Solid di Masa Sulit

Sejak wabah Covid-19 merebak, kita menghadapi situasi sulit dalam berbagai bidang seperti ekonomi, perdagangan, sosial, bahkan dalam urusan ibadah. Di tengah wabah Corona, di depan kita juga menghadapi wabah pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran akibat Corona.

Dalam situasi seperti ini, berbagai kebutuhan pokok sulit didapat dan harganya pun melambung. Demikian juga dengan hand sanitizer serta masker yang hilang di pasaran. Kalaupun ada, harganya naik lebih dari 200 persen dari harga normal.

Tidak hanya produk modern seperti hand sanitizer dan alat pelindung diri yang mahal dan hilang di pasaran, produk pertanian yang sebelumnya murah pun kini naik sampai lima kali lipat. Sejak diberitakan jahe merah berkhasiat menambah imunitas diri, harganya pun melangit. Vitamin C dosis tinggi juga sudah mulai sulit diperoleh.

Memang selalu ada orang-orang yang memanfaatkan situasi sulit untuk mengeruk keuntungan pribadi. Orang-orang seperti ini akan muncul di mana saja, kapan saja, dan memperlihatkan sifat aslinya. Dalam situasi sulit, karakter asli seseorang akan muncul tanpa topeng, tanpa kabut.

Makanya, kalau ingin melihat karakter asli seseorang, lihatlah dalam situasi genting, lihatlah mereka ketika kamu sedang gagal, sedang rugi, atau sedang tidak memiliki jabatan. Berapa orang yang menghubungi kamu ketika miskin, ketika menganggur? Kalau ada, mereka itulah sahabat yang sesungguhnya.

Padahal, dalam situasi sulit seperti inilah dibutuhkan kekompakan untuk saling jaga, saling bantu, dan bersama-sama mengatasi masalah selama wabah Corona. Kita patut bersyukur di tengah situasi sulit ini, kebersamaan juga tumbuh. Masyarakat terlihat solid dalam mengatasi berbagai permasalahan. Solid di masa sulit sangat dibutuhkan agar kita bisa keluar dari kesulitan. Solid di masa sulit membuktikan bahwa solidaritas masih kuat di tengah masyarakat.***