Konsep Pak Tani : Pemberdayaan Ekonomi Dayah Aceh Sektor Pertanian dan Peternakan Organik

Julfan atau akrab disapa Pak Tani adalah seorang putra kelahiran Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia, tahun 1983 itu, selama ini beliau dikenal aktif sebagai penggiat sektor pertanian dan peternakan organik di Aceh. Untuk memajukan pertanian organik di Aceh, Pak Tani memilih lahan pertanian dayah atau pesantren-pesantren di Aceh dengan Konsep “Pemberdayaan Pertanian dan Peternakan Organik Dayah Aceh”.

Julfan Alias Pak Tani di salah satu lahan pembibitan lada Kawasan Matang Geulumpang Dua, Kabupaten Bireuen, Aceh. Indonesia.

“Selain itu, konsep ini juga untuk menciptakan sumber ekonomi para santri dayah, agar menjadi santri yang mandiri, dan konsep ini juga dapat menambah ilmu para santri khususnya sektor pertanian dan peternakan organik,” kata Pak Tani.

Untuk mewujudkan konsep tersebut, Pak Tani dalam sebelun tarkhir ini telah mengupayakan pertanian palawija organik di Dayah Al-Qurani Desa Seunubok Tuha, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia. Katanya tahap awal dayah Al –Qurani di bawah dipimpin oleh Tgk Anwar itu, sedang menyiapkan lahan pertanian cabe rawit, cabe hijau dan cabe merah, serta beberapa jenis sayur-sayuran yang dapat dipasarkan langsung ke pasar-pasar tradisional dalam wilayah Aceh Timur.

Persiapan lahan pertanian di areal pertanian Dayah Al Qurani Desa Seunubok Tuha Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.

“Tahap awal kita fokus pada tanaman palawija, selain pasarnya sangat gampang, masa penan juga sangat cepat. Dan cara penanaman juga kita lakukan secara serantak dengan membagikan kelompok santri untuk masing-masing jenis tanaman. Pola ini kita lakukan agar tidak terganggunya proses belajar mengajar di dayah tersebut. Para santri dayah akan mengunakan waktu luangnya untuk mengurus tanaman palwija yang mereka tanam di atas lahan pertanian yang tersedia di dayah tersebut,” kata Julfan alias Pak Tani.

Konsep tersebut dilakukan Pak Tani, semata-semata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian para guru dayah, santri, sehingga mereka betah tinggal di dayah menimba ilmu agama. “Konsep ini tidak bertujuan kearah politik, tetapi ini murni konsep untuk membantu dayah sebagai lembaga pendidikan agama Islam di Aceh,” tegas Pak Tani.

Pak Tani berbaju merah saat memberikan pengarahan tetang praktek pembuatan garam block untuk sapi di kawasan Kecamatan Pante Bidari Aceh Timur.

Selain itu, Kata Pak Tani, jika konsep ini dapat dilaksanakan di seluruh dayah Aceh yang mempunyai lahan pertanian, niscaya para santri dayah akan mendapatkan penghasilan biaya kehidupan dalam dayah, dan para santri tidak lagi tergantung biaya dari orang tua mereka dari kampung.

“Konsep pertanian organik yang kita jalankan ini juga dapat memberi ilmu pengetahuan santri dayah sebagai bekal dirinya setelah keluar dari menuntut ilmu agama di dayah, sehingga nantinya para santri dapat menerapkan ilmu pertanian dan peternakan organik di kampung halamannya dan menjalani kehidupan secara mandiri di kampung mereka masing-masing,” papar Pak Tani.

Sayur Organik (Source Image)

Konsep pemberdayaan pertanian organik di areal pertanian dayah juga dapat menguntungkan masyarakat Aceh untuk menikmati sayur-sayur organik dan hasil palawija lainya yang lebih sehat. Karena sistem penanamannya tidak menggunakan pupuk kimia. Pemberdayaan pertanian Organik di areal pertanian dayah juga salah satu upaya penyedian sayur dan palawija lainya di pasar-pasar tradisional Aceh.

“Selama ini kita ketahaui bersama bahwa sayur atau palawija yang tersedia di pasar tradisional Aceh, adalah sayur-sayur hasil pertanian dari Brastagi Sumatera Utara, yang belum kita ketahui pola penanamannya. Pemberdayaan Pertanian Organik untuk dayah-dayah di Aceh adalah salah satu upaya peningkatan ekonomi masyarakat sektor pertanian dan upaya membudayakan kosumsi sayur organik untuk kesehatan,” jelas Julfan.

Bibit Kurma Hasil Budidaya Pak Tani yang sudah berdaun tiga.

Upaya pendukung konsep Pemberdayaan Pertanian Organik di Dayah, Julfan atau Pak Tani juga telah menyediakan sebanyak 150 bibit kurma yang telah tumbuh tiga daun. Rencananya bibit kurma tersebut akan di tanam di lokasi dayah Al –Qurani Desa Seunubokk Tuha Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur. Bibit kurma tersebut merupakan hasil budidaya Pak Tani sendiri dengan menggunakan bibit unggul.

“Bibit kurma tersebut akan kita taman di lokasi dayah, karena lahan dayah Al –Qurani sangat cocok untuk tanaman kurma, karena sekitar balai pengajian ada bukit dan lahan tanaman kelapa. Insya Allah sekitar dua bulan lagi pohon kurma yang saat ini telah berdaun tiga dalam polybet dapat kita tanam langsung ke tanah lokasi dayah,” papar Pak Tani.

Sayur Hasil Pertanian Organik Untuk Masa Depan. Source Image

Meski tidak ada support dari Pemerintah Aceh. Pak Tani dengan sepenuh waktu dirinya mengaku sangat siap untuk mengembangkan konsep pemberdayaan pertanian dan peternakan organik ke dayah-dayah lainnya di Aceh Timur dan Aceh. Bagi Pimpinan dayah yang berminat untuk ikut dalam program pemberdayaan pertanian organik di dayah, dapat segera menghubungi Dayah Al- Qurani, Desa Seunubok Tuha Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Indonesia.

SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA

---

Posted from my blog with SteemPress : http://ilyasismail.com/konsep-pak-tani-perberdayaan-ekonomi-dayah-aceh-sektor-pertanian-dan-peternakan-organik/

---