Return to Homeland: Digital Art & Poetry | Pulang ke Bengkulu: Puisi dan Lukisan Digital (Bilingual)

Bengkulu Literary Festival ended successfully thanks to the hard work of @willyana, @musismail, @apilopoly, and Bengkulu artists. I thank them so much.

The festival was opened by Governor of Bengkulu Rohidin Mersyah at Bengkulu Governor's Hall, Friday, July 13, 2018, and was closed in the middle of the Kabawetan tea plantation, Kepahiang Regency, Bengkulu Province by Kepahiang Regent Hidayatullah Sjahid, Sunday, July 15 2018. Besides cultural tours and authors' meetings , the festival was also filled with literary seminar with speakers Ahmadun Yosi Herfanda, FX Rudi Gunawan and Sutardji Calzoum Bachri.

Around 100 domestic and foreign poets were involved in this event. They had previously created some poems which was later published in an anthology Jejak Cinta di Bumi Rafflesia (Traces of Love in Land of Rafflesia). The list of authors is here: revision of Bengkulu Literary Festival poetry curation.

After traveling to Bengkulu, some poets wrote a number of works, including essay and poems. This is great. I also wrote something about it and wanted to share them to you. Below is one of poems I wrote in the journey.

COMING HOME

The airport is silent
like last years
one or two families rushed
chasing the twilight

you're not there
with a handful of jasmine
          which you pick up
          from grandfather's garden
like your promise
hundreds of years ago

porters
sip Pasemah coffee
while talking about
storm and rain yesterday
          — Udin’s boat had not returned yet, one said

a girl
sitting tired
tweaking her phone
she pointed to a bus parked
one stone throw
          — it will leave soon

only me on this bus
shadows of the gloominess sitting
on the other seats

the driver complained
about the price of chili and meat
          — bro, where will you go?, he asked

I stared at the sky
scorching sunny
road poles
dusty road
dried leaves flying
rolled up into one form
          your face

I turned to the old driver
          — take me to the mother's womb, I say

bengkulu-kepahiang-jakarta, july 2018

Pulang ke Bengkulu: Puisi dan Lukisan Digital (Bilingual)

Festival Sastra Bengkulu akhirnya berjalan sukses berkat kerja keras @willyana, @musismail, @apilopoly, dan para seniman Bengkulu. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada mereka.

Festival itu dibuka oleh PLT Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Pendopo Gubernur Bengkulu, Jumat, 13 Juli 2018, dan ditutup di tengah kebun teh Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu oleh Bupati Kepahiang Hidayatullah Sjahid, Minggu, 15 Juli 2018. Selain wisata budaya dan pertemuan sastrawan, festival juga diisi dengan seminar sastra degan pembicara Ahmadun Yosi Herfanda, FX Rudi Gunawan dan Sutardji Calzoum Bachri. @willyana menulis laporannya: Laporan Ketua Panitia: Festival Sastra Bengkulu Digagas Bermodal Semangat.

Sekitar 100 sastrawan dalam dan luar negeri terlibat dalam acara ini. Mereka sebelumnya telah menciptakan puisi yang kemudian diterbitkan dalam antologi puisi "Jejak Cinta di Bumi Rafflesia" yang didesain oleh @musismal. Daftar penulisnya ada di sini: Revisi Kurasi Puisi Festival Sastra Bengkulu. @ahmadunyh mengulas puisi-puisi dalam buku itu: Tafsir Puitik Sejarah Bung Karno (Bagian Pertama).

Setelah melancong ke Bengkulu, beberapa sasatrawan ternyata melahirkan sejumlah karya. Saya juga dan ingin berbagi kepada Anda. Di bawah ini salah satu puisi yang saya bikin.

PULANG

bandar udara ini sunyi
seperti tahun-tahun lalu
satu-dua keluarga bergegas
mengejar senja

kau tak di sana
dengan segenggam melati
          yang kau sunting
          dari kebun puyang
seperti janjimu
beratus tahun lalu

porter-porter
menghirup kopi pasemah
sambil berbincang tentang
badai dan hujan kemarin
          — perahu udin belum kembali, kata yang satu

seorang perempuan
duduk jemu
mengutak atik telepon genggam
ia menunjuk sebuah bus
terparkir sepelempara batu
          — sebentar lagi berangkat

hanya aku di bus ini
bayang-bayang kemuraman duduk
          di bangku-bangku lain

pengemudi itu mengeluh
tentang harga cabe dan daging
          — bung, mau ke mana? tanyanya

aku menatap langit
mentari terik menggosongkan
palang-palang kota
jalanan berdebu
daun-daun kering beterbangan
bergulung-gulung membentuk satu rupa
wajahmu

aku berpaling ke pengemudi tua
          — antar aku ke rahim ibu, kataku

bengkulu-kepahiang-jakarta, juli 2018

---

#blogiwankphoto #blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #writing #photography #travel #essay

---

Recent Posts

• Two Little Clowns in Jakarta, Streetphotography | Dua Badut Kecil (Bilingual)
• Old Chocolate Rusty Luggages | Original Photography | Kopor-kopor Cokelat Tua (Bilingual)
• Steem.center Wiki Tutorial: Cara Mendaftar, Bikin Artikel Baru dan Menyunting
• Airdrop Token Hunting for Steemian: Byteball & Mannabase | Berburu Token Airdrop bagi Steemian
• Steem.Center - Wiki with Rewards for Steemian | Wiki dengan Hadiah untuk Steemian
• A Child is a Flower | Photography & Poetry
• Steemit Trend June 2018: Visitors Traffic is Good
• Steem Dijelaskan oleh Seorang Ekonom

---

I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.