Postingan by Design: Memenej Steemit | BAHASA |

in #steemit7 years ago

Postingan by Design: Memenej Steemit

Oleh @ayijufridar

PERNAHKAH sahabat steemians bingung mau memposting kisah atau foto apa hari ini? Pasti pernah atau bahkan sering. Bisa menulis dan bisa memotret tidak menjamin tidak mengalami post block, ini sebuah istilah yang saya adopsi dari written block yang sering dialami para penulis. Definisi bebas dari post block adalah kebuntuan yang dialami steemian sebelum memposting atau ketika hendak melanjutkan tulisan. Kondisi ini juga berlaku bagi yang sudah memulai sebuah artikel fiksi atau nonfiksi atau foto, tetapi buntu ketika melanjutkannya. Barangkali untuk foto lebih mudah solusinya karena teks (caption) tidak terlalu panjang. Namun kalau hendak memposting parade foto lengkap dengan kronologis ceritanya, menjadi masalah juga karena dibutuhkan keahlian menulis.

Tidak semua Steemians memiliki kemampuan menulis dan memotret yang bagus. Ada yang mengenal dunia tulis-menulis setelah memiliki akun di Steemit, meski memotret dengan standar telepon pintar banyak yang mahir. Namun perlu disadari, bisa menulis pun bukan jaminan postingan akan lancar setiap hari.

Menulis dan memotret adalah satu masalah, manajemen postingan adalah masalah lain. Tidak heran banyak penulis di Steemit yang tidak produktif, dengan postingan seperti anak gajah lahir (lage ceh aneuk gajah).

Ada satu penulis muda yang cukup potensial di Aceh dan saya memperkenalkan Steemit padanya, tak lama setelah saya memiliki akun. Setelah postingan introduceyourself dan sebuah postingan menarik lainnya, dia langsung tewas dengan sukses, tidak memposting apa pun lagi. Padahal, ia cukup produktif memperbaharui status di Facebook yang lumayan panjang. Dia juga sudah jatuh-bangun dalam dunia kepenulisan, ditolak naskahnya berkali-kali dan tidak membuatnya berhenti. Tapi di Steemit, penulis muda itu layu sebelum berkembang.

Ini menjadi motivasi bagi sahabat Steemians yang belum mampu menulis dan juga bagi yang pintar menulis. Banyak aspek yang perlu diperhatikan; menulis, memotret, manajemen postingan, motivasi, mental, semangat, dan teknologi informasi.
Kabar baiknya, semua itu bisa terbantu dengan adanya komunitas seperti Komunitas Steemit Indonesia dan “faksi-faksinya” yang kini banyak bermunculan di berbagai daerah. Tentang kekuatan komunitas ini sudah banyak yang memposting, baik dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Indonesia. Salah satunya postingan @yuslindwi pada tautan:

https://steemit.com/indonesia/@yuslindwi/komunitas-ibaratkan-sebuah-keluarga-201789t171913523z

Atau sebelumnya juga ada postingan @willsthephens pada tautan berikut:

https://steemit.com/anarchism/@willstephens/the-true-power-of-steemit-building-community-empowering-change

dan masih banyak postingan lainnya tentang kekuatan komunitas yang sudah terbangun dan harus kian diperkuat di Steemit. Beberapa steemian menulis bersama di warung kopi dan saling mengoreksi sebelum naskahnya diposting. Sementara steemians yang lain berburu foto bersama dan juga saling mengoreksi kualitas foto sebelum memposting. Kesalahan saya dalam bahasa Inggris, sering dikoreksi @horazwiwik dan @bahagia-arbi setelah postingan tayang. Tentu, koreksi dari steemians yang lain sangat saya harapkan. Di Steemit, kita harus menjadi editor bagi diri sendiri sehingga banyak artikel dan foto keliru. Banyak saya jumpai postingan foto terbalik di Steemit dan pemilik akun lupa mengeditnya.

Jadi, kesimpulan pertama, jangan rendah diri bila belum berkemampuan menulis dan memotret dengan baik. Mereka yang sudah suhu di dua bidang tersebut, sudah menggeluti dunianya jauh sebelum Steemit ada. Para penulis yang sudah jadi syekh itu, pada awalnya mereka juga seperti kita. Sebut saja @teukukemalfasya sudah menjadi penulis tetap di Kompas (sementara saya baru dua tulisan dimuat di harian besar di Indonesia tersebut), sudah kenyang dengan penolakan. Puluhan naskahnya dulu ditolak, tapi ia tak pernah berhenti menulis. Begitu juga dengan @hermanrn yang sudah jatuh bangun di dunia kepenulisan, ditolak puluhan kali, sebelum cerpen dan opininya dimuat di berbagai media, termasuk Kompas.

Nasib serupa juga dialami para penulis lain yang kini aktif di Steemit seperti penulis Taufik Almubarak, pemilik akun @acehpungo yang menabalkan judul bukunya sebagai nama akun di Steemit. Kemudian ada @rismanrachman yang juga seorang penulis senior di Aceh, ada juga jurnalis novelis @masriadi yang bukunya sudah terbit dan akan terbit beberapa judul lagi dalam tahun ini. Di kalangan jurnalis lainnya ada @zainalbakri, @jaff, @agamsaia, @teukumukhlis, untuk menyebut beberapa nama, serta banyak lainnya yang sudah terbiasa menulis. Mereka semua penulis aktif, dan kini aktif di Steemit.
Keberadaan mereka, harus dijadikan kesempatan untuk belajar, karena semuanya penulis low profile yang dengan senang hati membantu. Di dalam kontak dengan mereka di grup, saya juga meminta mereka ikut mengoreksi kesalahan yang mungkin saya lakukan dan steemians lainnya. Dengan ketekunan seperti mereka, tentu saja suatu saat nanti kita bisa seperti mereka bahkan melampauinya. Tapi tentu saja semuanya tidak instan, butuh kesabaran dan kerja keras. No pain, no gain.

Untuk bisa produktif di Steemit dan tidak mengalami post block, bingung mau membuat postingan apa, kita harus mengelola blog di Steemit dengan manajemen yang rapi. Meski menulis dan memotret untuk Steemit bukan pekerjaan utama, bukan alasan untuk menangani Steemit asal jadi. Justru karena bukan pekerjaan utama, blog di Steemit harus dimenej dengan rapi dan terencana agar tidak mengganggu pekerjaan utama.

Di bawah ini ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi post block, untuk mendesain postingan:

KSI.jpg

1. Bekerja seperti wartawan

Ada dua jenis wartawan di daerah. Pertama, yang bekerja dengan agenda yang jelas, dan wartawan yang menunggu berita jatuh dari langit. Biasanya, media sudah memiliki agenda kerja dengan jelas. Ketika masih bekerja sebagai jurnalis di Serambi Indonesia, setiap hari saya minimal harus menulis dua berita. Pagi hari dalam rapat perencanaan, kami me-listing berita apa yang menjadi agenda liputan.
Dari listing tersebut, kami sudah memiliki bayangan berita mana yang akan menjadi berita utama (headline) halaman Pase dan berita mana yang mungkin bisa mengisi halaman satu. Bisa jadi proyeksi kami itu berubah. Misalnya, ternyata berita yang kami rencanakan menjadi headline halaman Pase, ditarik ke halaman depan sehingga kami harus memproyeksikan berita lain yang memiliki nilai berita (news value) tinggi.
Perubahan tidak sampai membuat kami megap-megap karena kami bekerja dengan agenda jelas. Kami tidak bingung mau meliput apa hari ini karena sudah ada berita yang akan diliput. Kalau pun nanti ada berita insidentil atau sering disebut berita jatuh dari langit, yang tak bisa diprediksi, yang berada di luar kendali kami, akan menambah jumlah berita yang kami setor ke kantor pusat.
Begitu juga dengan sahabat steemians. Rencanakan postingan—baik tulisan maupun foto—dengan rapi. Pikirkan jenis postingan untuk besok mulai hari ini. Kalau bisa buat agenda postingan selama sebulan, per triwulan, atau bahkan selama setahun, luar biasa sekali. Kalaupun nanti dalam perjalanannya mendapatkan ide menulis atau memotret objek di luar agenda, anggap saja itu bonus.
Postingan yang tidak terlalu terikat dengan waktu (misalnya yang bersifat informatif), bisa ditunda besok atau lusa, meski tulisannya sudah ada dalam laptop. Kapan memposting sebuah artikel atau foto, juga bagian dari strategi mendapatkan reward sehingga ritme postingan harus dikelola dengan cerdas. Jangan sampai jor-joran memposting tulisan dalam satu hari, kemudian puasa selama satu bulan.

2. Postingan sesuai hari besar

Dalam setahun rata-rata ada 365 hari. Jika dalam sehari ada dua postingan, baik artikel maupun foto, maka setahun ada 730 postingan. Sepertinya bingung, ya?
Padahal itu jumlah yang sedikit. Setiap hari ada peringatan hari besar, baik nasional maupun internasional. Bahkan, dalam satu tanggal bisa jadi bentrok peringatan hari besar.
Bulan Agustus ini saja, misalnya. Pada 1 Agustus lalu merupakan hari ASI (air susu ibu) sedunia. Pada 5 Agustus diperingati sebagai hari Dharma Wanita Nasional, 8 Agustus hari ulang tahun ASEAN, 9 Agustus hari masyarakat adat internasional, 10 Agustus hari veteran nasional sekaligus hari kebangkitan teknologi nasional (nah, ada dua kan?), 12 Agustus hari remaja internasional, 14 Agustus hari Pramuka, 17 Agustus hari apa, coba? (jangan jawab hari Jumat, kebangetan kalau tidak tahu, bisa kena push up), 18 Agustus hari Konstitusi Republik Indonesia sekaligus hari kelahiran saya, hehehehe…
Singkatnya, setiap hari bisa memanfaatkan momentum peringatan hari tersebut untuk memposting artikel dan foto yang sesuai. Steemians bisa memilih tema peringatan hari besar tersebut yang sesuai. Kalau tidak sesuai, ya, cari tema lain yang sesuai. Kalau dicatat, 365 hari itu sudah penuh dengan peringatan hari besar ini-itu, baik nasional maupun internasional, atau hari yang sangat khas di daerah seperti 15 Agustus di Aceh sebagai peringatan penandatanganan MoU Helsinki atau 26 Desember peringatan bencana gempa dan tsunami.

3. Optimalisasi waktu

Waktu memang masalah bagi siapa pun. Sebagian dari kita mempunyai kegiatan lain di luar Steemit. Banyak yang beralasan kemudian bahwa postingan menurun karena tidak ada waktu. Padahal, bukan waktu yang tidak cukup, tetapi kita tak cukup pintar mengelola waktu. Tuhan memberikan waktu sama bagi semua orang, baik bagi yang kaya maupun miskin. Sekarang bagaimana kita mengelola waktu agar ia tidak menebas kita seperti kata pepatah Arab.
Dengan membuat postingan by design, berarti kita sudah mengelola waktu dengan cerdas. Begitu hari berganti, kita sudah tahu akan menulis atau memotret apa, tidak lagi bingung sehingga kenikmatan di Steemit menjadi berkurang karena stress.
Optimalisasi waktu juga berarti memanfaatkan waktu sempit untuk menangani Steemit. Ketika antre di bank, misalnya, bisa digunakan untuk membalas komentar, memberikan upvote, atau membaca postingan orang lain. Bagi yang sudah terbiasa, pasti sudah memahami situasi seperti itu. Apalagi kalau menunggu pesawat boarding yang bisa sampai satu jam lebih, bisa menyelesaikan satu postingan.

4. Spesialisasi atau gado-gado

Ini pernah saya singgung dalam artikel sebelumnya dengan menggunakan ilustrasi kerja jurnalis. Seorang wartawan di daerah biasanya adalah wartawan gado-gado. Ia harus menulis berita ekonomi, olahraga, bisnis, politik, keuangan, sosial, pendidikan, pertahankan dan keamanan, menulis semuanya isu seperti gado-gado yang merupakan campuran berbagai jenis sayur. Steemians juga bisa seperti itu; memposting gado-gado. Artikel dan parade foto, berbagai isu, meski bagusnya tetap harus ada satu isu yang bisa kita kuasai dengan khatam. Ini pengalaman saya sendiri, mungkin orang lain memiliki strategi berbeda. Saya tetap fokus pada masalah kepenulisan meski “travel” termasuk tag saya yang paling sering. Postingan tentang menulis, juga cerpen-cerpen dengan isu khusus Aceh, saya rencanakan menjadi sebuah buku suatu saat kelak. Di Steemit bisa menjadi tempat menyimpan catatan sekaligus mendapatkan masukan dari steemians yang lain.
Kalau mahir di bidang tertentu, bisa menjadi spesialisasi seperti @jodipamungkas yang selalu memposting tentang game sehingga saya tidak tahu harus berkomentar apa. Kalau belum memiliki keahlian lebih di bidang apa pun, memposting yang umum saja dulu. Istilahnya, jadi dokter umum dulu, baru nanti mengambil spesialisasi.

5. Mencatat ide

Setiap ide muncul kapan saja di mana saja, terkadang tidak sesuai dengan waktu. Ide artikel atau ide membuat parade foto, muncul di saat yang kurang tepat, misalnya ketika kita sedang tidak memegang kamera atau situasinya tidak mendukung untuk menulis.
Dalam perjalanan ke suatu daerah, misalnya, tiba-tiba teringat dengan objek foto yang menarik di daerah lain dan bisa dikunjungi lain waktu. Catat ide tersebut di ponsel atau di mana saja yang mudah diingat. Ide bisa berupa letikan sesaat yang bisa hilang sekejap kemudian. Mencatat adalah cara mengikat ide agar tidak hilang. Nanti ketika ada waktu, ide itu bisa diwujudkan dalam bentuk tulisan dan foto-foto. Jangan terlalu mengandalkan daya ingat sebab ia tak pernah minta izin ketika melupakan sebuah kenangan.

Demikian beberapa tips mengelola postingan di Steemit baik sebuah artikel, puisi, cerpen, atau foto. Merencanakan postingan seperti merancang masa depan, atau seperti merencanakan sebuah perjalanan. Meski kita akan menuju ke sebuah daerah yang sama sekali asing, tetapi jika sudah memiliki tiket, sudah mengantongi peta, insya Allah kita tidak akan tersesat.[]

Lhokseumawe, 12 Agustus 2017

Salam kreatif:
@ayijufridar

Badge_@ayi.png
Design by @jodipamungkas

Sort:  

Selama saya bergabung di steemit bg @ayijufridar saya menjadi wartawan dan penulis dadakan.
Itulah guna saya bergabung di steemit.
Dulu memang sangat bosan saya menulis.
Apalagi nilai bahasa indonesia pun dibawah standar orang lain.
Selama bergabung di steemit, bisa dikatakan saya sudah mulai bisa untuk menulis. Tapi itu penilaian saya bg. Penilaian orang lain mungkin berbeda.
Menyoe ureung aceh peugah lage jampok.

Selama ini, saya baca beberapa postingan @amryksr sudah lumayan kok. Meski kalau untuk bersaing ke media massa, kemampuan menulis bukan syarat satu-satunya. Banyak hal lain yang perlu diperhatikan. Untuk itu, bisa berguru ke @teukukemalfasya yang sudah suhu.
Benar seperti komentar @happyphoenix, kalau sedang tidak bisa memposting artikel atau foto, bisa kirim komentar atau membalas komentar. Intinya, kita bisa mengelola akun Steemit di tengah sempitnya waktu.

Tapi nyatanya bg @ayijufridar kalau kita kirimkan artikel ke media massa dilihat dari penulisannya bagus atau tidak.
Menyoe mantoeng lage kameng ek ateuh bate, pane jitem.

Teknik menulis bukan jaminan. Untuk opini, masih dinilai apakah isunya besar atau tidak, apakah kekuatan argumentasi cukup kuat atau tidak, apakah ada solusinya atau tidak terhadap topik yang dibahas. Untuk tema tertentu, peru juga kelengkapan dan akurasi data.

Begitu @amryksr...

Makanya saya harus banyak belajar sama bg @ayijufridar dan bg @zainalbakri yang sudah senior dalam hal menulis.

Kalau untuk opini, di Steemit ada suhunya @teukukemalfasya yang selalu dengan senang hati menginfaqkan ilmunya kepada kita semua.

Selama ini, saya baca beberapa postingan @amryksr sudah lumayan kok. Meski kalau untuk bersaing ke media massa, kemampuan menulis bukan syarat satu-satunya. Banyak hal lain yang perlu diperhatikan. Untuk itu, bisa berguru ke @teukukemalfasya yang sudah suhu.
Benar seperti komentar @happyphoenix, kalau sedang tidak bisa memposting artikel atau foto, bisa kirim komentar atau membalas komentar. Intinya, kita bisa mengelola akun Steemit di tengah sempitnya waktu.

Ho..oh... nulis aja, kalau bosen bikin komentar aja...paling enak nulis gado-gado...eh. makan gado2 juga enak. Yang penting tulisannya original aja, kalaupun menyadur pun boleh asal tidak plagiat... sip dah :)

Benar sekali @happyphoenix.
Intinya tidak plagiat.

Plagiat hukumnya berdosa, itu sudah jelas. Terima kasih @amryksr dan @happyphoenix.

Benar bg @ayijufridar berdosa hukum plagiat

Yuhuu...nama sy disebut tp terlambat datang. Ga tahu deh mau komentar aplg ini postingan jos gandos top markotop. Hmm...sy sudah mencoba mengamalkan beberapa poin yg bg @ayijufridar tulis, tapi ya masih belum disiplin sih. Masih ada kendala sana sini yang bikin melempem di tengah jalan.

Tapi membaca banyak postingan dari teman teman bikin semangat lagi. Syukur2 kalo dapet berkah disenggol blocktrades ahay ....

Memiliki tips sama seperti memiliki sebuah ilmu. Tidak terlalu penting kita menguasai banyak ilmu ketika kita tidak mengamalkannya. Seperti kata Bruce Lee, saya lebih takut kepada orang yang berlatih satu jurus seribu kali daripada orang yang menguasai seribu jurus tetapi berlatih satu kali.

Saya juga sama seperti @horazwiwik, belum terlalu bisa mendisiplinkan diri di tengah banyaknya interupsi dari luar. Tapi perlahan tapi pasti terus memperbaiki diri, harus komit dengan komitmen. Standard disiplin kita masih di bawah standard, hehehehehe...

Soal disenggol @blocktrades, itu lebih kepada nasib baik daripada kualitas. Saya baru satu kali ketika memposting cerpen Menara yang Menari dan itu pun seperti mendapat lailatulqadr karena tidak direncanakan sama sekali. Daripada pusing mikirin dia, saya terus saja memposting dan belajar memperbaiki kualitas tulisan dan foto.

Wah, bahkan di kolom komentar saja, master yg satu ini menulis dgn format yg oke punya hahaha. Sempat2nya ya memformat komentar. Warbiyasak lah pokoke..aplg masih dikasih bonus diselipin kutipan2 dr orang terkenal. Semacam membaca postingan versi mini lah hehehe

Soal blocktrades mah iya bener soal luck..pernah ada yg menulis ttg cara agar sukses di steemit. Pertama memang org yg kerja keras, dan inves di platform ini. Yg kedua adalah org yg beruntung 😁

Terima kasih atas apresiasi @horazwiwik. Biar enak dibaca, enak dilihat, dan perlu seperti tagline-nya Majalah TEMPO; enak dibaca dan perlu.
Kata orang bukan, tapi saya lupa siapa, keberuntungan adalah pertemuan kesiapan dan kerja keras serta kerja cerdas. Orang Pintar itu hanya bisa dikalahkan oleh orang beruntung. Alangkah beruntungnya kita jadi orang beruntung sekaligus orang pintar, hehehehe.

Kalimat terakhir emang 100% betoi....👍👍

Terima kasih @horazwiwik, jangan bosan mengkritik kalau ada yang salah. Saleum.

Bang @ayijufridar, saya mau bertanya..!
Seandainya saya memiliki Photo yang sangat terbatas, tetapi Artikel yang saya tulis bisa dikatakan lumayan panjang, dan harus ditulis dalam beberapa episode, Apakah dalam lanjutan episode berikutnya, Photo yang ditampilkan harus photo yang lain atau boleh photo yang sudah ada..? ini menyangkut tulisan di dalam steemit, karena menurut informasi yang saya dapat kita tidak boleh mengunggah photo yang berulang. saya mohon bang ayi bisa menjelaskan agar saya tidak melakukan kesalahan di steemit ini
Terimakasih.

Saya juga pernah memposting naskah yang lumayan panjang dan parade foto lumayan banyak @arkan18. Misalnya parade foto bonsai di rumah makan Garuda, Medan. Meski objeknya sekitar 40 bunga, foto-fotonya mencapai 60 sebab angle-nya berbeda. Satu bonsai bisa jadi tiga atau empat angle yang berbeda.
Kalau naskahnya panjang, bisa dibuat dalam beberapa bagian. Tiga atau empat postingan. Foto-fotonya, meski objek sama, lebih baik angle-nya berbeda. Begitu menurut saya @arkan18.

terimakasih.

Sama-sama @arkan18. Saya suka dengan angka 18.

Kapan-kapan kita ketemu ya bang ayi.., banyak yang harus saya pelajari..thanks

Saya juga masih banyak yang peru dipelajari @arkan18. Kita bisa belajar bersama, hehehehe....

Saya gak mampu komentar lagi bang, saya baca semua sampek habis, cause beberapa hari ini saya juga gak bisa menulis, buntu, gak mud dan lain sebagainya. beruntung sekjali saya membaca tulisan. ka waras lom pikiran nyoe. @atafauzan79

Patot keuh hana deuh sagai laet nyoe @atafauzan79. Lage bak rumoh sikula cit, tiep uroe kana jadwal yang psti dan kana mata perlajaran yang jeulah dan kana materi pengajaran. Hana mumang le Cek Gu nyoe lage nyan.

Mumang phon wate salah posting ata marchig band, na kutipan lon boh link tp na yang tinggai ka itamon cheetah dan blaklist, brat heng lon.haha...sayang that acara met up han meurumpok jak karna na na kegitan sore bak sikula, bimbing anak2 desain poster buat lomba, walaupun corel mantong jet bqcut2 yang penteng kontribusi buat anak bangsa. Trims bang pajan2 jet tameurempok lom

Okay Cek Gu @atafauzan79. Memang ngon Cheetah beuteugoh-teugoh. Bah pih ta boh link tetap trok binatang nyan, heheehehehe....

Nyoe na di Lhokseumawe, neu bi haba. Saleum.

Kadang singoh sebab bak sikula hana jam mengajar jadi jet ta libur, menyoe jadeh lon melyncut akan lon bri haba, mudah-mudahan tateume jep sanger.

Got Cek Gu @atafauzan79. Kamoe biasa di Taufik Kupi.

Tulisan yang panjang tapi sangat penting untuk baca dengan teliti, dipahami, dan dijadikan masukan berharga untuk saya sebagai penulis pemula. Penuturan Bang @ayijufridar dengan kiat-kiat postingan di Steemit ini berikan saya ilmu baru; wawasan yang harus saya masukkan dalam benak saya demi karir menulisnsaya di media sosial.kerwn ini. Terimakasih untuk tulisan ini, Bang @ayijufridar. Salam

Sebenarnya, itu bukan tips baru tentang manajemen postingan @bahagia-arbi. Banyak yang sudah tahu, tapi mengamalkannya yang sulit. Hehehehehe.

Sebagai penulis pemula, saya akan amalkan semua arahan positif dari bang @ayijufridar, senior yg baik.

Saya juga masih pemula @bahagia-arbi. Maish banyak target di dunia kepenulisan yang belum tercapai.

Mantap, sangat membantu bang dan akan menambah kepercayaan diri kita sebelum membuat postingan. Jadi gak dadakan. Terencana. Sip. Trims

Meski terganjal dengan pekerjaan utama, tetap ada celah untuk mengelola akun @saifoel77. Misalnya, selama sepekan bekerja, saat istirahat bisa digunakan untuk memotret objek dan mencatat apa yang perlu dicatat biar tidak lupa. Saat off dari pekerjaan, semua tabungan foto dan story diposting secara berkala.

Saya lansung simpan postingan ini sebagai panduan ke depan. Terimakasih anak muda.

Ah, tak perlu menyimpan sesuatu yang sudah ada dalam kepala dan hati Bro @rismanrachman. Hanya penuhin file saja.

Wahh inspiring, siap siap kl post block :)

Terima kasih @kakilasak. Artikel itu juga berlaku bagi fotografer.

Bener apa yang bapak tulis ini, hal ini juga terjadi ama saya. Beberapa lama saya ngalamin 'mati ide' jadi vakumlah saya dari Steemit. Gitu baca artikel ini saya jadi bersemangat lagi nih buat bikin postingan. Makasi utk encouragementnya pak.

Keep spirit @quillingzoe. Tetap semangat membuat postingan meski terkadang sedikit yang upvote. Kalau diperhatikan, banyak juga postingan saya sedikit mendapatkan upvote meski liputannya sangat serius dengan parade foto yang banyak. Kita anggap saja belajar dan juga menyimpan data dan foto di Steemit. Toh, kalau posting d FB, IG, dan Twitter, juga tidak mendapatkan apa pun.
Rencanakan postingan dengan rapi agar tidak bingung dan tidak mengganggu kegiatan yang lain.

Sangat kreatif bang. . Mantap.

Terima kasiih @nazarwills. Saleum.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 58111.37
ETH 2571.51
USDT 1.00
SBD 2.47