Nasruddin Mengaku Wali Allah : Cerita Lucu

in #joke6 years ago (edited)

Jika Iraq memiliki Abu Nawas selaku tokoh cerita yang cerdik dan lucu, maka Turki memiliki Nasruddin Hoja. Keduanya bisa dibilang mirip. Mungkin mereka bisa disejajarkan dengan Si Kabayan dalam khazanah cerita rakyat (folk tale) masyarakat Sunda. Seumpama Abu Nawas, Nasruddin Hoja juga diyakini oleh sebagian orang sebagai figur yang pernah benar-benar hidup di Iran. Saya pribadi tidak akan menentang pendapat ini, karena cerita-cerita fiktif pun bisa saja dilekatkan kepada orang-orang yang nyata adanya.

Berikut adalah salah satu cerita tentang Nasruddin Hoja yang pernah saya dengar.

Suatu hari, tersebar berita bahwa Nasruddin adalah Wali Allah yang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Entah dari mana berita itu muncul, bisa saja dari penggemarnya atau memang dari mulut Nasruddin sendiri. Ketika orang-orang datang dan mengkonfirmasi, Nasruddin tidak membantah, justru dia membenarkan kabar itu. Orang-orang yang datang bertanya padanya meminta bukti, dan Nasruddin menjawab bahwa dia tidak akan menjawab hal itu kepada orang per orang. Dia ingin semua orang yang penasaran akan kewaliannya agar berkumpul di rumahnya pada suatu hari tertentu.

Hari itu tiba, orang-orang ramai telah berkumpul di halaman rumahnya. Mereka menanti. Sampai kemudian Nasruddin keluar dan menjumpai mereka. Salah seorang yang telah dipercaya sebagai juru bicara berkata, "Kami telah berkumpul, wahai Nasruddin. Sekarang buktikanlah bahwa engkau benar-benar seorang Wali Allah sebagaimana yang kamu akui selama ini."

"Bagaimana menurutmu aku sebaiknya melakukan itu?" Balas Nasruddin.

"Katakan kepada kami, kelebihan apa yang Allah telah karuniakan kepadamu melebihi karunia-karunianya yang telah dilimpahkan pada kami dan kota ini?"

"Baiklah," kata Nasruddin sambil memberi jeda kepada kalimatnya dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Matanya berhenti pada sebuah pohon besar tak jauh dari keramaian itu. "Aku bisa memerintahkan pohon untuk melakukan sesuatu."

Terdengar gumaman dari orang-orang yang mulai tidak sabaran. "Lakukanlah hal itu, wahai Nasruddin," celetuk seseorang.

"Wahai pohon di sana itu," sedikit berteriak Nasruddin untuk memastikan pohon itu mendengarnya. "Datanglah ke mari kepadaku. Ada hal yang ingin kukatakan kepadamu tentang apa yang akan menimpamu hari ini." Orang-orang menunggu. Tak terjadi apa-apa. Gumaman dan gerutuan mulai meninggi. Nasruddin mengulangi perintahnya. Sang pohon tetap tak bergeming. Setelah tiga kali memerintahkan pohon itu untuk mendekatinya dan tak terjadi apa-apa, Nasruddin pun berjalan menuju pohon itu.

Orang-orang memandang Nasruddin membisikkan sesuatu kepada pohon itu. Sang juru bicara berkata, "Wahai Nasruddin, apa yang engkau lakukan? Jelas-jelas engkau gagal membuktikan bahwa dirimu adalah seorang Wali Allah. Kenapa pula engkau yang menghampiri pohon itu dan bukan sebaliknya?"

"Saudaraku," jawab Nasruddin, "apa yang bisa kulakukan kalau ternyata pohon ini bandel? Sebagai seorang Wali Allah, aku tentu harus mencari jalan keluar untuk itu dan tetap menyampaikan kabar penting yang harus didengarnya."

Orang-orang bubar dalam gerutuan. Sebagian merasa dipermainkan. Sebagian yang berpikir dari mereka itu bisa mengambil hikmah dari perilaku Nasruddin itu.

Catatan

Apakah Nasruddin Hoja yang kita dengar-dengar ceritanya merujuk kepada filsuf Turky terkenal itu, itu menjadi pertanyaan menarik. Asal usul orang pandai ini pun sebenarnya banyak versi. Wikipedia memiliki sebuah artikel tentang filsuf Turki abad 13 Masehi itu, silahkan baca artikel bahasa Inggris ini.

Terimakasih

Terimakasih telah singgah.

From Indonesia With L💜VE


@aneukpineung78 | Telegram Saya


Sort:  

Ralat syara : Setahu saya Namanya Nasruddin Hoja bukan Joha. Menurut sebagian besar pendapat beliau dari Turki bukan Iran.

Abu nawas dari negeri persia (Iran sekarang). Bukan Irak.

Iya benar, filosofer dari Turkey, menurut Wikipedia. Tapi saya tidak pernah menganggap serius orang ini sampai saat ini. Terimakasih masukannya, @achieymasrus. Saya akan memperbaiki tulisan ini.

Terlepas dari ada atau tidak nya mereka, hikmah yg kita ambil dari cerita mereka banyak sekali. Mereka memang legenda yg mumpuni hehe

Benar. Itu poin yang bagus sekali. Kita bisa terus mereguk nikmat hikmah kalau kita mau menyisakan ruang dalam gelas intelektual kita.

That's right. Im agree with u

Cerita Abu Nawas bukannya bersetting di Iraq, masa pemerintahan Harun al Rasyid.

Kalau tidak salah beliau lahir di antara perbatasan Irak dan Iran. Tp menurut bbrp sumber yg saya baca dlu lebih tepat lahir nya di Iran. Kemudian besar di Irak. Di karena kan ayahnya bekerja di istana harun al Rasyid. Beliau juga meninggal di Irak.

Tp klo abu nawas, saya percaya dia itu ada. Klo Nasruddin Hoja masih belum yakin.

Knpa prcaya ttg Abu Nawas dan tidak ttg Hoja?

Ada beberapa ulama sufi masa itu /maupun setelah nya yg berpendapat kalo abu nawas itu ada. Tp saya uda lupa siapa" saja, krna ini bacaan uda lama sekali 😂.

Klo Hoja, saya belum menemukan pernyataan ulama ttg beliau, ini membuat saya belum yakin

Ooh. Saya sudah membentur jalan buntu di sini. Haha.
Tapi inj memang menarik. Yang lebih prnting adalah hikmat yang bisa dipetik dari cerita-cerita tentang mereka.

Benar. Hikmah nya lah yg utama.

🙌🙌🙌

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 59926.69
ETH 2622.88
USDT 1.00
SBD 2.38