kulit.

Lalu dia mendayung ke selatan bersama istrinya. Ketika mendayung, mereka melihat riak hitam di laut di depan mereka. Ketika mereka tiba di tempat itu, ternyata itu adalah kutu-kutu laut. Dan, lapisan kulit terluar umiak mereka telah dimakan oleh kutu-kutu iyu sebelum mereka berhasil melewatinya.

Akhirnya mereka bisa lolos dan mendayung lagi. Lalu, mereka kembali melihat suatu riak hitam di depan. Ketika mereka sampai di sana, ternyata itu adalah mereka melihat bahwa itu adalah ulat-ulat laut. Sekali lagi lapisan kulit perahu itu dimakan ulat-ulat itu dan mereka harus menyelinap kawanan ulat itu.

Kini perahu itu cuma tinggal satu lapisan kulit. Mereka sangat takut terhadap apa yang mungkin akan mereka temui berikutnya. Tetapi, karena tak melihat sesuatu yang aneh, mereka akhirnya menuju ke datu titik dan melihat sebuah tempat dengan banyak rumah. Hampir tidak pernah mereka datang ke daerah semacam itu. Orang-orang asing di sana memegang perahu mereka dan mengangkatnya, sehingga Asalôq tidak perlu kerepotan membawanya ke darat.

Mereka lalu diberi tahu tentang kampung itu dan seorang kuat di sana. Asalôq baru sejenak duduk di salah satu rumah kampung itu ketika terdengar suara seseorang datang dari luar dan masuk melalui jalan bagian. Itu ternyata adalah anak laki-laki si orang kuat. Dia dikenal sebagai pengadu dan bermata juling.

"Sekarang bocah malang itu pasti akan memberitahu si orang kuat bahwa kau ada di sini," kata orang-orang di rumah itu.

Ketika bocah itu akan keluar lagi, mereka langsung menangkapnya dan menaruhnya di belakang perapian. Tetapi, ketika mereka sedikit berpaling darinya, anak itu menyelinap keluar sebelum ada yang sempat bergerak dan mereka kemudian hanya mendengar suara langkah kaki di salju.


Source: Justus-Liebig-Universität Gießen

Beberapa saat kemudian, jendela mereka dipenuhi wajah-wajah orang yang mengatakan: "Kami dikirim untuk meminta orang asing itu datang."

Karena tidak mugkin menolaknya, Asalôq pun pergi bersama mereka. Ketika dia masuk ke rumah si orang kuat, rumah itu sudah penuh dengan orang. Ketika dia melihat sekelilingnya, di menemukan si orang kuat duduk jauh di atas bangku besar.

Pada saat Asalôq melihatnya, si orang kuat berkata dengan suara yang dalam: "Mari kita adakan pertandingan gulat."

Setelah dia bersabda, orang-orang mengeluarkan sepotong kulit dari bawah bangku dan membentangkannya di lantai. Setelah kulit itu terbentang, makanan pun dibawa masuk. Asalôq pun makan sampai tidak ada lagi yang tersisa. Tapi, ketika dia bangkit, semua yang dia makan tadi jatuh dari perutnya.

Orang-orang kemudian mulai menarik lengannya. Asalôq berusaha menahan tarikan semua lelaki itu sampai kulit lengannya terkelupas dan hanya tinggal daging.

Dia kemudian keluar dari rumah itu, naik umiaknya, dan mendayung ke selatan bersama istrinya. Ketika mereka telah mendayung agak jauh, mereka tiba di sebuah pulau kecil dan mendirikan tenda di sisi terang. Ketika Asalôq mendaki lereng bukit untuk mengecek keadaan, dia melihat banyak umiak datang dari arah utara dan berkemah di sisi yang teduh.

Kemudian dia mendengar mereka berkata: "Sekarang carilah dengan hati-hati."

Dan yang lain berkata: "Dia hampir tidak mungkin ada di pulau kecil seperti ini."

Asalôq lantas menyanyikan lagu-lagu sihir dari atas bukit hingga akhirnya dia mendengar mereka berkata: "Kita pulang saja."

Asalôq berdiri dan memperhatikan mereka mendayung meninggalkan pulau itu sampai tak terlihat lagi.

Dia kemudian naik umiak dan mendayung lagi ke selatan. Akhirnya, dia dan istrinya mencapai Aluk dan di sanalah tulang-tulang mereka beristirahat.

Dan demikianlah cerita ini berakhir.



Cerita ini diterjemahkan dari "Asalôq" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Sort:  

As a follower of @followforupvotes this post has been randomly selected and upvoted! Enjoy your upvote and have a great day!

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 60115.50
ETH 3192.77
USDT 1.00
SBD 2.45