"Joha" Yang "Hoja" Itu Kah Dia?

in #buku6 years ago (edited)

Edisi Ke Empat, 2005

Berkenalan Dengan Nashruddin, Dan Ekspektasi

Buku ini memiliki ukuran yang tidak jauh berbeda dengan ukuran lazim buku-buku novel petualangan tahun 1990an. Orang-orang menyebut buku dengan ukuran demikian sebagai "buku saku", meskipun saya yakin susah untuk memasukkan buku-buku seperti ini ke dalam saku baju maupun celana. Desain sampulnya cukup menarik perhatian saya: sederhana (baik komposisi warna maupun elemen-elemennya), didominasi oleh judul, dan hanya sebuah gambar lukisan menunjukkan seseorang berbusana 'asing' sedang memainkan alat musik pukul dengan memejamkan mata.

Saya sebelumnya tidak kenal nama Muhammad Sa'id Abdul Ghani, juga nama Pustaka Anisah, tetapi judul Tertawa Bersama Nashruddin Joha tampaknya menjanjikan hiburan yang layak, ditambah lagi dengan sub-judulnya, Humor-Humor Manusia Jenius. Saya selalu bisa menghargai humor-humor yang bagus, terlebih yang membuat kita berpikir. Hampir susah sekali mendapatkan lelucon-lelucon yang mampu membuat kita tertawa beberapa detik lalu berpikir beberapa menit. Sub-judul buku ini membuat saya mengharapkan itu darinya.

Dari judulnya, saya serta merta menarik kesimpulan bahwa Nashruddin Joha mungkin adalah sebuah nama dari seorang tokoh yang pernah benar-benar hidup. Tetapi saya belum pernah mendengar nama tersebut sebelum saya melihat buku ini. Buku saduran ini berjudul asli Azhrafuzhzharfa', diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Pustaka Anisah, Rembang. Nah, itu mungkin sedikit banyak menjelaskan perasaan asing saya terhadap busana pria pemain musik di dalam gambar sampul.

Lalu siapa Nashruddin Joha? Di sampul belakang dia disandingkan dengan nama Abu Nawas terutama pada sifat jenaka, dan "dungu". Penerbit juga menjanjikan bahwa kita akan mendapatkan pesan-pesan moral yang sangat berharga dalam kisah-kisah Nashruddin Joha (jika kita tidak larut dalam tawa dan lupa berpikir). Di sampul belakang juga dituliskan bahwa Nashruddin Joha memiliki "refleksi naluri yang prima yang selalu menolongnya keluar dari kesulitan-kesulitan yang memojokkan". Ah, ya! Itu cukup menjanjikan.

Dalam bagian Mukaddimah, penulis menuliskan bahwa Nashruddin Joha adalah tokoh nyata yang terkenal dengan julukan Abul Ghasan. Nashruddin Joha hidup di jaman **Imam Malik ra." Tetapi penulis juga menyebutkan bahwa ada pendapat yang menyatakan kalau Nashruddin Joha bernama asli Joha bin An Nadim, sementara orang-orang Turki mengklaim bahwa Nashruddin Joha hidup di Turki pada masa penyerbuan Mongolia ke negara mereka. Penulis tidak menyodorkan klaim khusus terhadap teori-teori ini.

Lukisan Nashruddin Joha, Abad ke 17 M, Di Perpustakaan Museum Topkapi Palace di Turki, Katalog No. 2142. Pelukis tidak diketahui. Untuk melihat lisensi, klik di sini

Isi Buku Dan Konklusi Pribadi

Buku yang memiliki tebal 180 halaman ini berisi 174 cerita pendek dengan bintang utama Nashruddin Joha. Setelah selesai membaca cerita-cerita tersebut, saya merasa bahwa penulis (dan mungkin juga penerbit) telah gagal memenuhi janjinya untuk menyajikan kisah-kisah "manusia jenius yang lucu dan penuh hikmah". Saya tidak juga menafikan ada beberapa cerita yang mampu membuat saya tertawa dan berpikir serta manggut-manggut, tetapi jauh lebih banyak cerita-cerita yang sama sekali tidak lucu dan saya gagal memetik "hikmah" di dalamnya. Selebihnya hanya lelucon-lelucon yang mirip dengan apa yang bisa kita dapat dari buku-buku TTS harga lima ribu perak.

Sebuah cerita dari buku ini pernah saya bagi dalam tulisan saya ini. Di sana, dalam sesi komentar, saya mendapat tambahan informasi atau pendapat tentang Nashruddin Joha. Apakah Nashruddin Joha sama dengan Nashruddin Hoja yang telah diabadikan dalam artikel di wikipedia ini? Itu juga pertanyaan menarik. Tetapi kalau Nashruddin (Joha atau Hoja) adalah sebuah figur bijaksana, maka buku Tertawa Bersama Nashruddin Joha justru mematahkan reputasi itu.

Kenapa saya sebut buku ini mematahkan reputasi Nashruddin yang disebut-sebut bijaksana itu? Di dalam cerita-cerita di buku ini, kita mendapat gambaran tentang seorang yang saya rasa susah dan tidak pada tempatnya untuk kita sebut bijaksana. Nashruddin digambarkan sebagai seorang pemarah, pendendam, suka membalas dendam, sering bertengkar kata-kata dengan istrinya, suka mengutuk. Sisi yang mungkin bisa dihargai dari tokoh utama di buku ini hanyalah bahwa dia cerdik. Di kampungku juga ada beberapa orang yang tak kalah konyol seperti tokoh utama dalam buku ini.

Di dalam buku ini, kita juga gagal memahami siapa sebenarnya Nashruddin, kadang kala dia bertindak sebagai hakim, dalam cerita lain dia menjadi pengelana, lalu pedagang, seorang penceramah, guru, mufti. Ide dan ekspektasi saya tentang "seorang cerdik yang kisahnya penuh humor dan hikmah" perlahan pudar seiring halaman-halaman yang saya buka dan baca. Dan ketika saya menuntaskan membaca buku ini, saya merasa telah dibohongi. Atau mungkinkah karena hikmah dalam cerita-cerita itu begitu tinggi sehingga tidak terjangkau nalarlu yang rendah ini? Ini membuat saya sedikit gundah.

Jika benar, Nashruddin adalah tokoh nyata yang pernah hidup pada suatu masa dulu, dia hanya harus menjadi satu di antara dua hal ini: bijaksana dan menempati posisi sosial yang terhormat, atau konyol seumpama warga biasa. Dan jika Nashruddin benar-benar tokoh nyata yang bijaksana, maka saya rasa cerita-cerita di dalam buku Tertawa Bersama Nashruddin Joha tidak bisa dikaitkan dengannya, itu seperti air dan minyak.

Saya belum pernah menulis resensi negatif untuk sebuah buku. Ini adalah yang pertama. Karena sampai saat ini, baru buku ini dalam koleksi saya yang narasi di sampul belakangnya benar-benar membuat saya kecewa. Kalau saja mereka membuang bagian "penuh hikmah" dan hanya menyebut buku ini sebagai "kumpulan kisah konyol", mungkin resensi ini akan lain isinya.

Fitur

Judul Asli : Azhrafuzhzharfa
Penulis : Muhammad Sa'id Abdul Ghani
Penerbit : Darur Raudhah
Judul Bahasa Indonesia : Tertawa Bersama Nashruddin Joha (Humor-Humor Manusia Jenius)
Alih Bahasa : Abdurrosyad Sidiq, Achmad Soenarto
Penerbit Bahasa Indonesia : Pustaka Anisah, Rembang, Jawa Tengah
Edisi : Cetakan ke empat, Maret 2005
Ukuran : 17 x 10,5 x 1 cm
Halaman : xii + 180
ISBN : 979-3629-00-2

Tulisan Terkait

Saran Bacaan

Terimakasih

Terimakasih telah mengunjungi. Semoga ini bisa menghibur dan mungkin berguna. Segala tanggapan, masukan, saran, kritik, bantahan, pelurusan informasi, dan sebagainya, akan sangat saya hargai. Selamat merayakan bulan kemerdekaan ke 73 tahun Indonesia. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. Bhinneka Tunggal Ika.

Inisiatif Arteem Discord
Steem Community Discord
The City of NeoXian
The Freedom Tribe Discord
Slot Kosong
Tpot Discord

Orang Indonesia


@aneukpineung78 | Telegram Saya

Sort:  

Gak jadi pinjam

Iya. Yg ada liat buku ini di toko buku juga mending mikir2 kalo mau beli.

Sekedim mata ku membaca judulnya "hoka kah hoka ijak" ternyata tak kuduga dan tak ku sangka. Judul yang ku baca itu berbeda. 😅

Posted using Partiko Android

@aneukpineung78 Thank you for not using bidbots on this post and also using the #nobidbot tag!

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 59453.81
ETH 2607.50
USDT 1.00
SBD 2.39