Pemantauan transaksi Blockchain dan kekuatan daftar hitam bantu lembaga keuangan identifikasi dan blokir aktivitas mencurigakan yang terkait dengan pelanggaran sanksi, namun pertimbangan skalabilitas, privasi, dan peraturan harus ditangani
Detail teknis penggunaan blockchain untuk kepatuhan sanksi:
Pemantauan:
- Analisis transaksi: Lembaga keuangan dapat memanfaatkan alat analisis blockchain untuk melacak dan menganalisis pola transaksi di jaringan. Hal ini termasuk mengidentifikasi transaksi bernilai tinggi, lonjakan aktivitas yang tiba-tiba, dan perpindahan antar alamat yang berpotensi berisiko.
- Integrasi daftar sanksi: Integrasi dengan daftar sanksi global seperti Daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus dan Orang yang Diblokir (Daftar SDN) memungkinkan penandaan otomatis pada transaksi yang melibatkan individu atau entitas yang terkena sanksi.
- Pemetaan pengelompokan dan jaringan: Alat canggih dapat mengidentifikasi kelompok alamat yang saling berhubungan dan terkait dengan pelaku yang terkena sanksi, sehingga membantu mengungkap jaringan pencucian uang atau pengelakan yang kompleks.
Pemblokiran:
- Memasukkan alamat ke daftar hitam: Lembaga dapat memasukkan alamat yang teridentifikasi ke dalam daftar hitam yang terkait dengan pelanggaran sanksi, sehingga mencegah transaksi lebih lanjut yang melibatkan mereka. Hal ini memerlukan koordinasi dengan peserta jaringan lainnya untuk memastikan efektivitas.
- Analisis kontrak pintar: Menganalisis kontrak pintar yang terlibat dalam transaksi dapat membantu mengidentifikasi pola kode yang terkait dengan aktivitas terlarang, sehingga berpotensi memungkinkan pemblokiran transaksi berisiko secara proaktif.
- Bukti tanpa pengetahuan: Teknologi yang menjaga privasi seperti bukti tanpa pengetahuan dapat memungkinkan institusi memverifikasi kepatuhan transaksi tanpa mengungkapkan informasi keuangan sensitif, sehingga menyeimbangkan transparansi dengan privasi.
Tantangan:
- Skalabilitas: Memantau dan menganalisis transaksi blockchain dalam jumlah besar secara real-time dapat menjadi hal yang menuntut komputasi, memerlukan infrastruktur yang dapat diskalakan dan alat analisis yang efisien.
- Masalah privasi: Menyeimbangkan transparansi untuk kepatuhan sanksi dengan privasi pengguna memerlukan pertimbangan yang cermat, sehingga memerlukan penanganan data yang bertanggung jawab dan penerapan teknologi yang menjaga privasi.
- Adopsi global: Penegakan sanksi yang efektif melalui blockchain memerlukan adopsi yang luas oleh lembaga keuangan dan regulator, sehingga mendorong upaya terkoordinasi dan standar yang konsisten.
Faktor tambahan:
- Lanskap peraturan: Perkembangan peraturan dan kerangka hukum seputar kepatuhan blockchain dan sanksi perlu ditangani dan dimasukkan ke dalam strategi implementasi.
- Positif palsu: Menyeimbangkan deteksi yang efektif dengan meminimalkan positif palsu yang mengganggu transaksi sah memerlukan penyempurnaan berkelanjutan pada algoritme pemantauan dan model penilaian risiko.
Secara keseluruhan, penggunaan blockchain untuk kepatuhan sanksi menawarkan alat yang menjanjikan bagi lembaga keuangan. Namun, pertimbangan yang cermat terhadap tantangan teknis, masalah privasi, dan lanskap peraturan yang terus berkembang sangat penting untuk penerapan yang efektif dan penggunaan teknologi ini secara bertanggung jawab.
Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?
- Follow akun Mpu.
- Upvote dan resteem postingan Mpu.
- Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
- Biar pemerintah mendengar dan menerapkannya.
Gambar dari: https://pixabay.com/id/illustrations/blockchain-jaringan-teknologi-3585506/
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Deleted