Idul Fitri adalah momen spesial bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia. Kedatangannya selalu disambut dengan suka cita yaitu kumandang Takbir yang menggema sampai menggetarkan Arsy-Nya.

Idul Fitri 1439 H adalah momen lebaran pertama saya jauh dari orang tua dan sanak saudara. Saya pikir, saya akan kesepian melewati lebaran sendiri di tanah rantau ini. Tapi Maha Baiknya Allah, selama Ramadhan hingga Idul Fitri semua berjalan dengan indah dan mengesankan.

Berlebaran di Indonesia, biasanya akan sibuk dengan persiapan hidangan lebaran, baju baru, juga agenda silaturahmi dengan saudara-saudara. Namun, lebaran di rantau kali ini, sangat jauh berbeda. Sama sekali tidak ada agenda menyiapkan hidangan lebaran atau baju baru. Hari-hari disibukkan dengan persiapan kelulusan yang semakin dekat saja deadlinenya. Meski begitu, aku sangat bersyukur, justru itulah yang membuat lebih fokus menjalani hidup. Pagi hingga sore habis di lab, lalu magrib hingga isya' di Mushola untuk buka bersama, solat magrib, isya, dan tarawih berjamaah, setelahnya baru pulang dan dilanjutkan aktivitas lainnya di rumah.

Malam Idul Fitri di NCU pun begitu syahdu. Ternyata, meski di negeri minoritas muslim, saya masih bisa mendengar takbir idul fitri berkumandang dengan nyaring, bahkan terdengar sampai di jalanan menuju Mushola Pusat. Selepas buka bersama di Mushola seperti biasa, kami menunaikan solat Magrib, dan takbir mulai dikumandangkan saat itu. Malam itu, kebahagiaanku pun semakin lengkap saat diumumkan bahwa tulisan yang saya kirim menjadi juara tiga Lomba Menulis Kisah Ramadhan di Bumi Formosa. Puji syukur padaMu ya Rabb. Tulisannya bisa dibaca dipostingan sebelumnya.

Pagi harinya, saya bersama beberapa teman berangkat menuju Masjid Longgang untuk menunaikan solat Idul Fitri. Alhamdulillah sekali, disaat teman-teman masih ada yang harus berjuang untuk ujian akhir semester hari itu, saya bisa mendapat ijin dari Profesor untuk libur satu hari. Kami pun menunggu bus pertama di halte kampus. Bus baru datang pukul 06.50 waktu Taiwan. Sempat khawatir kalau terlambat karena jarak kampus dan masjid cukup jauh, sekitar satu jam dengan dua kali ganti bus. Lagi-lagi saya harus bersyukur, disaat masjid penuh sesak sampai pelataran, murid saya di PKBM Muhammadiyah Taiwan yang sudah datang lebih dulu dengan baik hati menyisakan ruang kosong untuk saya, sehingga saya dan dua teman saya bisa mendapat tempat solat tanpa pusing-pusing mencari terlebih dahulu.

Usai solat Idul Fitri, takmir masjid sudah menyiapkan hidangan istimewa untuk kami. Di awal, ada dua macam kue yang diputar ke seluruh jamaah. Kemudian dilanjutkan dengan makan besar. Seluruh jamaah dengan suka cita menikmati hidangan yang telah disediakan. Pulang dari masjid, saya dapat oleh-oleh juga dari mba Siska, kue nastar satu toples, manisan dan kacang, juga biskuit. Benar-benar seperti lebaran, eh benar-benar lebaran!

Kue Nastar Yummi dari mba Siska dan buah-buahan dari para Santri di acara Halal bi Halal PKBM Muhammadiyah Taiwan

Sepulang dari Masjid Longgang, kami menyempatkan mampir dulu ke Hsinming, suatu daerah yang menjajakan minuman khas Taiwan: Mangguo Ice Cream atau es krim mangga. Masyaa Allah, nikmat sekali. Karena satu porsinya sangat banyak, kami pesan semangkuk untuk berdua, biar lebih hemat juga hehehe. Mangguo Ice Cream di Hsinming ternyata jauh lebih murah dari pada di pasar malam Ximen. Dengan porsi sama, rasa juga sama-sama enak, harganya 50% lebih murah. Worth it banget deh!

Nah, hari Ahadnya saya datang ke acara Ied Mubarak & Moslem Culture Festival di Daan Park, Taipei. Hitung-hitung sebagai pengganti kunjungan ke rumah saudara lah ya. Setelah perjalanan dua jam dengan bus dan ganti kereta dua kali, sampai juga saya di Daan Park. Sesampainya di sana, ternyata banyak sekali pengunjungnya. Sebenernya berat mau ke Taipei hari itu, karena saya belum selesai mengerjakan tugas dari Pof, tapi disisi lain ada amanah untuk mengantarkan sertifikat lomba Kompetisi Ramadhan yang diadakan oleh PCI Muhammadiyah Taiwan yang akan dibagikan hari itu. Setelah galau sendiri antara mau berangkat atau tidak, akhirnya kumantapkan hati untuk berangkat.

Lontong, opor, rendang, urapan, dan sambel yang jadi pengobat rindu rumah. Chefnya santri-santri hebat PKBM MT.

Di Daan Park, Alhamdulillah bisa kumpul dengan saudara-saudara sesama muslim, bisa turut meramaikan stand Batik PCI Muhammadiyah Taiwan dan halal bi halal dengan teman-teman PKBM Muhammadiya Taiwan. Meski diawal sempat galau karena masih kepikiran tugas, tapi sesampainya di Daan semua menguap. Berkumpul dengan teman-teman, menikmati makanan-makanan yang mereka bawa, ngobrol-ngobrol, foto-foto  membuat momen lebaran di rantau ini begitu berharga. 

Merantaulah...  Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan)  -Imam Syai'i-

Kumpul keluarga besar PCIM, PCIA, dan PKBM MT di Daan Park

Inilah kisah pertamaku lebaran di tanah rantau. Meski jauh dari keluarga, tapi kehangatan dan keakraban bersama saudara-saudara sesama muslim di Taiwan ini begitu istimewa. Mampu menggantikan kehadiran mereka. 

Jazakumullah khairan katsira untuk teman-teman semua. Semoga persaudaraan kita ini tidak berhenti sampai disini. Semoga Allah ridho, mempertemukan kita lagi di jannahnya nanti.

Mumpung masih suasana lebaran, selamat lebaran Idul Fitri sahabat Steemit semua. Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf apabila ada tulisan yang tidak berkenan di hati Anda. 

Salam dari Taiwan, dari kami yang sedang berjuang. Mohon doanya ya, semoga Allah mudahkan segala sesuatunya.