Cerita Ramadhan_13# Fenomena Tukar Uang Baru
Bulan Ramadhan tiba, sederet pedagang musiman bermunculan untuk memanfaatkan momen ini sebagai ladang memperoleh berkah penghasilan. Bisnis kue kering, parcel, pakaian, ataupun takjil adalah beberapa usaha musiman yang laris manis dan diuntungkan saat Ramadhan seperti ini.
Selain beberapa usaha di atas, ada satu usaha yang sering kita jumpai jelang lebaran seperti ini. Jasa tukar uang baru, adakah yang sering melihatnya atau bahkan salah satu pemakai jasa mereka?
Di Indonesia perayaan idul fitri terasa lengkap dengan tradisi bagi-bagi angpao kepada sanak saudara dengan menggunakan uang baru. Fenomena inilah yang akhirnya memunculkan jasa penukaran uang baru.
Kemarin sore saat jalan-jalan ke kawasan Jalan Pahlawan Semarang, ada banyak sekali jasa tukar uang baru seperti ini di sepanjang jalan. Lapak mereka juga cukup simpel, hanya bermodalkan sepeda motor yang parkir di pinggir jalan kemudian mereka akan menodongkan uang baru yang sudah di tata sedemikian rapi kepada setiap kendaraan yang lewat.
Meski sudah banyak bank yang memberlakukan penukaran uang baru bagi nasabahnya (bahkan tanpa adanya pungutan biaya admin), tetap jasa pengguna jasa tukar uang baru di jalan ini masih ramai. Biasanya mereka adalah orang-orang yang enggan mengantre panjang di bank.
Selain antrean yang panjang, dibatasinya nominal penukaran menjadikan sebuah alasan kenapa penyedia jasa tukar uang baru masih laris manis. Padahal ketika memakai jasa ini, kita akan dikenakan biaya jasa sebesar sepuluh hingga lima belas ribu rupiah untuk setiap penukaran.
Bagaikan bank yang memiliki sederet uang baru dengan nominal yang lengkap, penyedia jasa tukar uang juga menyajikan lengkap beberapa nominal dari lima ribu, sepuluh ribu, dua puluh ribu, hingga seratus ribuan.
Uang lima ribuan dan dua puluh ribuan adalah yang paling banyak dicari, begitu penuturan salah seorang penyedia jasa tukar uang yang aku temui. Kebetulan kemarin aku ikut menukarkan uang untuk ikut menjaga tradisi saat lebaran nanti pada ponakan-ponakan, hihihi
Nah udahan dulu ya cerita kali ini, ehmm.. buat yang belum baca episode sebelumnya bisa baca di sini:
Cerita Ramadhan_1
Cerita Ramadhan_2
Cerita Ramadhan_3
Cerita Ramadhan_4
Cerita Ramadhan_5
Cerita Ramadhan_6
Cerita Ramadhan_7
Cerita Ramadhan_8
Cerita Ramadhan_9
Cerita Ramadhan_10
Cerita Ramadhan_11
Cerita Ramadhan_12
Terima kasih kepada Kurator Indonesia @aiqabrago dan @levycore, kepada teman-teman Komunitas Steemit Indonesia. Mari saling berbagi, mari saling menguatkan.
Sampai jumpa pada cerita Ramadhan selanjutnya...
Bener banget itu setiap lebaran pasti banyak banget yang nukarin uang baru alasannya buat bagi THR, setiap lebaran idul fitri kita selalu identik dengan mudik dan hal yang bersifat baru, padahal jiwa dan hati lah yang diharuskan baru atau putih kembali.
Mungkin sudah tradisi secara turun temurun Mas. Hal-hal inilah yang nantinya di rindukan jika Ramadhan telah usai.
tukar uang untuk memberi sangu sanak saudara, dan anak2 kecil ya Mba @patriciadian?
Iya Mba Etty, biasanya udah di todong ponakan yang kecil-kecil. Dan biasanya pada seneng kalo dapatnya uang yang masih baru,hahaha