Tantangan Keterlibatan Steemit-S16/W1 : " Mana yang sangat penting bagi perkembangan otak anak : Belajar atau Bermain?

Halloo sobat steemians

Hari ini saya sangat bersemangat untuk mengikuti tantangan keterlibatan steemit dengan tema yang sangat menarik bagi kita semua yaitu, mana yang sangat penting bagi perkembangan otak anak, belajar atau bermain. Kontes ini diselenggarakan oleh komunitas hindwhale. Berhubung kontes ini sangat menarik maka saya mengundang @musaddikpase, @wirdahanum dan @alfathy untuk berpartisipasi mengikuti tantangan ini.

Sebelum masuk pada bagian pertanyaan, terlebih dahulu saya akan paparkan sedikit tentang perkembangan otak anak. Menurut literatur yang saya baca, periode emas perkembangan otak anak ada pada usia 0-5 tahun. Dimana saat anak berumur 5 tahun perkembangan otak anak sudah memiliki ukuran yang sama dengan orang dewasa.

Sehingga segala upaya harus dilakukan oleh Negara dan para orang tua agar tumbuh kembang anak berjalan maksimal. Hal yang paling utama dilakukan adalah menjamin sang anak tidak mengalami kekurangan gizi atau gizi buruk. Untuk itu Negara harus hadir paling depan dalam tindakan pencegahan gizi buruk agar bonus demografi Indonesia Emas 2045 bisa terwujud.

^{MANA YANG LEBIH PENTING BAGI ANAK DI MASA KECIL, BERMAIN ATAU BELAJAR?.}

Gambar diatas adalah keponakan saya yang berumur 10 tahun. Mereka sedang asyik bermain setelah pulang sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan saya saat melihat mereka bermain, ternyata mereka paling sering bermain peran sebagai ibu guru dan dua temannya lagi sebagai siswa. Materi permainanpun terkait dengan pelajaran yang ada disekolah, seperti berhitung dan pengetahuan umum lainnya.

Melihat kondisi itu saya bertanya dalam hati, apa mereka kurang nyaman dengan guru disekolah sehingga harus bermain sebagai seorang guru atau sebaliknya. Tetapi hampir semua anak usia sebaya mereka selalu mengulangi apa yang mereka liat dan rasakan disekolah yang kemudian di ubah menjadi permainannya sendiri. Saya pikir mereka sedang mengembangkan kemampuan imajnasi, kognitif dan kreativitas mereka dengan bemain.

Bagi anak usia dini, bermain harus lebih banyak dibandingkan dengan belajar. Pada prinsipnya dengan bermain sebenarnya sudah membantu mengembangkan keterampilan motorik, imajinasi dan kreativitas. Melalui bermain, mereka sudah menciptakan dunianya sendiri dengan mengembangkan cerita dan tokoh imajiner sendiri.

Apa yang sudah mereka lakukan tanpa disadari sudah membentuk dasar-dasar berpikir kritis yang sangat baik bagi perkembangan anak di masa yang akan datang.

Biarkanlah mereka menghabiskan masa kecilnya dengan bermain bersama teman sehingga akan terbentuk kecakapan sosial yang akan sangat berguna dalam membangun suatu relasi di kemudian hari.

^{APAKAH ANAK-ANAK ZAMAN SEKARANG TERTINGGAL DALAM PELAJARAN DAN OLAH RAGA?}

Saya sebagai guru di Negara Indonesia merasa anak-anak zaman sekarang tertinggal dalam pelajaran dan olah raga. Pendapat saya berdasarkan atas 2 hal.

Pertama, sejak Pandemi COVID-19 melanda dunia, saya yakin hampir semua negara mengalami penurunan dalam pelajaran dan olah raga. Pemberlakuan lockdown menyebabkan tidak adanya pertemuan tatap muka di sekolah. Sehingga proses pembelajaran harus dengan sistem on line.

Tentu saja sistem tersebut banyak sekali kendala di lapangan diantaranya kesiapan guru dan murid yang sama sekali belum pernah mendapatkan pelatihan pembelajaran secara on line. Keterpaksaan yang membuat sistem itu dilaksanakan. Belum lagi banyak siswa yang tidak mampu membeli kuota internet serta jaringan internet yang belum menjangkau seluruh wilayah pedesaan.

Secara sofware maupun hardware Indonesia belum siap melaksanakan sistem pembelajaran on line. Maka sudah pasti terjadi penurunan hasil belajar dari semua pelajaran. Apalagi olah raga yang harus dilaksanakan dengan praktek bukan sekedar teori dan menonton video.

Kedua, berdasarkan hasil penelitian progam for international student assessment ( PISA) tahun 2022 yang dipublikasi bulan Desember 2023, Indonesia berada di peringkat 68 dari 81 negara yang di survey. Penelitian ini mengevaluasi prestasi siswa yang berusia 15 tahun dalam ilmu matematika, sains dan membaca. Hasilnya hampir semua negara mengalami penurunan nilai atas ke tiga kompetensi yang di uji. Pengujian dilakukan untuk melihat kemampuan nalar siswa terkait ke tiga bidang tersebut.

Hasil penelitian tersebut dijadikan dasar untuk mengubah kurikulum agar mampu meningkatkan kemampuan literasi siswa dalam hal numerik, sains dan membaca. Siswa harus lebih di latih tetang berpikir tingkat tinggi.

^{APAKAH PENDIDIKAN ON LINE BERMANFAAT BAGI ANAK ANDA}

Jika pertanyaan ini ditujukan kepada anak saya maka jawabannya sudah pasti bermanfaat. Karena anak saya bisa memanfaatkan android untuk hal-hal tidak diinginkan.

Sementara jika melihat fakta dilapangan maka cenderung tidak ada manfaat yang signifikan dengan pendidikan on line. Malahan yang banyak para siswa lebih malas dari biasanya dan orang tua cenderung tidak memberi sansi keras.

^{BAGAIMANA PENGARUH PENDIDIKAN ON LINE TERHADAP KESEHATAN MENTAL DAN FISIK ANAK ANDA}

Gambar diatas adalah para siswa yang datang terlambat ke sekolah. Ketika di tanya mereka rata-rata menjawab doamu sdh kami terlambat bangun pagi gara-gara terlambat tidur akibat game online.

Selain sifat malas, pendidikan on line membuat fisik para siswa lemah karena kurang bergerak, asyik dengan game on line saja. Kurang tidur menyebabkan seseorang emosional labil dan mudah marah.

Demikian presentasi dari saya, Terima kasih bagi para pembaca yang sudah datang berkunjung serta memberikan suaranya kepada saya. Salam sehat selalu dari @fadthalib.