The Diary Game-Story of the Day (30 September 2020): Tergoda Mangga Muda

Salam, my dearest steemit friends!
Semoga hari ini kita semua masih dalam lindungan Allah. Salam sejahtera semuanya.

Jarum jam sudah hampir mendekati angka 10.00 namun matahari belum menunjukkan diri. Sedari kemarin memang mendung memayungi bekas kota petro dollar ini, namun hujan yang ditunggu belum juga tumpah. Untung belum sempat membuang air yang sudah ada di tempayan. Seperti petuah dalam pepatah " mengharap hujan di langit, air tempayan dituangkan". Nyatanya, hujan tidak turun hingga malam harinya.

Saya tiba di sekolah hari ini sekitar jam 10 pagi. Kebetulan hari ini kembali mengemban tugas sebagai salah satu petugas piket. Begitu memasuki ruang dewan guru, tampak beberapa rekan kerja yang sedang melaksanakan pembelajaran daring. Demikianlah suasana sekolah pada masa-masa sekarang. Sepi tanpa gelak-tawa canda riang siswa. Hening dari hiruk pikuk teriakan guru piket yang menghalau siswa yang mencuri-curi waktu ke kantin saat jam pelajaran masih berlangsung. Sebagian guru duduk di meja depan kantor siapa tahu ada tamu yang datang dan butuh tempat bertanya tentang hal-hal yang menyangkut urusan sekolah. Saya pun bergabung dengan mereka.

Suasana di sekolah hari ini

Tidak ada yang berbeda, hari ini berada disekolah dan stanby sebagai piket sampe jam 12 siang. Saya mengambil smartphone bututku, mendial nomer suami minta dijemput karena sudah waktunya pulang. Tapi rupanya beliau sedang ada urusan yang tidak bisa ditinggal. Bersama dua orang teman tiba-tiba kami terpikir untuk jalan kaki saja. Toh jarak ke rumah salah satu teman tersebut tidak sampai 200 meter. Lumayan pikirku, sudah lama tidak keluarkan keringat. Apa salahnya pas ada kesempatan begini dimanfaatkan. Lagi pula mentari pun bersahabat. Kalau panas ya, mikir-mikir juga. Kasihan program skincare🤣

Pulang sekolah berjalan kaki bersama teman

Sekitar satu jam menunggu dirumah teman yang berlokasi di Simpang Buloh akhirnya suami datang juga menjemput. Kami langsung pulang untuk beristirahat. Sampai azan asar berkumandang kami menikmati istirahat sore di rumah..
Tanpa sengaja ketika sedang melipat mukena selesai shalat asar, mata saya tertuju kepada buah mangga yang masih belum setengah umur untuk dipetik. Masih muda sekali. Istilah orang Aceh "golom meutapeh". Entah hormon apa yang bergejolak di diri saya rasanya meronta-ronta ingin makan mangga tersebut saat itu juga. Tapi rasanya kurang seru kalau merujaknya sendiri saja. Saya teleponlah kawan-kawan dekat yang biasa saya ajak nimbrung. Kali ini minus @tutiaryati, beliau sedang kurang fit jadi membatasi keluar rumah.

Rupanya mereka sehati dan seide. Diujung telepon mereka merespon ajakan saya dengan mengatakan bahwa mereka juga sedang memproses bumbu rujak. Alhasil, bumbu dari mereka pun meluncur ke tempat saya. Kami habiskan sore ini dengan makan rujak "mamplam bajik" dari pohon di pekarangan rumah saya.

Mangga di pekarangan rumah

Nikmati sore sambil merujak

Sampai malam tiba, selain melakukan aktivitas rutin seperti biasa, kami tidak kemana-mana dan memanfaatkan waktu beristirahat lebih awal. Saya sendiri sebelum berangkat ke peraduan tentu berlabuh dulu ke platform kesayangan ini, membuka beberapa postingan kawan sambil menyesaikan diari hari ini.
Sekian...!

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada @anroja dan @ernaerningsih untuk setiap dukungan dan masukan selama saya bergabung kembali disini.

Terimakasih juga kepada :
@steemcurator08, @muzack1, @radjasalman, @nazarul, @inwi, @green07, @ikhsan01, @steem-indonesia, @puncakbukit dan komunitas Asia Tenggara.

Saya sangat menghargai segala bentuk support baik saran mau pun kritikan dalam setiap postingan saya.

Salam

@naniarmansyah