Sifat Blockchain yang transparan dan dapat dilacak dapat berdayakan pemeriksaan KYC/AML yang canggih, mulai dari verifikasi identitas hingga lacak dana dan tandai aktivitas mencurigakan
Berikut penjelasan detail teknis tentang bagaimana blockchain dapat digunakan untuk pemeriksaan KYC/AML:
1. Verifikasi Identitas:
- Pengidentifikasi Terdesentralisasi (DID): Blockchain dapat menciptakan identitas digital yang tahan terhadap kerusakan dan berdaulat untuk individu dan organisasi.
- Hashing dan Enkripsi: Data pribadi dienkripsi dan disimpan di blockchain, dengan hanya referensi hash yang dibagikan untuk verifikasi, menjaga privasi sekaligus memastikan keaslian.
2. Keamanan Data yang Ditingkatkan:
- Buku Besar Terdistribusi: Data direplikasi di beberapa node, sehingga hampir tidak mungkin diubah atau dihapus, sehingga melindungi informasi sensitif dari penipuan dan pelanggaran.
- Catatan Anti Rusak: Setelah dicatat, transaksi di blockchain tidak dapat diubah secara surut, sehingga memastikan jejak audit yang jelas dan dapat diverifikasi.
3. Pemantauan Transaksi dan Penilaian Risiko:
- Transparansi dan Ketertelusuran: Sifat publik Blockchain memungkinkan pelacakan aliran dana secara real-time, sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi pola mencurigakan dan tanda bahaya.
- Algoritma Penilaian Risiko: Kontrak pintar dapat mengotomatiskan penilaian risiko berdasarkan aturan yang telah ditentukan dan analisis data, menandai transaksi yang berpotensi berisiko untuk diselidiki lebih lanjut.
4. Kepatuhan dan Pelaporan:
- Kepatuhan Terhadap Peraturan: Solusi KYC/AML berbasis Blockchain dapat membantu organisasi memenuhi persyaratan peraturan dan menunjukkan kepatuhan terhadap undang-undang anti pencucian uang.
- Pelaporan yang Lebih Baik: Catatan transaksi yang komprehensif dan akurat dapat dengan mudah dibuat dan dibagikan kepada regulator, sehingga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
5. Kolaborasi Lintas Institusi:
- Akses Data Bersama: Blockchain yang diizinkan dapat memfasilitasi pembagian data yang aman di antara lembaga-lembaga tepercaya, sehingga memungkinkan kolaborasi yang lebih efektif dalam upaya KYC/AML.
- Jaringan Konsorsium: Beberapa organisasi dapat bersama-sama memelihara jaringan blockchain, mengurangi duplikasi upaya dan menyederhanakan proses KYC/AML.
Contoh Teknis Khusus:
- Penjelajah Blockchain: Buku besar publik yang transparan memungkinkan pelacakan transaksi ke dan dari alamat dompet, mengungkap pola dan koneksi yang dapat mengindikasikan aktivitas terlarang.
- Analisis On-Chain: Alat dan layanan khusus dapat menganalisis data blockchain untuk mengidentifikasi transaksi mencurigakan, pola pengelompokan, dan koneksi ke entitas berisiko tinggi yang diketahui.
- Algoritma Penilaian Risiko: Kontrak pintar dapat mengotomatiskan penilaian faktor risiko yang terkait dengan transaksi, dompet, dan entitas, sehingga menandai potensi masalah untuk diselidiki lebih lanjut.
- Alat Kepatuhan Peraturan: Solusi berbasis Blockchain dapat memfasilitasi kepatuhan terhadap peraturan KYC/AML, seperti identifikasi pelanggan, pemantauan transaksi, dan pelaporan.
Pertimbangan Tambahan:
- Kerangka Peraturan: Kerangka peraturan yang berkembang diperlukan untuk mendukung penerapan dan integrasi solusi KYC/AML berbasis blockchain.
- Privasi Data: Menyeimbangkan transparansi dengan perlindungan privasi sangat penting untuk memastikan penggunaan teknologi blockchain yang bertanggung jawab untuk tujuan KYC/AML.
- Skalabilitas dan Interoperabilitas: Mengatasi tantangan skalabilitas dan interoperabilitas blockchain sangat penting untuk adopsi luas dalam aplikasi KYC/AML.
Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?
- Follow akun Mpu.
- Upvote dan resteem postingan Mpu.
- Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
- Biar pemerintah mendengar dan menerapkannya.
Gambar dari: https://pixabay.com/id/illustrations/blockchain-data-catatan-konsep-3145392/
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.