Saya Kangen Jogja

in #life7 years ago

19 Januari 2016, saya berdiri di deretan mereka berpakaian hitam berkombinasi kuning dengan selempang dan toga. Saya diwisuda, lulus di salah satu kampus tertua di Indonesia, UGM Jogja. Rasanya baru kemarin saya mengepak barang, pamit sama Mak, berpisah dengan keluarga, anak yang masih dua tahun serta istri yang sedang hamil tua. Saya memutuskan untuk kuliah lagi setelah istirahat selama enam tahun. Hari itu saya benar-benar excited. Bangga, senang, bahagia semua bercampur jadi satu. Saya terbang ke Jogja dengan senyum sumringah. Meski malam harinya saya sesunggukan. Di tembok dekat pagar kost, saya membaca pesan masuk. Cerita tentang putri saya Shumaila. Kata bundanya ia berdiri kaku di depan kamar yang kosong. Ruang dimana saya sering menyambut dan memeluknya mesra.

IMG_5032-01-01-01.jpeg

Jogja yang saya rindukan adalah kota penuh perjuangan. Hari-hari disana memang menyenangkan meski tidak semua berjalan sesuai rencana. Ibu kost yang baik, kawan-kawan kampus yang asik tertawa. Bahkan ada yang nikah sesama. Bukan sesama jenis tapi sesama angkatan. Kami biasa ngumpul di Gotri, sebuah cafe favorit. Di sana kami meluapkan semua cerita. Ada tentang putus cinta, galau, masalah kebijakan kampus hingga grafik ekonomi yang rumit. Semua cerita berakhir dengan tertawa. Sayang, Gotri akhirnya tutup. Namun saya masih menyimpan daftar menu cafe itu.

IMG-20150629-WA0025.jpg

Saya merindukan jogja karena cerita didalamnya yang begitu dinamis. Suatu malam setelah saya lulus kuliah, saya bertemu dengan Mak. Kami bercerita banyak hal hingga menyinggung tentang kuliah. Kata saya pada mak, sulit rasanya bisa cepat selesai kuliah. Lalu Mak mulai berkisah kalau di atas sajadah tempat beliau shalat, ditumpahkan segala kerinduan, doa untuk keselamatan dan kemudahaan.

troek Mak moe” katanya.

Mak, selama saya kuliah memilih untuk memanjangkan sujudnya. Doa dirapal menjadi lebih dalam. Bahkan semuanya dilakukan sambil sesunggukan. Menangis agar doanya didengar oleh Sang penguasa jagad raya.
Begitu juga dengan Mak aneuk miet, Dewi. Ia juga tak ingin kalah menyampaikan doa kemudahan bagi saya yang tengah berada di tanah Jawa. Suatu hari, melalui sambungan telepon dia meminta agar saya segera menyelesaikan sekolah di semester tiga. Dia ingin saya segera pulang. Ia punya alasan kuat kenapa permintaan itu akhirnya disampaikannya.

“Bukan ngak mau, tapi ngak mungkin” jawab saya.

Permintaanya memang sangat tidak masuk akal. Dalam hitungan beberapa bulan saja, saya harus menyelesaikan lima ujian. Dan waktu yang tersedia tidaklah mungkin.

“Dewi tetap berdoa, bang Ariel selesai dalam tahun ini”

Saya kemudian terdiam. Lantas berjanji akan menyelesaikan sesegera mungkin. Alhamdulillah saya berhasil mewujudkannya. Saya tidak perlu membayar uang semester baru senilai sembilan juta.

Saya kangen Jogja, rindu dengan orang-orang baik disana. Pak Slamet satu diantaranya. Beliau dosen dan pembimbing tesis. Semua jalan dibukanya selebar mungkin. Tidak ada yang dipersulit. Bahkan tak jarang saya sering ditelepon, diingatkan dengan analisis data yang tertunda. Saat sidang akhirpun saya masih dibelanya. Ada juga bu Yani. Pengelola akademik yang memiliki hati yang tulus. Dulu saat pertama jumpa saya mengira bu Yani kejam dan menakutkan. Ternyata saya salah. Bu Yani ternyata seperti ibu yang mencintai anak-anaknya dengan cara berbeda. Dengannya saya juga memperoleh kemudahan. Ia pula yang memberi pembelaan saat sidang yudisium yang dihadiri para dosen.

Saya kangen Jogya karena perjalanan ini menjelaskan akan makna keluarga. Saya semakin faham bagaimana rasanya memendam rindu. Berpisah berbulan-bulan dengan keluarga membuat saya berada pada titik halusinasi tingkat tinggi. Biasanya kondisi itu datang saat sedang sendiri, terpuruk dan lagi banyak masalah. Sesekali muncul pertanyaaan dalam benak, buat apa memilih seperti ini. Apa yang mau dicari, toh semua sudah ada. Saya pernah bicara dengan guling. Saya memeluknya karena saya anggap sebagai anak. Saya stress, nyaris gila.

Saya kangen Jogja karena saya rindu semuanya.

Sort:  

Mantap kawan. Vote me mrazi

Mak dan Mak aneuk miet, telah menghantarkan bang Ari kepada cita-cita yang harus ia selesaikan. Doa keduanya adalah sebaik-baiknya penguat! Saya, juga kangen Jogja, hanya pernah singgah, dan tak pernah tercatat sebagai mahasiswa UGM.

Ngak apa apa Nanti Kita daftarin di ugm. Btw panggil saya mas ariel

Haha. Siap Masa Ariel

Even though I stayed there for 3 months, we share the same feeling

Saya sudah upvote juga ya @puncakbukit

Sudah di upvote dan setuju...kangen setiap apapun tentang "jogja"...😍

Jogja ngangenin dr A to Z

Wah Bang, lanjut kuliah di UGM dulu ya? Selamat atas kelulusannya. Kota Jogja memang kota yang pantas untuk dirindukan bang! 👍

I ya tapi abang ngak ambil komunikasi. Melainkan pertanian hehhe

Sejalan dengan S1nya kan bang? Tapi kalau diliat pekerjaannya bang aril sebenarnya memang cocok jadi anak komunikasi aja. Hehe.

Haha kalau ada kesempatan ngajar di fisip boleh juga..

Saya ngajar di Fisip UTU ni bang. Semoga ada kesempatan nanti buat undang bang aril ngajar di fisip, bikin pelatihan atau seminar jurnalistik/teknik reportase di tv. :D

Saya malah ikut cpns disana. Jurusan agribisnis. Udah wawancara segala. Tapi selisih satu point sama yg lulus

Wah, ga rejeki itu bang atau saingannya berat x. Coba tes di fisip, kemarin itu ga banyak yang lulus tahap 2 nya. 😂

Jogja never ending

Jogja, tempat yang selalu ngangenin karena masyarakatnya yang apa adanya, tidak tinggi hati, oh Jogja!

Kelembutan jiwa itu bahkan hadir hingga ke tukang parkir. Cara mereka menerima uang dan ucapan terimakasih yg amat santun..

Diupvote dan resteem ke 2732 follower ya.. :˃

Selalu dengar kisah manis dan hangat tentang Jogja dari teman yang pernah kuliah di sana...sementara saya belum pernah ke Jogja cuma bisa dengar lagu JOGJA Katon Bagaskara . Semoga suatu saat bisa sampai ke Joga

jogja kota bersahabat dan murah. jeut tabloe camplie, bawang, tomat 5000 rupe. hana meucis sekilo atau si ons..

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 60327.79
ETH 2348.25
USDT 1.00
SBD 2.53