Field Trip SJYC 2019 Ke Rumah Penyandang Disabilitas Di Ladong, Aceh Besar (Part V)

Gimana hari ini? Lancar puasanya? Semoga semuanya sehat selalu ya, jadi bisa full puasanya. Nah sudah part V nih, jauh ya perjalanannyaaa. Hari itu tanggal 21 Juli 2019 bertepatan dengan hari Minggu. Kami semua berkunjung ke rumah penyandang disabilitas yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Aceh, atau lebih dikenal dengan UPTD Rumoh Seujahtra Beujroh Meukarya (UPTD RSBM). Berlokasi di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar. Kalau sobat steemians pengen cek, boleh nih klik tautan https://dinsos.acehprov.go.id/halaman/uptd-rsbm .

Perjalanan ke UPTD RSBM memakan waktu 30 menit sepertinya, saya sudah agak lupa. Kami pergi dengan bus sekolah yang pagi sekali sudah berada di depan TPA Gampong Nusa. Kami semua memakai kaos berwarna biru langit berlogo SJYC 2019 di bagian depan. Karena di Bus tersebut Kak Iing dan Kak Bima juga masuk, kami banyak ngobrol. Sampai-sampai Kak Iing membeberkan bahwa kaos SJYC berwarna biru dikarenakan beliau menyukai warna tersebut, jadi ia menyarankan agar warna tersebut dijadikan warna kaos. Kak Bima tertawa kecil mendengar hal itu dan melontarkan pujian kepada Kak Iing atas diterimanya saran beliau. Hehehh

Sesampainya di Ladong, Nina dan kawan-kawan SJYC lain bertemu dengan penyandang disabilitas yaitu tuna netra. Mereka sedih sekali sekaligus bersyukur bahwa hidup mereka masih diberi kesempurnaan oleh Allah. Kami juga melihat Al-Qur’an Braille yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Ada bintik yang timbul dari kertas saat kami raba, tapi sayangnya kami belum paham bagaimana Al-Qur’an tersebut dipelajari. Sungguh hebat para penyandang disabilitas di tempat tersebut, semuanya bisa membaca Al-Qur’an tersebut dengan mudah dan fasih sekali. Setelah mendengar arahan dari kepala atau pemegang tempat tersebut, mereka dipersilahkan untuk berinteraksi dengan penyandang disabilitas.

Oiya sobat sTeeMians, mereka di sini juga diajarkan pendidikan formal Bahasa Indonesia. Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, PPKn dan Ilmu Agama. Selain itu, untuk nonformal/keterampilan, mereka mempelajari Ilmu Dasar Braille (abjad Braille), dzikir, rebana, shiatsu, orientasi mobilitas (OM), pengajian Al-Quran dan kitab-kita lainnya

Asik sekali mengobrol dengan mereka, mereka sangat baik dan ramah sekali. Jadi saya, Akha Balasyi, Agus Munandar dan Teulatna Sri Rizkima Ayu atau yang dipanggil Telna, saat itu bertemu dengan Tuna Netra dari Sigli, beliau suka sekali bercerita. Telna dan saya pun siap siaga menjadi pendengar yang baik. Beliau pintar menyanyi. Bahkan beliau bisa menerka lagu-lagu Indonesia jaman dulu dan lagu Malaysia hanya dengan mendengarkannya saja.

Setelah sesi ngobrol, kami melakukan sesi foto bersama di sebuah aula tempat mereka sering berukumpul. Bernyanyi, berlatih alat music, bagaikan studio rekaman. Salah satu dari mereka bahkan masih berumur belia dan pintar menyanyi, ia bahkan dibujuk salah satu teman SJYC untuk unjuk bakat, ia langsung setuju dan menyanyikan lagu Muara Kasih Bunda yang dipopulerkan oleh Erie Suzan. Indah sekali.. sayangnya video tersebut terhapus dari handphone saya dulu.

Setelah kami mengunjungi tempat tersebut. Kami semua berwisata ke Ujong Batee. Kami makan siang disana dan juga shalat disana. Yang uniknya, kami wudhu’nya menggunakan air laut. Yaaa itu kali pertama dalam hidup saya, air laut air yang suci dan menyucikan, tetapi asin sekali dan terasa lengket semua area wudhu’. Saking lengketnya setelah shalat, saya mengusap area wudhu’ dengan air mineral dari botol yang saya bawa hehe..

Sngkat cerita, sepulang dari tempat tersebut, di TPA, kami merefleksi diri. Ternyata, Kak Nathan berpikir sangat kritis, mengenai tempat di Ladong tersebut. “Seharusnya tempat yang dibuat tersebut jangan dibanyakin tangga, dan selokan kecilnya seharusnya ditutupi. Dan juga bangunan-bangunannya seharusnya jangan terlalu dibuat bersegi-segi, karena itu akan melukai penyandang disabilitas. Itu adalah tempat keseharian mereka, kita tidak apa-apa tapi bagaimana dengan mereka?. Seharusnya kita lebih peka lagi terhadap lingkungan sekitar kitaa..”.

Itu membuat kami semua tersadar. Namun itu hanya saran dari beliau, seperti yang kita tau, mungkin pengelola tempat tersebut membuat tempat dan bangunan seperti itu agar saat keluar dari tempat tersebut, mereka memang real berada di kehidupan yang sebenarnya, mereka bisa menjadi manusia pada umumnya, dan beraktivitas seperti biasanya. Mereka bisa beradaptasi dengan mudah 

Hari tersebut juga hari dimana pemilihan ketua, sekretaris dan bendahara SJYC. Terpilihlah hari itu Rahmatussyifa sebagai ketua, Hanif Raihan sebagai bendahara dan Gina Jobiwarma Chaniago sebagai sekretaris kami. Selain yang disebutkan, termasuk saya adalah anggota duta keadilan SJYC Aceh.

Mantap bukan..? Sepulang dari field trip, malamnya kami festival budaya, penasaran bagaimana perpisahan kami dan kemeriahannya? Penasaran dengan part akhir dari cerita ini? Stay tune terus sobat steemians..

So.. it's been a while, sTeeMians friends, Thank’s for coming to my post. And see you in the next part guys 