Komentarmu Adalah Citra Dirimu

in #indonesia6 years ago (edited)

Menjelajah ke sejumlah tulisan di Steemit, kita sering menemukan komentar-komentar yang alakadarnya, seperti "mantap", "keren", "top", dan sejenisnya. Ada yang salah? Sebentar lagi bahas. Ditilik dari angka reputasinya, sebagian yang berkomentar semacam itu adalah Steemian yang belum lama bergabung dengan Steemit. Tampaknya mereka terbawa pola komunikasi di media sosial seperti Facebook. Bagaimana sesungguhnya komentar yang baik?

01-ilustrasi citra diri.jpg

Foto: pixabay.com

Bukan Asal Komentar

Sejumlah senior di Komunitas Steemit, di dalam dan luar negeri, tak pernah lelah mengingatkan para Steemian baru agar membuat komentar tak sedekedarnya saja. Komentar yang baik adalah komentar yang mempunyai "isi" dengan cara merespon tulisan atau postingan. Tentu saja kita harus membaca dengan baik sebelum berkomentar agar komentar kita tidak ke mana-mana alias "out of topic" atau sekedarnya saja.

Celakanya, di antara para pemberi komentar pendek itu ada pula nama yang sudah lama bergabung di Steemit. Boleh jadi, mungkin ia sedang sibuk, tidak membaca isinya, membaca sekilas, atau membaca seluruhnya namun sedang tidak mood untuk memberi komentar panjang lebar. Rasanya sulit dipercaya jika ia tidak tahu bahwa sangat dianjurkan untuk berkomentar panjang di Steemit.

Kita tahu, komentar bukan saja deretan kata-kata tanpa makna. Tapi ia mempengaruhi reputasi dan reward bagi seorang Steemian. Semua komentar dihitung sebagai "tulisan". Selain itu, jika dianggap menarik atau menyajikan hal baru, komentar juga bisa diberi vote oleh pemilik tulisan yang dikomentari maupun oleh Steemian lain.

Bahkan, bila kita sedang mati angin alias kehabisan ide, membaca postingan para Steemian lain yang kemudian diikuti komentar berbobot adalah salah satu cara untuk menjaga keajegan atau keteraturan posting di Steemit. Selain, tentu saja, komentar berbobot berkungkinan besar mendapatkan vote.

Tapi, sekali lagi, jangan kementar singkat. "Jangan hanya mengatakan, 'Nice post!'," tulis @jacobtothe dalam tulisannya berjudul How to Comment on a Post. "Banyak pengguna Steemit baru tampaknya tidak tahu tentang aturan etiket forum yang tidak tertulis," kata @jacobtothe lagi. Ia mengulas secara lugas bagaimana berkomentar yang baik. Silakan disimak dengan mengklik judul tulisannya.

02-steemit blogging.png

Sumber foto: Internet

Berkomentar di Tulisan Steemian Luar

Komentar pun jangan hanya di tulisan-tulisan Steemian yang ditulis berbahasa Indonesia, tapi juga di tulisan-tulisan Steemian dari luar negeri yang ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa lain. Terutama di posting-posting para paus atau yang nilai reputasinya tinggi, trending topic dan/atau Steemian yang punya Steem Power yang besar meskipun reputasinya kecil.

Sekedar pengingat bahwa reputasi tidak berkorelasi langsung dengan nilai vote. Nilai vote sangat dipengaruhi oleh jumlah Steem Power. Ada akun yang reputasinya cuma 25, namun ia punya Steem Power besar dan banyak melakukan vote untuk mendapatkan pendapatan dari kuratorial. Mungkin saja ia adalah seorang investor yang tak terbiasa menulis. Lebih lanjut hal ini bisa dibaca dalam tulisan ini: What is a Steemit Reputation Score? [An Illustrated Guide]

Kendala bahasa bukan persoalan karena kita bisa menggunakan aplikasi penterjemahan Google Translate. Caranya, copy-paste materi tulisan yang ingin kita baca ke aplikasi penerjemah Google, lalu bacalah di sana. Ketika ingin berkomentar, pasang posisi penerjemahan Google "Indonesia > Inggris". Lalu ketiklah komentar dalam bahasa Indonesia, ia akan otomatis diterjemahkan ke Bahasa Inggris.

Setelah itu posting ke note atau word untuk mengoreksi seperlunya. Salah satuya mengoreksi nama tempat. Terkadang, aplikasi penterjemahan tidak bisa membedakan mana nama orang, nama jalan, nama kota, sehingga semua diterjemahkan. Misalnya Kampung Rambutan akan diterjemahkan sebagai kampung rambutan, Tanjung Dure akan diterjemahkan jadi "durian cape", Guntur Soekarno menjadi thunder soekarno, dan seterusnya.

Jika Anda paham tata bahasa Inggris tentu sangat dianjurkan untuk memperbaiki grammer yang meungkin keliru. Setelah Anda pastikan semua aman, postingla komentar itu di posting tadi. Insya Allah berkah.

03- berjejaring -- foto pixabay.jpg

Foto: pixabay.com

Berkomentar Adalah Berjejaring

Komentar-komentar Anda, baik di tulisan Steemian dalam negeri maupun luar negeri, selain untuk menambah jumlah posting Anda dan berkungkinan divote, sekaligus sebagai ruang untuk berjejaring. Dari situ, kita bisa dikenal orang lain, baik oleh yang punya postingan maupun oleh para Steemian lain yang berkomentar. Sehingga pada saat lain mereka berkungkinan hadir di tulisan kita, membaca, bahkan memberi vote.

Jadi dengan kata lain, berkomentar adalah tempat mempromosikan atau "mengiklankan" akun kita. Sebagai "iklan", tampilkanlah diri kita itu secara sempurna dengan cara berkomentar berkualitas, yang mendorong terjadinya diskusi yang sehat, bukan alakadarnya saja. Kita bisa menambahkan informasi yang kita punya, atau memberi perspektif lain dari apa yang dipaparkan dalam tulisan itu.

Satu lagi, hindari komentar yang terlalu memuji berlebihan. Sebab, tidak semua orang suka dipuji berlebihan. Jika ingin memuji sepatutnya saja, dan itu kita lakukan berdasarkan arguman faktual dan benar-benar kuat. Sehingga tidak terkesan terlalu mencari perhatian, meskipun sesungguhnya kita sedang mencari perhatian.

Istilahnya, kalau kita make-up untuk, jangan terlalu menorlah. Meskipun tujuan make-up itu agar kita terlihat cantik, menarik, dan membuat orang kagum pada kita. Jika terlalu menor, terkadang bukan ungkapan kekaguman yang kita peroleh, tapi justru ledekan. Ingat hal ini: cara bertutur, bersikap, dan berpikir menunjukkan citra dan identitas kita.

Hindari pula beromentar dengan kata-kata: "Sudah saya upvote ya. Vote kembali ya." Ini bukan komentar positif, justru itu akan merusak citra diri kita sendiri. Kita akan terkesan seorang peminta-minta. Mungkin ada sebagian orang yang iba lalu memberi upvote yang diminta. Namun tak jarang orang akan langsung melupakannya.

04-blogger -- foto - pixabay.jpg

Foto: pixabay.com

Penutup

Kita harus paham bahwa media sosial adalah "ruang pamer", tempat kita memoles-moles dan "menjual diri". Istilah "menjual diri" jangan ditanggapi secara negatif. Ini adalah istilah marketing bahwa media sosial tempat kita menampilkan citra diri yang sesepurna-sempurnanya. Jangan tampil asal-asalan, tapi tertata dan penuh perhitungan.

Kita harus selalu memperlihatkan sekaligus merawat citra positif. Jangan sekali-kali memperlihatkan citra negatif. Sebab, itu bisa membuat orang menjauh dari kita atau dalam istilah marketing "kita tak laku". Jadi sekali lagi: hindarilah berkomentar sekedar keren, mantap, atau siap....

DEPOK, 4-5 MARET 2018
MUSTAFA ISMAIL | @musismail

Logo Steemit Indonesia.jpg

Sort:  

Ya berkomentarlah. Karena komentar mengundang pemilik post untuk mengunjungi blog kita.

mari terus berkomentar. jika kita menulis memperhatikan kualitas tentu berkomentar pun kita memperhatikan itu. sebab intinya sama saja. ayo semangat dan ngopi dulu

Terimakasih atas sarannya @musismail

sama-sama terima kasih. Salam

masukan buat kami pemula ini bg @musismail, karena terbiasa dengan komentar sedikit

Pengalaman saya ketika memberikan sebuah komentar, kebanyakan pengguna tidak menindaklanjuti komentar tersebut pak @musismail.

ya memang tidak selalu orang paham dengan kondisi ini. tidak selalu teman-teman kita mengerti bahwa komentar adalah karya. tidak semua teman kita mengerti postingan bisa menjadi sebuah ruang diskusi

Terkadang postingan pun berpengaruh thd comment saya. Jika postingan sederhana, dan kurang menarik, saya komentar sekedar nyapa saja... Alias Peninggal jejak haha

iya sih. kalau kurang menarik ya memang bingung juga harus berkomentar apa. tapi kadang saya memilih tidak berkomentar kalau memang kurang menarik, kecuali tulisan teman yang kita kenal, saya akan say hello saja.

nyimak, semoga kedepan dapat berkomentar dengan baik

ya mbak, sebab komentar adalah bagian dari karya juga.

Sepenuhnya setuju dengan tulisan ini, tapi kadang waktu yang sangat pendek sulit untuk mengetik panjang lebar. Apalagi memberikan komentar dengan typo yang terjadi. Sungguh mengesalkan.

Bang @musismail sudah sangat paham dengan jurus literasi dan psikologi literal di dunia media sosial. No need to add any comments from me

yes @teukukamalfasya. ya kadang kesibukan memang membuat kita tidak bisa memberi komentar lebih dalam. Sehingga ada kalanya komentar adalah bagian dari silaturrahmi antar kawan. Ya kita maklumi saja dan saya kira-kira teman-teman kita memakluminya. Saya sendiri baru bisa berkomentar secara intens ketika memang lagi senggang, misalnya sedang dalam perjalanan di kereta Commuterline dari rumah ke kantor atau dari kantor ke rumah. Kalau sudah sampai kantor, biasanya sudah fokus ke urusan lain.

Komentar di steemit adalah ladang dakwah juga Pak Mus untuk memperkenalkan diri kita kepada calon relasi. Jadi saya sepakat dengan tulisan ini yang berada pada jalur dan sudut pandang kemajuan penggunanya. Trimong gaseh!

Komentar yang diberikan terhadap suatu tulisan hendaknya nyambung dengan tulisan tersebut. Tapi itu semua balik lagi dengan pemahaman si pembaca. Setidaknya berkomentarlah sesuai dengan pemahaman kita. Setuju dengan tulisan ini. Terima kasih. Salam

Bisa jadi orang malas membaca karena tulisannya terlalu panjang, topiknya juga bukan topik yang dia sukai, nggak komen nggak enak, akhirnya terkomenlah bertus, ntap jiwa, nice, perigud, dan sejenisnya hahhahaha

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 63749.66
ETH 3419.02
USDT 1.00
SBD 2.48