You are viewing a single comment's thread from:

RE: The street as high as the roof | Jalan Setinggi Atap |

in #opinion7 years ago

Perencanaan tata kota kita tidak menyeluruh, tapi dilakukan sepotong-sepotong. Tidak seperti di negara maju, seluruh fasilitas telah direncanakan dengan baik dari awal dan mereka memegang komitmen itu, pembangunannya berkelanjutan siapapun pemimpinnya

Sort:  

Itu karena kita tidak memiliki cetak biru pembangunan @rayfa. Sejak awal, pembangunan bukan berdasarkan kebutuhannya dengan analisis menyeluruh dari seluruh pemangku kepentingan. Pembangunan datang dari broker proyek, baik yang ada di swasta, eksekutif, maupun legislatif. Anggota parlemen main proyek itu sudah biasa. Yang tak main proyek justru dianggap aneh.

Pembangunan jalan, misalnya, dari alokasi anggaran katakankah Rp100 juta. Untuk administrasi ini itu sudah habis berapa persen, lobi sana sini berapa persen, untuk kepala dinas, pimpro, pengawas, sampai hak preman juga ada. Akhirnya, yang benar-benar jatuh ke jalan tinggal 40 persen. Bagaimana kualitasnya? Seperti kita lihat, sebulan di aspal sudah tumbuh rumput. Atau jalan penuh lubang.

Saya heran ya, kenapa kualitas jalan tidak dibangun saja setara jalan tol. Jadi sampai 50 tahun jalan tetap tahan dan dana yang ada bisa dialihkan ke pos lain. Anggaran memang selalu terbatas. Tapi, bangun dulu secukupnya sesuai anggaran yang ada, kualitas jangan dinomor 300-an. Kualitas tetap nomor satu.

Terima kasih @rayfa yang sudah singgah.

Ya begitulah, makanya diperlukan kontrol sosial dari berbagai pihak dan jika ada praktek pungutan liar silahkan dilaporkan. Saya juga berterima kasih untuk artikel dan komentar yang memberi pencerahan :)

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 60929.80
ETH 2371.67
USDT 1.00
SBD 2.49