Contest: Steem culinary feast || Back to Nature (pecal cek Amah)

Era kekinian, selalu identik dengan perubahan dari sisi kehidupan manapun. Baik yang berdampak negatif maupun positif, era modernisasi lebih membuka wawasan dan daya pikir seseorang menuju perubahan. Tak ayal, secara sistematis pola pikir dan kecerdasan berpikir menjadi tolok ukur dalam setiap jenjang kehidupan. Jadi, benar saja bagi sebahagian pendapat yang mengatakan, era modernisasi membunuh karakter tapi tidak membunuh pekerjaan.

Selain dikenal dengan aneka ragam suku, bahasa, adat istiadat serta sosial budaya, Indonesia juga dikenal dengan aneka kuliner . Tiap daerah dalam tiap propinsi mempunyai kulinee khas, baik yang disajikan dalam prosesi adat dan acara-acara sacral maupun kuliner kekinian yang masuk dalam jajaran daftar kuliner nusantara. Walaupun tidak terlalu memahami dan menjiwai, di artikel kali ini, saya ingin mencoba lebih kreatif lagi dengan mengikuti kontes yang digagas oleh @f2i5 dengan tema pesta kuliner steem

Salah satu kuliner yang akan saya sajikan kali ini adalah pecal khas aceh. Hampir keseluruhan masyarakat aceh, mungkin tidak asing lagi dengan kuliner satu ini. Kenapa pecal menjadi one target untuk saya angkat kali ini? Saya mempunyai beberapa pertimbangan. Disamping untuk lebih memahami kuliner khas keacehan, juga untuk mengingatkan jajaran generasi muda sekarang bahwa, kuliner khas aceh adalah resep turun-temurun yang wajib kita jaga dan lestarikan. Zaman boleh berubah, namun perjuangan dan eksistensi nenek moyang kita jangan ditinggalkan, karena dia adalah warisan yang patut kita lestarikan

Untuk membuat dan meracik seporsi pecal untuk rumahan tidaklah sulit, disamping bahan-bahannya sangat mudah didapati, pembuatannya juga tidak membutuhkan waktu lama. Sedikit berbeda dengan pembuatan gado-gado dan karedok yang membutuhkan beberapa bahan dan bumbu tambahan, seperti telor, tahu kol dan toge

Untuk mempertahankan sensasi rasa, cek amah selalu mengutamakan bahan dari alam, apalagi suaminya yang berbasic petani dan pekebun, semakin memudahkan cek amah dalam memperoleh bahan+bahan utama yang masih segar, sehat, dan original. Seperti kacang panjang, timun, daun singkong, pepaya dan jeruk purut

Mengenai bumbu, sekilas tak ada yang istimewa, hanya butuh kacang goreng, asam jawa (boh me) cabe rawit, jeruk purut, garam, gula merah, air hangat, sedikit bawang putih, sedikit kemiri dan lainnya. Berbeda dengan bumbu gado-gado dan karedok pastinya

Bagi warga masyarakat desa cot trueng dan sekitarnya, pecal cek amah menjadi lauk pelengkap saat sarapan pagi dan makan siang. Tak cuma masyarakat setempat, sebahagian besar pelanggan cek amah ini juga datang dari berbagai daerah. Salah satu keunikan pecal cek amah adalah dari bumbunya yang menjadi pembeda dengan yang lain. Begitupun dengan bahan-rebusan seperti daun pepaya, daun singkong, parutan pepaya, timun serta mie lidi

Tentang harga, tentu saja sangat terjangkau untuk yang ekonomi menengah kebawah. Untuk satu porsi lengkap hanya 10 ribu rupiah, pecal tanpa campuran mie lidi hanya 8 ribuan, dan bisa juga langsung makan di tempat dengan mahar yang sangat murah, mulai dari 5 ribu sampai 10 ribu rupiah sesuai kondisi ekonomi. Untuk perkiraan daftar harganya, anda bisa melihat di bagian akhir postingan saya sebagai referensi bagi anda biar tidak penasaran

Inilah artikel singkat yang dapat saya publikasi pada gelaran kontest kali ini, semoga ada manfaat yang bisa anda ambil, mohon masukan dan sarannya teman-teman, baik dalam penempatan kata maupun kalimat atau dalam penulisan. Untuk itu saya mengundang beberapa nama yang berkompeten dalam hal ini, antara lain @chefdanie @munaa @asiahaiss @sailawana dan juga buat stemian semua yang ingin ikut serta dalam kontest ini. Untu link nya bisa anda baca panduannya di link yang ada dibawah ini. Terimakasih dan sampai jumpa