Understanding Of Hadih Maja, Philosophy of Life of Aceh Community (Bilingual) Part 3; Education
IMG
As a concatenation of words that become a brief and beautiful sentence, inside also contains a very deep meaning that covers the various sides of life of Acehnese society, those Hadih Maja, is a representation of the socio-cultural values and become part of the life of the people of Aceh.
In the previous three writings I have described Hadih Maja in the general sense (https://steemit.com/philosophy/@lamkote/understanding-of-hadih-maja-philosophy-of-life-of-aceh-community-bilingual),
Hadih Maja in government (https://steemit.com/philosophy/@lamkote/understanding-of-hadih-maja-philosophy-of-life-of-aceh-community-bilingual-part-1-government),
and Hadih Maja in relation to religion (https://steemit.com/philosophy/@lamkote/understanding-of-hadih-maja-philosophy-of-life-of-aceh-community-bilingual-part-2-religion), then on this occasion I will describe Hadih Maja concerning of education.
The education we know is divided into two forms, formal and non-formal education. In this description of Hadih Maja this time I emphasize more on the aspect of non-formal education because the most education that we got is in the life of society.
Sebagai suatu rangkaian kata yang menjadi sebuah kalimat singkat dan indah, didalamnya juga mengandung makna sangat dalam yang meliputi berbagai sisi kehidupan masyarakat Aceh, itulah Hadih Maja, representasi dari pada nilai-nilai sosial budaya dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Aceh.
Dalam tiga tulisan sebelumnya saya telah menerangkan Hadih Maja dalam pengertian umum (https://steemit.com/philosophy/@lamkote/understanding-of-hadih-maja-philosophy-of-life-of-aceh-community-bilingual),
Hadih Maja dalam pemerintahan (https://steemit.com/philosophy/@lamkote/understanding-of-hadih-maja-philosophy-of-life-of-aceh-community-bilingual-part-1-government)
dan Hadih Maja dalam kaitannya dengan agama (https://steemit.com/philosophy/@lamkote/understanding-of-hadih-maja-philosophy-of-life-of-aceh-community-bilingual-part-2-religion), maka pada kesempatan ini saya akan menguraikan Hadih Maja yang menyangkut bidang pendidikan.
Pendidikan yang kita kenal terbagi dalam dua bentuk, pendidikan formal dan non formal.
Dalam penjabaran Hadih Maja kali ini lebih saya tekankan pada aspek pendidikan non formal karena pendidikan yang terbanyak yang bisa kita dapat adalah dalam kehidupan bermasyarakat.
Through the expression of hadih maja, parents teach their children to apply and behave in accordance with the norms prevailing in society.
The value of education contained in hadih maja has its own form and value, such as the value of religious education, through Hadih Maja the elders teach their children about religious education expressed in the form of Hadih Maja or proverbs.
Likewise with the value of moral education, the value of social education, the value of cultural education and so forth. These are the values contained in the hadih maja that can be used as a guidelines of life in society.
Here are some examples of Hadih Maja that touch on education in general in society:
Melalui ungkapan Hadih Maja, orang tua mengajar anak-anak mereka untuk berlaku dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Nilai pendidikan yang terdapat dalam hadih maja memiliki bentuk dan nilainya sendiri, seperti nilai pendidikan agama, melalui Hadih Maja para tetua mengajarkan anak-anak mereka tentang pendidikan agama yang dinyatakan dalam bentuk Hadih Maja atau peribahasa.
Demikian juga dengan nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan budaya dan lain sebagainya. Ini adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Hadih Maja yang dapat digunakan sebagai pedoman hidup di masyarakat.
Berikut beberapa contoh Hadih Maja yang menyentuh pendidikan secara umum di masyarakat:
Dua go limong kapai jibungka/
Meunyo hana trouh lon cet ngon reunong
nyan bungong lon pupo geulawa
Twice five ships dismantled
If not taken with a pole
I will throw the flower
- Lima-lima kapal masuk
Dua kali lima kapal dibongkar /
Jika tidak diambil dengan galah
Bunga itu akan ku lempar*
The above phrase teaches us not to give in to circumstances. If we can not solve the problem because there is a barrier, then we have to think of another alternative to finishing those problems.
Ungkapan di atas mengajarkan kepada kita untuk tidak menyerah pada keadaan. Jika kita tidak dapat menyelesaikan masalah yang ada karena ada penghalang, maka kita harus mengabilkan alternatif lain untuk mencapai sesesai
Di sinan yang lee ureung binasa
Bala ta saba nikmat ta syuko
Di sinan yang le ureung bahagia
That is why people perish
Patience facing calamity and grateful
That's what makes people got happiness
Sombong, tamak, suka pamer, angkuh
Itulah penyebab kebinasaan
Kesabaran menghadapi musibah dan bersyukur
Itulah yang membuat orang mendapat kebahagiaan
Ôh ka malee keupeu lom guna
Shame in the end will not be useful
Semua perbuatan pikirlah dulu
Kalau sudah malu tiada berguna
Tameungon ngon teungku jeuet meudu’a
Been friends with the scholars we could learn to pray
Bergaul dengan pecandu akan menjadi pecandu,
Berteman dengan para ulama kita bisa belajar berdoa
There are still many Hadih Maja who explain about education but for this paper I think enough here. I hopeful the suggest and criticism to the improvement of this writing.
## Greetings from me @lamkote
Great post. Coba sekali-kali @lamkote bahas hadihmaja tentang romantika percintaan. Pasti seru itu. Pernak-pernik hubungan cinta remaja Aceh masa masa lalu.
Ide yang cukup bagus bang @isnorman. Akan saya usahakan pada part 5 atau 6 karena ini sedang saya susun part sosio-culture. Terima kasih atas saran yang membangun dan semoga kali ke depan bisa abang beri kritikan agar saya bisa lebih baik