Why Indonesia Tax System Using Blockchain? Steem Has Used It for Social Media | Mengapa Sistem Pajak Indonesia Memakai Blockchain? Steem Sudah Memakainya untuk Media Sosial (Bilingual)

in #steem6 years ago (edited)

Indonesia government begin to use blockchain for tax system. What is the benefits of this technology?


Interview of Charles Guinot, CEO OnlinePajak, in Koran Tempo

Indonesia Directorate General of Taxes has used blockchain technology in its tax reporting. It's name is OnlinePajak which is managed by PT Achilles Advanced System and led by Chief Executive Officer Charles Guinot. Approximately 700.000 personal and 110.000 corporate taxpayers have used this service. Some of their major clients are Garuda Indonesia, Astra, Telkomsel, Huawei, and Sinarmas.

Including Tokopedia, Gojek, Kawan Lama Group, PT Astra Otoparts Tbk, Panorama Group, Huawei, and many more. OnlinePajak has a mission to help the state increasing revenues from taxes and make it easier for taxpayers to carry out their tax obligations. (Source: OnlinePajak)

The use of blockchain in government has been predicted by world economists. World Economic Forum 2017 has released an ambitious report titled "The Future of Financial Infrastructure: An ambitious look at how blockchain
can reshape financial services" that claims that blockchain will play a major role in the global financial system.

Minister of Communication and Information Rudiantara assess OnlinePajak based blockchain will facilitate the corporation and individuals calculate, deposit, and report their tax. The advantages of this technology is the efficiency and transparency. "I support the implementation of blockchain OnlinePajak because it can provide transparency in transactions," said Rudiantara in Jakarta, April 27, 2018, as quoted by CNN Indonesia.


Charles Guinot, CEO OnlinePajak. Source: OnlinePajak

In an interview with Koran Tempo, Charles Guinot explained that they used blockchain technology because tax system involved many parties, from Directorate General of Taxation, Directorate General of Treasury, Bank Indonesia, perception banks, to third parties, such as application providers or post offices. "Each party must verify data that the process takes a short time, from the creation of billing identity, tax deposit in bank perception, until the tax receipt status is declared valid," he said.

PajakOnline blockchain-based technology made "tax payment process more accurate, fast, transparent and secure". This can "simplify the administrative burden of the company and increase transparency, thereby reducing taxpayer doubt when performing its tax obligations."

Unfortunately, not many people use PajakOnline. Last year, tax payments through this application only reached Rp 43 trillion (US$ 3,1 billion) or about 3 percent of total tax revenue of Rp 1,399.8 trillion (US$ 100 billion). Rudiantara targets this application to reach about 10 percent of total tax revenue of 2017 or Rp 142.5 trillion (US$ 10.2 billion).


Tax in cartoon. Source: Pixabay

What is Blockchain? What Are the Benefits to Taxation?

Blockchain is a distributed ledger technology. In a conventional financial system, there is only one ledger and the other is only a duplicate of the book. This makes the recording of financial transactions centralized. This closed system makes accountability questionable because only the owner has accessed to data and likely to manipulate it. Its security depends on the ability of the bookkeeper. This results in the loss of other parties' trust on the truth of the data.

The blockchain system works the other way around. This system distributes ledger to several parties. All the ledgers are identical. This enables it to create, validate and encrypt digital transactions and keep records of transactions in an irreversible way.

The main feature of blockchain is transparency, as all ledger holders can see and examine all transactions in real time. All transactions are recorded and never deleted, thereby allowing for possible data manipulation. What makes the record in blockchain even more robust is that all verified records will be stored in the transactions group (block) and the next block will be compiled on top of the previous blocks. This makes it difficult for anyone to interfere.

A transparent and hard-to-manipulate logging system is what financial institutions use for blockchain technology.

Blockchain, Steemit, and Witness

People generally know Bitcoin as an application of blockchain. In fact, blockchain can be applied in various applications. Steemit is the earliest application which implement blockchain beyond cryptocurrency. To be sure, Steemit is the first social media platform based on blockchain.

When we write, comment, give upvote, or make transactions in Steemit, we actually walk on blockchain. All activities and transactions are stored in blcokchain managed by a number of witnesses. It is these witnesses who keep and supervise the ledger of all our transactions. So, vote the witness you like.


List of Witnesses

This is how to vote the witness.

  1. Sign in at https://steemit.com/~witnesses
  2. Click on some witness accounts. You have a chance to choose 30 witnesses.

By voting witnesses, you have help maintaining of Steemit.

Good luck!


ikon-bahasa-indonesia2.png


Kartun tentang pajak. Sumber: Pixabay

Mengapa Sistem Pajak Indonesia Memakai Blockchain? Steem Sudah Memakainya untuk Media Sosial

Direktorat Jenderal Pajak Indonesia telah memakai teknologi blockchain dalam pelaporan pajaknya. Namanya OnlinePajak, yang dikelola oleh PT Achilles Advanced System dan dipimpin Chief Executive Officer Charles Guinot. Kurang-lebih 700 ribu wajib pajak pribadi dan 110 ribu wajib pajak badan telah menggunakan layanan ini. Beberapa klien besarnya adalah Garuda Indonesia, Astra, Telkomsel, Huawei, dan Sinarmas.

Termasuk di antaranya adalah Tokopedia, Gojek, Kawan Lama Group, PT Astra Otoparts Tbk, Panorama Group, Huawei, dan masih banyak lagi. OnlinePajak memiliki misi untuk membantu negara meningkatkan penerimaan negara dari pajak dan mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.(Sumber: OnlinePajak)


Wawancara Charles Guinot, CEO OnlinePajak, di Koran Tempo

Penggunaan blockchain di pemerintahan telah digadang-gadang oleh ekonom dunia. World Economic Forum tahun 2017 telah merilis laporan ambisius "The Future of Financial Infrastructure: An ambitious look at how blockchain
can reshape financial services" yang mengklaim bahwa blockchain akan memainkan peraan utama dalam sistem keuangan global.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menilai OnlinePajak yang berbasis blockchain akan mempermudah korporasi maupun individu menghitung, menyetor, dan melapor pajaknya. Kelebihan teknologi ini adalah pada keefisienan dan tranparansi dalam transaksi. "Saya mendukung penerapan blockchain OnlinePajak karena dapat memberikan transparansi dalam transaksi," ujar Rudiantara di Jakarta, 27 April 2018, seperti dikutip CNN Indonesia.

Dalam wawancara dengan Koran Tempo edisi 7 Mei 2018, Charles Guinot memaparkan bahwa teknologi blockchain dipakai karena sistem perpajakan ini melibatkan banyak pihak, dari Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bank Indonesia, bank persepsi, hingga pihak ketiga, seperti penyedia aplikasi atau kantor pos. "Setiap pihak harus melakukan verifikasi data yang prosesnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dari pembuatan identitas billing, penyetoran pajak di bank persepsi, sampai status tanda terima pajak itu dinyatakan valid," kata dia.

PajakOnline berbasis blockchain membuat "proses pembayaran pajak menjadi lebih akurat, cepat, transparan, dan aman". Hal ini dapat "menyederhanakan beban administrasi perusahaan dan meningkatkan transparansi, sehingga mengurangi keraguan wajib pajak ketika melakukan kewajiban pajaknya."

Sayangnya, belum banyak orang memakai PajakOnline. Tahun lalu, pembayaran pajak melalui aplikasi ini baru mencapai Rp 43 triliun atau sekitar 3 persen dari total penerimaan pajak Rp 1.399,8 triliun. Rudiantara menargetkan aplikasi ini dapat mencapai sekitar 10 persen dari total penerimaan pajak 2017 atau Rp 142,5 triliun.

Apa Itu Blockchain? Apa Manfaatnya bagi Perpajakan?

Blockchain adalah teknologi buku kas (ledger) yang tersebar. Dalam sistem buku kas konvensional, hanya ada satu buku kas yang sah dan yang lain hanyalah duplikat dari buku itu. Ini membuat pencatatan transaksi keuangan bersifat terpusat. Sistem tertutup ini membuat akuntabilitasnya dipertanyakan karena hanya pihak pencatat yang punya akses terhadap data dan sangat mungkin memanpulasinya. Keamanannya sangat bergantung pada kemampuan pemegang buku. Hal ini mengakibatkan kurannya kepercayaan pihak lain terhadap kebenaran pencatatan tersebut.

Sistem blockchain bekerja sebaliknya. Sistem ini adalah buku kas yang tersebar ke beberapa pihak. Semua buku itu identik. Hal ini membuat dia dapat membuat, mengesahkan dan mengenkripsi transaksi digital dan menyimpan catatan transaksi dengan suatu cara yang tak bisa dikorupsi.

Ciri utama dari blockchain adalah transparansi, karena semua pemegang buku kas dapat melihat dan memeriksa langsung semua transaksi secara real time. Semua transaksi dicatat dan tak pernah dihapus, sehingga menisbikan kemungkinan manipulasi data. Yang membuat catatan di blockchain makin kokoh adalah semua catatan yang sudah diverifikasi akan disimpan dalam kelompok transaksi (blok) dan blok berikutnya akan disusun di atas blok sebelumnya. Hal inilah yang mempersulit siapa pun untuk mengintervensi data.

Sistem pencatatan yang transparan dan sulit dimanipulasi (untuk tidak menyabutnya tak dapat dimanipulasi sama sekali) inilah yang menjadi andalan lembaga keuangan untuk memakai teknologi blockchain.

Blockchain, Steemit, dan Witness

Selama ini orang umumnya mengenal Bitcoin sebagai aplikasi dari blokchain. Padahal, blockchain dapat diterapkan di berbagai aplikasi. Steemit bisa dibilang sebagai aplikasi paling awal yang menerapkan blockchain di luar cryptocurrency. Yang pasti, Steemit adalah platform media sosial pertama yang berbasis blockchain.

Ketika kita menulis, berkomentar, memberi upvote, atau melakukan transaksi di Steemit, sebenarnya kita berjalan di atas blokchain. Seluruh kegiatan dan transaksi itu tersimpan dalam blcokchain yang dikelola sejumlah witness. Para witness inilah yang menyimpan dan mengawasi buku catatan (ledger) semua transaksi kita. Maka, pilihlah witness yang sesusai keinginanmu.


Daftar Witnesses

Caranya:

  1. Masuk ke https://steemit.com/~witnesses
  2. Klik beberapa akun witness. Kamu punya kesempatan untuk memilih 30 witness.

Dengan memilih witness, kamu turut membantu pengembangan Steemit.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #writing #blockchain #socialmedia #bitcoin #cryptocurrency


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Sort:  

postingan yang bermanfaat bg, thank informasinya :)

Selalu informatif & bermanfaat postingannya bro @blogiwank...
Keren dah...😀☕❤

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 58559.96
ETH 3156.41
USDT 1.00
SBD 2.44