_{Edited by Canva}

Assalamualaikum

BANGUN pagi dengan suasana segar, mengingat beberapa urusan sehari sebelumnya sudah tuntas. Ya, kondisi lapangan bola GMB United itu sangat menyesakkan. Jika tidak dipakai, dia terancam diambil alih oleh tentara. Katanya dipakai untuk tanam jagung.

Untuk menghindari hal tersebutlah, saya harus turun tangan lagi. Memang, lapangan ini sudah vakum 10 bulan. Jauh sebelum bulan Ramadhan di bulan Maret 2023, lapangan sudah tak dipakai para pemain. Kondisinya memang tak bisa digunakan untuk bermain, sebab banyak gundukan kecil akibat kerja keras cacing tanah.

Untuk jelasnya bisa melihat postingan di bawah ini, sebab saling terkait:
. The Diary Game, Minggu 22 Oktober 2023 | Kembali ke Lapangan Bola
. The Diary Game, 25 Oktober 2023 : Membajak Lapangan Bola

Pada Kamis pagi seusai melaksanakan tugas rutin, mengantar anak sekolah, saya bekerja di warung kopi. Hari ini memang kondisi saya sedang kurang sehat. Badan terasa seperti masuk pintu meriang. Tak ingin terus terkapar, saya pun harus melawan dengan minum vitanamin dan obat.

Pukul 13.25 saya baru tuntas menjemput kedua anak pulang sekolah. Pukul 13.40 WIB kami berangkat lagi, ke tempat les Ghazi di Beurawe. Pukul tiga petang dia keluar. Setelah saya menjemput dia baru pulang ke rumah untuk istirahat sejenak.

Beberapa foto penganan yang dijual di Bazar AAC 2023

Sebab, pukul 16.20 WIB harus bergerak lagi ke Pesantren Modern Babun Najah, Ulee Kareng, Banda Aceh. Ini kunjungan rutinitas. Menjenguk si sulung yang sekolah boarding di sana. Saat kami datang, suasana cukup padat. Sebab ada kegiatan An-Najah Anniversary Competition 2023. Ini tahun kedua kegiatan tersebut.

Tahun ini, AAC mengadakan 13 ajang perlombaan dan diikuti oleh 823 peserta. Pesertanya berasal dari berbagai sekolah yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar. Selain itu, ada pula bazar. Untuk bazar sendiri ada beragam jenis penganan yang dijual. Ada juga keperluan sekolah.

Saat kami tiba, parkirnya tidak bisa di tempat biasa. Kali ini, harus puluhan meter jauhnya dari lokasi acara. Siswa-siswa Babun Najah sudah siap siaga menjemput dan mengantar wali santri yang ingin parkir. Para santri putra juga bertugas mengamankan lalu lintas di sekitaran lokasi kegiatan.

Begitu kami masuk ke lokasi, suasana padat. Sementara di panggung beberapa dai cilik sedang unjuk kebolehan di lomba pidato. Mereka rata-rata anak sekolah tingkat ibtidaiyah dan dasar. Lokasi untuk duduk bagi wali santri juga terbatas. Jadi, kami pun mencari lokasi.

Kami duduk di kursi taman. Tak jauh dari arena AAC 2023. Belum juga menarik nafas, di bungsu Gulfam meminta cemilan dan beli jajan. Kami pun keliling melihat-lihat bazar makanan. Cukup banyak sajian makanan di sini. Minuman juga. Harganya mahal-mahal. Paling murah itu Rp5K sedangkan harga termahal Rp15K.

Bagi santri tentu ini bukan harga yang ideal untuk mereka. Saya pun membeli dua jenis penganan. Batagor dan satu lagi saya tidak hafal, kalau tak salah otak-otak. "Harganya 15K, tapi kalau beli 10K boleh juga," celoteh seorang penjual. Sedangkan adiknya minta taro yang berharga 5K. Saya juga membeli batagor 5K.

Satu dai cilik sedang tampil di panggung AAC 2023

Sambil menikmati snack, kami sekali-kali ikut memberi applaus kepada peserta yang sedang tampil. Saat yel-yel pun kami ikut menyambutnya dengan gembira. Tak terasa waktu berkunjung pun kelar. Kami pulang dan melanjutkan rutinitas lainnya. Tiba di rumah, kembali membersihkan pekarangan samping. Rencananya buat menanam sayur mayur kebutuhan dapur.

Terima kasih sudah membaca postingan ini.

---

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

*****

Achievement-1

Salam @Munaa

_28/10/2023