Steemian Masuk TV

Tulisan ini beranjak dari postingan @akbarrafs tentang keseruan KSI Chapter Banda Aceh yang mengudara di radio Antero beberapa waktu lalu. Bagi saya Antero bukanlah sesuatu yang asing. Saya termasuk rombongan awal yang melahirkan radio ini di tahun 2006 bersama bang Uzair. Bang Uz saya memanggilnya adalah guru, mentor sekaligus bapak radionya Aceh karena pengalamannya yang luas dalam mengelola media ini.

Saya mengenal bang Uz sejak tahun 2003. Saat itu saya bekerja sebagai penyiar radio Prima FM Banda Aceh. Gedung radio ini rubuh saat gempa 2004 lalu. Berbekal pengalaman itu saya kemudian diajak untuk mengelola Antero. Entah atas pertimbangan apa saya kemudian ditempatkannya sebagai Program Manager. Berselang dua tahun kemudian saya mengundurkan diri dan fokus di TVRI Aceh.

Bagi saya media memberi banyak dampak bagi masyarakat. Kontennya mampu memberi pengaruh baik positif maupun negatif. Media memang dihadirkan untuk menghibur sekaligus mendidik. Walaupun tafsirannya bisa berbeda antara satu stasiun tv dengan stasiun lainnya. Saya senang saat melihat banyak teman-teman media hadir pada Meet Up Komunitas Steemit Indonesia Chapter Banda Aceh beberapa waktu lalu. Hadirnya mereka akan memberi dampak pada sebaran dakwah steemit itu sendiri.

Saat menonton video steemian di radio Antero, saya lantas berpikir kenapa tidak di TVRI juga ya. Kenapa tidak memperkenalkan komunitas ini kepada produser lalu menghadirkannya ke studio. Bisa dan sangat mungkin. Beberapa steemian sebenarnya tidak terlalu asing dengan studio TVRI Aceh. Bang @rismanrachman @muhajir.juli dan @mirjaco adalah beberapa nama steemian yang hilir mudik masuk TV sebagai narasumber program Aceh Menyapa. Program ini menghadirkan berita menarik selama sepekan yang tayang di TVRI Aceh. Mereka hadir untuk mengupasnya lebih dalam.

Bukan saja mereka, @ihansunrise dan @rahmanovic juga baru saja masuk tv hehe. Profil mereka saya angkat sebagai anak muda yang mencintai isu lingkungan. Kami bertemu saat mengikuti diskusi tentang Leuser. Saya datang bersama kamerawan TVRI. Untuk berita ini beberapa hal memang sengaja disetting.

“Kenapa ngak natural aja?” tanya @ihansunrise yang mendapat sokongan @rahmanovic.

“Supaya makin cantik” jawab saya sambil membenarkan posisi kamera.

Ketika berita itu tayang ternyata berhasil menarik banyak perhatian. @ihansunrise mengaku kalau tangannya pegal menjawab pertanyaan banyak orang. Saya tidak tau kalau dengan @rahmanovic. Sebab dirinya saja baru ngeh masuk tv setelah dikabarkan mahasiswanya. Good job @rahmanovic.

Masuk tv memang sesuatu yang menyenangkan. Saya ingat dulu saat masih kecil kami sengaja duduk di depan tv menanti siaran Aceh Dalam Berita TVRI. Alasannya simpel. Kakak saya pagi harinya dishooting TVRI. Kami was-was menunggu gilirannya masuk tv. Saat itu terjadi kami semua bersahut gembira.

“Eh Kak Lia masuk tv” kami tertawa.

Setelah itu kami meninggalkan Bapak yang lanjut nonton berita sendirian. Sedangkan kami lanjut main bersama kawan-kawan.

Kenapa tidak kebahagiaan itu kita ulang kembali. Kali ini giliran steemian yang masuk tv dan kita tertawa bersama. Kalian mau?

---

Baca tulisan lainnya
Saya Kangen Jogja
Yuuk Jadi Penyiar TV
Berkumpulnya Para Steemian Aceh