“Udeung Sabee” yang Terkutuk

“Peu chit tumeung dollar, teungeuh ta kaleun NOL koma NOL SATU dollar.”

Hari itu sebenarnya sama seperti hari-hari sebelumnya, menyenangkan. Cuma menjadi sedikit terganggu karena pernyataan di atas. Seorang teman entah kesambet setan apa tiba-tiba mengeluarkan kalimat yang agak phet. Seperti kopi hitam tanpa gula dan diminum sebelum sikat gigi. Pahit!

Tulisan ini sejatinya bukan hendak mencela udeung sabee yang enak itu. Di Aceh udeung sabee selalu dapat diolah menjadi kuliner lezat. Ada yang diulek bersama belimbing sayur. Ada juga diolah dengan santan dan sunti. Apapun racikannya semua lezat dan mengenyangkan. Apalagi jika disantap saat siang hari dengan nasi panas dan beberapa potongan ikan asin. Mamamia Lezzato!

source

Yang terkutuk itu adalah udeung sabee yang lain. Di postingan sebelumnya saya sempat menyinggung apa itu udeung sabee. Silahkan baca di sini (https://steemit.com/steemit/@arielogis/mengetuk-pintu-rumah-para-kurator). Ialah mereka yang baru bergabung di steemit. Bereputasi rendah, engkol sering kosong dan mudah tersapu angin. Seperti saya, @ferhatmuchtar, @hiikaal dan @bungalkaf. kami adalah bersaudara.

Biasanya para udeung sabee hadir dengan tampilan manis. Sebab ini adalah modal dasar untuk menarik perhatian sekitar. Ibarat gadis berbaju merah, berambut panjang dengan gincu tebal. Pandangan orang pasti tertuju padanya. Penasaran, siapa gadis itu, secantik apakah ia. Perempuan semacam ini menjadi terkutuk ketika didekati ternyata mukanya rata, punggungnya bolong. Rupanya ia kuntilanak rasa millennial.

Begitupula dengan udeung sabee. Wajah polos itu bisa jadi terkutuk bila tidak mampu menjadi sosok yang menyenangkan. Suka cari gara-gara dan masalah. Pandangan lain tentang steemian pemula secara gamblang juga ditulis oleh @aiqabrago dalam (https://steemit.com/indonesia/@aiqabrago/pesan-kurator-untuk-pemula). Sebagian pemula itu sering tidak sabaran katanya. Berorientasi hanya pada uang lalu menyerah sebelum kaya. Begini kalimat lengkapnya,

Bahwa bermain Steemit ini butuh kesabaran. Tidak ada yang baru gabung sepekan, kemudian sudah memiliki reputasi tinggi dan mendapatkan nilai vote yang tinggi. Semua berawal dari level dan nilai vote yang kecil. Kesabaran dan konsistensi dalam bermainlah yang membuat mereka kemudian tumbuh secara perlahan. Jangan terlalu cepat menyerah. Peliharalah semangat itu tetap menyala. Agar kelak, semua stemians baru ini bisa tumbuh dari level 25 ke level 50, 60, 70 dan seterusnya.

Tulisan kurator Indonesia itu seharusnya menjadi amaran, wabil khusus kita pada pendatang baru. Beratnya ujian pada awal bergabung seharusnya membuat kita saling terikat. Kita sepatutnya saling mendukung, kompak bersatu dalam naungan pancasila dan NKRI. Tidak saling menjatuhkan. Semuanya butuh proses. Mereka yang kini menjadi hiu, paus atau mamak ikan awalnya juga jadi suster ngesot. Dijak keun ngeun gaki tapi ngeun punggong. Tapi mereka berhasil.

“Peu chit tumeung dollar, teungeuh ta kaleun NOL koma NOL SATU dollar. Seribu dollar lah”

Saya kembali teringat dengan kalimat ini. saat itu saya hanya tersenyum. Saya pura-pura tidak mendengar. Sebab saya tau dia baru saja menerima pasword dari steemit. Terlihat saat dia membuka dompet dan membuka selembar kertas. Ada deretan huruf acak panjang disana. Saya tersenyum sebab ingin berkata “ ka rasa keudroe entreuk” hahahaah.

Baca tulisan lainnya
Mengetuk Pintu Rumah Para Kurator (https://steemit.com/steemit/@arielogis/mengetuk-pintu-rumah-para-kurator)
Saya Kangen Jogja (https://steemit.com/life/@arielogis/saya-kangen-jogja)
Yuuk Jadi Penyiar TV (https://steemit.com/aceh/@arielogis/yukk-ikutan-tvri-stasiun-aceh-mencari-calon-penyiar)
Steemian Masuk TV (https://steemit.com/steemit/@arielogis/steemian-masuk-tv)